6| Masker-an

249 37 3
                                    


_______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______________________________________

Waktu menunjukkan pukul dua siang tepat, pesawat yang ditumpangi keluarga Byantara mendarat dengan sempurna di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Setelah menempuh perjalanan panjang, akhirnya Aldebaran, Andin, Reyna, Askara, dan Rossa tiba kembali di kota metropolitan itu. Mereka segera bergegas menuju rumah, tempat yang selalu mereka rindukan saat berada jauh.

Tak lama setelah melewati keramaian jalanan Jakarta, mobil yang mereka tumpangi perlahan memasuki area rumah besar berwarna putih yang berdiri megah di kawasan elite. Suara deru mesin yang perlahan mati seolah menjadi sinyal bahwa mereka telah sampai di rumah. Para pekerja rumah tangga dengan sigap membuka pintu mobil dan mulai mengeluarkan barang-barang bawaan mereka.

Satu per satu, mereka melangkahkan kaki keluar dari mobil. Andin merapikan pakaian Reyna dan Askara yang terlihat sedikit kusut setelah perjalanan panjang. Keduanya tampak lelah namun bersemangat karena telah kembali ke tempat yang akrab bagi mereka.

Begitu masuk ke dalam rumah, Reyna dan Askara langsung merebahkan tubuh mereka di sofa panjang yang berada di ruang keluarga. Kelelahan terlihat jelas di wajah kedua anak itu, setelah beberapa hari penuh petualangan dan perjalanan yang melelahkan. Rossa juga tak ketinggalan, ia duduk sejenak di samping cucu-cucunya.

Namun tiba-tiba, Aldebaran memecah keheningan dengan ucapannya. "Ndin, Mah, saya ke kantor dulu sebentar ya," katanya dengan suara tenang namun tegas.

Andin menoleh, sedikit terkejut. "Loh, ngapain mas? Baru juga sampai, masa mau pergi lagi?" tanyanya heran, tak menyangka suaminya langsung ingin pergi setelah baru saja tiba di rumah.

Aldebaran tersenyum tipis, "Ada kerjaan dikit yang harus saya selesaikan," jawabnya, mencoba menenangkan Andin.

"Emang nggak bisa nanti aja?" Andin mencoba menahan suaminya, mengharapkan mereka bisa menghabiskan waktu bersama setelah liburan singkat.

"Gabisa, ndin. Ini penting dan cuma sebentar kok. Nanti malam saya janji akan ikut makan malam bareng kalian," jawab Aldebaran sambil merapikan kemejanya.

Rossa yang mendengarkan percakapan itu hanya bisa menghela napas panjang. "Hmm anak mama... kerja, kerja, dan kerja terus," sahut Rossa dengan gelengan kepala.

Aldebaran hanya tersenyum tipis mendengar komentar ibunya. Ia tahu betapa ibunya selalu khawatir dengan kesehatannya, namun tugas dan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga dan pengusaha seringkali membuatnya tak punya pilihan.

"Yaudah, saya jalan dulu ya," pamit Aldebaran sambil berpamitan pada Andin dan Rossa.

Tak lupa, ia juga berpamitan kepada Reyna dan Askara yang masih setengah terlelap di sofa. "Kakak..... Adek, Papa pergi dulu ya sebentar," ujarnya dengan lembut.

Reyna yang mendengar itu segera duduk tegak, menatap papanya dengan mata besar yang penuh harap. "Kok pergi, Pah? Kan kita baru balik," keluh Reyna dengan nada manja.

SEMBILUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang