Happy reading.
Upaya Terakhir
Patron, 150 tahun setelahnya.
"Semua warga Patron sebentar lagi kita akan mengirimkan remaja-remaja yang terpilih atau yang biasa kita sebut Remhan untuk pergi keluar. Seratus lima puluh tahun setelah musim dingin ekstrem, bangunan yang kita sebut Patron ini telah melindungi kita. Tapi kita tak bisa terus bertumpu pada Patron, bangunan ini pasti akan rusak pada akhirnya, seperti yang terjadi pada Area Enam. Upaya yang hanya bisa kita lakukan adalah dengan mengirim lima remaja yang terpilih setiap Area untuk dikirim keluar Patron dan melakukan misi penting. Misi yang mungkin akan menyelamatkan mereka dan kita," ucap pria tua di atas mimbar menggema nyaring.
"Mengirim mereka keluar sama saja dengan membunuhnya!" teriak salah satu seorang pria yang ada di dalam kerumunan dengan marah.
"Tenang ini semua demi kebaikan. Berdiam di dalam Petron tanpa melakukan apa-apa hanya akan membuat kita mati dengan perlahan," ucap pria tua itu berusaha menyakinkan kerumunan.
Terdapat seorang wanita juga ikut berdiri di atas mimbar, tepatnya di belakang pria tua yang barusan bicara.
"Hentikan pemilihan yang hanya menguntungkan Area Sentral," seorang wanita maju menuju para Prajurit yang berbaris, dia mendekati mimbar sambil protes dengan lantang, membuat semua orang yang ada di kerumunan setuju.
Wanita dengan pakaian rapi di atas mimbar seperti memberikan isyarat. Salah satu Prajurit berseragam serba abu-abu langsung mengarahkan senjatanya, tak memerlukan waktu lama prajurit itu langsung menembak wanita di kerumunan yang baru saja protes.
Tembakan dilepaskan, seketika wanita di kerumunan langsung roboh terjatuh. Pria tua yang berada di atas mimbar terkejut dengan kejadian itu, begitu pula dengan para kerumunan.
Dengan sekejap suasana langsung ricuh, para kerumunan mulai memberontak ingin naik ke atas mimbar untuk menyerang pria tua yang ada di sana. Mereka kira pria tua itu yang telah memerintahkan Prajuritnya untuk menembak.
Beberapa orang di kerumunan juga meneriakkan nyaring kata 'Dewan Pembunuh.'
Pria yang barusan berpidato di atas mimbar itu membeku melihat kerumunan yang yang kacau. Wanita yang ada di belakangnya langsung memerintahkan Prajurit lain untuk membawanya masuk kembali keruangan tepat di belakang mimbar.
Dengan sigap wanita berambut pirang sebahu itu menuju mic. "Pemilihan akan tetap dilangsungkan, bagi yang menentang akan diberikan hukuman," ucapnya lalu ikut masuk meninggalkan para kerumunan yang ditangani Prajurit dengan kasar.
Di dalam ruangan pria tua itu marah pada wanita yang memerintahkan Prajurit untuk menembak. "Berani-beraninya kau Rosa. Barusan kau membunuh manusia dan kau tetap terlihat tenang." Pria tua yang awalnya marah menjadi heran akan tingkah wanita bernama Rosa, salah satu dari Dewan yang ada di Patron.
"Ayah kau harus setuju, sama dengan para Dewan lain yang setuju akan ini. Kau terlalu lembek hingga banyak warga Petron yang mengabaikanmu," ucapnya.
"Berhenti memanggilku Ayah, aku bahkan tak sudi memiliki putri seperti kau."
Pria tua barusan adalah Ketua Dewan Petron, memang terdapat banyak Dewan di dalam Petron, tapi untuk jabatan Ketua Dewan hanya ialah yang memilikinya. Di dalam Petron dia sudah bisa dikatakan layaknya Raja, tapi tetap saja entah itu Raja atau Ketua Dewan dia tak bisa sembarangan dan seenaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petron
AdventureSebuah alat yang digadang-gadang akan menghentikan kemarau panjang malah membuat seluruh dunia membeku. Dalam sekejap seluruh isi bumi terkubur oleh salju. Tidak ada masa depan bagi penghuni bumi, bumi yang penuh warna kini hanya memiliki warna put...