Happy reading.
Menuju Daratan Putih
Semuanya terlihat mengenakan jubah putih pendek selutut dengan lengan se-siku. Satu persatu dari mereka dipanggil, Bella masuk setelah mendengar namanya baru saja disebut. Seorang wanita dengan jas serta masker menyuruhnya untuk duduk.
Di sebelahnya terdapat Galih yang juga ditangani oleh seorang berjas putih layaknya Dokter. Tidak ada lagi perban di tangan kiri Galih seperti sebelumnya. Sebuah pisau bedah baru saja menyayat bahu sebelah kanan Bella, dan setelahnya rasa perih terasa akibat luka yang dihasilkan.
Sebuah alat berbentuk bulat dengan lampu berwarna merah dimasukkan ke dalam luka sayatan di bahu, lalu luka ditutup dengan dijahit, meninggalkan alat itu di dalamnya. "Alat baru saja di aktifkan. Detak jantung, suhu badan, dan keadaan tubuh lainnya normal, persentase seratus persen," ucap wanita itu di balik masker. "Buka plester lukanya saat kau ganti baju," tambahnya.
Bella menatap ke arah Galih. "Persentase sembilan puluh delapan persen," ucap yang baru saja memeriksa Galih.
Mereka berdua dipersilahkan keluar. "Kenapa kau sembilan puluh delapan sedangkan aku seratus persen?" tanya Bella pada laki-laki bermata coklat itu.
"Entahlah, mungkin tanganku masih belum sembuh," sahut Galih.
Seorang Prajurit menghampiri mereka berdua, memerintahkan untuk mengikutinya. Sebuah pintu kaca di buka memperlihatkan Zavier dan Sofia ada di sana, bersama para Dewan termasuk Cahya.
Dengan cepat Bella dan Galih mengambil posisi untuk ikut duduk di bangku kosong yang tersisa. Wanita berambut pirang maju ke depan dan memerintahkan Aris untuk menyalakan TV besar. Bella mengenali pasti wanita yang baru saja maju ke depan, dia adalah Rosa yang merupakan Bibinya serta orang tua dari Alex, memang mereka jarang bertemu tapi saat sudah bertemu wanita itu menatap Bella bukan seperti tatapan seorang Bibi terhadap Keponakan, melainkan tatapan penuh intimidasi layaknya berkompetisi.
"Aku akan memberitahukan misi kalian. Setiap Remhan pasti diberikan misi untuk mematikan alat 3MC yang tertanam di berbagai titik. Dan hanya tersisa satu alat yang belum dimatikan, dan itu merupakan misi kalian. Remhan yang memiliki misi itu sebelumnya tidak berhasil, kami curiga ada yang tidak beres. Sempat mereka mengirimkan satu video pada Petron sebelum alat yang terpasang pada tubuh mereka mengatakan semuanya tewas." Jelas Rosa.
Dengan cepat Aris menekan beberapa tombol hingga membuat TV yang awalannya hanya menampakan logo Petron kini berganti menjadi sebuah video.
Terlihat di TV seseorang Remhan perempuan sebelumnya ngos-ngosan dengan beberapa salju yang menyangkut di rambut hitamnya.
"Mati, yang lain mati. Mereka membunuh kami, berhenti mengirim Remhan," ucap perempuan itu dengan ngos-ngosan di ikuti dengan isak tangis. "Kami gagal dan misi tidak berhasil, kerena-" ucapnya terpotong akibat kamera terjatuh.
Beberapa saat kemudian teriakan terdengar hingga sesuatu yang tidak jelas menghancurkan kamera.
"Apa itu?"
"Kalian sudah lihat, sampai sekarang kami para Dewan belum mengetahui penyebabnya, kalian harus bersiap akan apa yang terjadi di luar sana. Untuk Regu-" Rosa terhenti saat melihat Cahya bangun dari duduknya.
"Biar aku yang jelaskan." Cahya angkat suara. Sebenarnya itu memang tugasnya, tapi sebelumnya dia benar-benar tidak memiliki tenaga untuk melakukannya, kini dia harus kuat dan yakin bahwa Bella akan baik-baik saja nanti. "Kalian terbagi menjadi dua regu. Galih dan Sofia ada di Regu Satu, Zavier dan Bella di Regu Dua. Kalian akan diturunkan di titik yang berbeda. Namun, misi kalian sama, yaitu mematikan alat 3MC terakhir. Jalur Regu Satu adalah jalur yang belum pernah di lewati, sedangkan jalur Regu Dua adalah jalur yang Remhan sebelumnya lewati. Tujuan dari terbaginya kalian adalah jika salah satu jalur bermasalah hingga mengakibatkan seluruh Regu tewas, maka masih ada Regu lain yang melakukanya. Tapi aku harap kalian semua baik-baik saja, kalian harus hidup." Cahya memandangi mereka dengan wajah penuh harapan bahwa mereka akan kembali. "Dewan Area Satu jelaskan alatnya," perintah Cahya pada pria cebol bernama Carel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petron
AdventureSebuah alat yang digadang-gadang akan menghentikan kemarau panjang malah membuat seluruh dunia membeku. Dalam sekejap seluruh isi bumi terkubur oleh salju. Tidak ada masa depan bagi penghuni bumi, bumi yang penuh warna kini hanya memiliki warna put...