****** POV Ashel on :
Setelah Adel pergi sejak itu juga kebahagiaanku pergi, aku memang sudah berjanji untuk bahagia setelah ini tapi aku tidak bahagia, semuanya yang aku lewati hanya dunia yang hampa dan penuh kebohongan.
Hari yang aku benci tiba, yang dimana hari pernikahan antara aku dan Chiko. Laki-laki yang pilihan papi katanya baik, perhatian dan bertanggungjawab ini, tapi aku tidak yakin. Aku hanya menerima laki-laki ini dengan penuh kebohongan, membohongi hatiku seolah-olah aku mencintai dirinya jujur aku tersiksa dengan rasa ini.
Sebuah gedung di dekorasi dengan sangat indah, aku bisa melihat banyak tamu yang datang pastinya rekan kerja dari papi dan laki-laki ini. Aku duduk berhadapan dengan cermin saat ini aku tengah di make-up memoleskan bedak ke wajahku, dan aku hanya bisa menatap kosong ke cermin. Memperhatikan wajahku dari atas sampai bawah terlihat sangat malang hidupku, sudah ditinggalkan dan aku harus memulai sesuatu yang tidak aku harapkan.
Sampai mommy datang saja aku hanya bisa meliriknya, lidahku terlalu kaku untuk menyapa dan mulut ku terlalu rapat terkunci. "Anak mommy cantik banget" entah itu pujian atau hinaan, aku tidak bisa berpikir jernih saat ini.
"Iya Bu anaknya cantik banget" aku mendengar salah satu dari orang disana yang juga memuji.
Tuhan aku tidak mau seperti ini, kalau ada orang yang mau mengajakku pergi tolong ajak aku sekarang juga. Tapi sayangnya tidak ada yang mau menolongku aku terjebak diantara labirin yang telah dibuat papi.
Anin melangkahkan kakinya mendekati ashel dengan tersenyum lebar, "nak hari ini kamu bakal menjadi milik orang lain, mommy berharap kamu bahagia ya" ucap Anin dengan tulus.
Mendengar penuturan mommy membuatku menundukkan kepala, aku tidak yakin mom dengan ini. Tapi aku tidak bisa menentang semuanya, aku juga berharap dia bisa membahagiakanku seperti yang mommy harapkan. "Semoga mom" jawaban yang mewakili semuanya tidak salah jika manusia berharap selebihnya urusan Tuhan.
Aku dan mommy menunggu Chiko mengucapkan kata-kata sakral yang dimana janji dia, saat ini aku benar-benar hancur entah aku harus bahagia atau sedih yang pastinya rasanya campur aduk. Yang jelas aku mendengar dengan lantang suaranya mengucapkan ijab kabul, aku menangis karena mulai detik ini aku telah sah menjadi istrinya. Aku juga melihat mommy menangis karena bahagia tapi aku? Huh.. hanya Tuhan yang tau.
*****
Aku mendengar kabar kalau hari ini dirinya menikah, jujur hatiku benar-benar hancur tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. JMT dan Ella datang ke acara pernikahannya sementara aku hanya menatapnya dari jauh, aku hari ini memutuskan untuk pulang tapi kakiku terasa berat untuk datang ke tempat pernikahannya, bukan aku tidak mau bertemu dengannya tapi aku tidak sanggup.
Telpon terhubung dengan oniel dan aku mendengar jelas laki-laki itu dengan lantang mengucapkan kata-kata sakral dalam pernikahan, rasa sesak di dada menyeruak, air mata yang ingin aku tahan sudah tidak dapat terbendung lagi. Aku menangis sendirian, menyesal karena aku tidak bisa bersamanya tapi aku tidak mungkin menentang takdir.
Oke tuhan sudah cukup, cukup dengan penyiksaan yang amat terlalu sakit, cukup untuk penderitaan yang panjang ini. Aku lelah, aku muak dengan semuanya.
"Del lihat Ashel dia cantik sekali"
Mendengar suara oniel membuatku menatap layar handphone yang memperlihatkan dirinya berjalan bersama sang mommy, dengan dibalut kebaya putih dia terlihat sangat cantik. Chiko beruntung bisa memiliki dirinya, "ya dia cantik" sampai sekarang aku masih memuji dirinya dan sekarang aku harus berhenti untuk memujinya karena dia sudah menjadi milik orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA KITA S2 [DELSHEL]
Teen Fictionlanjutan dari cerita sebelumnya Yang dimana ashel harus berpisah dengan seseorang yang meninggalkan luka sedalam ini, membuatnya harus berpura-pura bahagia untuk menutupi semuanya. Padahal dirinya tidak bahagia sama sekali, kebahagiaannya hilang ber...