Chapter 8 : Sebuah rasa?

450 61 21
                                    


*****

* Kediaman Ashel

Ashel masih terdiam mendengar ucapan Zee, "shel aku tau kamu berbohong agar semuanya terlihat baik-baik saja kan, mungkin kamu bisa bohongi orang lain tapi kamu ngga bisa bohongi aku" lanjut Zee yang kini menggenggam tangan ashel.

Ashel melirik tangannya yang kini digenggam oleh Zee, entah kenapa ashel merasakan kenyamanan sama seperti Adel menggenggam tangannya, karena tidak mau kembali merasakan rindu untuk kesekian kalinya ashel menarik tangan nya dari Zee, "maaf shel" ucap Zee yang tidak enak dengan ashel.

"Iya ngga papa ze" jawab ashel dengan tersenyum didepan Zee.

"Oh ya aku waktu itu aku ngelihat orang berdiri cukup jauh kayak sih perhatiin kamu gitu" ucap Zee yang membuat ashel mengerutkan keningnya.

"Siapa? Terus kapan?" tanya ashel dengan beruntun ke Zee.

"Aku ngga tau dia siapa, dia pake hoodie jadi ngga kelihatan dengan jelas dan itu tiga hari yang lalu saat kita berdua lagi jalan-jalan di taman" jawab Zee sambil memakan keripik kentang yang dia bawa.

Ashel mencoba mengingat itu tapi dia tidak ingat, "aku ngga ingat dan aku juga ngga lihat" balas ashel.

"Hum yaudah ngga papa selagi dia ngga ganggu kamu mah aman aja" beber Zee yang tersenyum kearah ashel.

"Iya zee" lanjut ashel yang kembali fokus pada kegiatannya, "apa itu Adel?" gumam ashel yang tertuju pada Adel.

* Flashback on:

Tiga hari yang lalu yang dimana ashel dan Zee sedang berjalan-jalan di taman sore hari hanya untuk menikmati hembusan angin di sore hari dan mungkin menikmati senja yang sebentar lagi akan muncul.

Keduanya pun duduk menikmati hembusan angin di sore hari, "ternyata lebih indah sore hari daripada pagi ya" ucap Zee yang duduk di samping ashel.

"Iya ya aku baru sadar ternyata lebih indah sore" jawab ashel dengan senyum khasnya.

Zee melirik ashel yang ada disampingnya, memperhatikan ashel yang tengah menutup matanya saat angin menerpa wajahnya, "cantik" gumam Zee yang ikut tersenyum.

"Shel kamu mau permen kapas ngga?" tanya Zee yang membuat ashel menoleh kearahnya.

"Wahh udah lama ngga makan permen kapas, boleh sih Zee" jawab ashel yang membuat Zee berdiri dari duduknya.

"Yaudah kamu tunggu disini aku akan beliin untuk kamu ya" beber Zee dan dianggukan oleh ashel.

"Iya" balas ashel dan Zee pun meninggalkan ashel sendirian yang tengah duduk sendirian.

Sementara itu di kejauhan ada seseorang yang memperhatikan ashel bahkan saat ashel baru sampai, dirinya tersenyum melihat wajah ashel tapi ekspresi wajah kesal keluar saat melihat ashel akrab dengan Zee, "siapa orang itu? Kenapa dia terlihat sangat akrab dengan ashel?" Gumamnya dengan ekspresi kesal.

Melihat ashel duduk sendirian dirinya ingin menghampiri ashel, dan berjalan mendekati ashel tiba-tiba Zee datang dengan membawakan permen kapas untuk ashel dan dia menghentikan langkahnya, terlihat ekspresi bahagia ashel saat permen kapas berbentuk boneka berada ditangannya.

Matanya masih memperhatikan gerak-gerik ashel dan Zee, sudut bibirnya pun terangkat saat melihat wajah ashel yang tersenyum. Entah kenapa Zee menoleh kearahnya dan dia pun menatap Zee, tatapan keduanya pun bertemu yang kemudian orang ini memutuskan kontak mata dengan Zee dan pergi dari sana.

"Makasih ya Zee" ucap ashel yang masih sibuk dengan permen kapas nya merasa tidak ada jawaban dari Zee ashel menoleh kearahnya, "Zee ada apa?" tanya ashel yang menyenggol lengan Zee.

CERITA KITA S2 [DELSHEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang