Dengan nama Allah, Yang Maha pengasih, lagi maha penyayang.
Namaku dilan, keturunan Nabi Adam, berjenis kelamin laki-laki di tengah hiruk pikuk dunia abad ke-21. Hari itu, tahun 1983, setelah kurang lebih dua tahun aku menetap di timor timur bersama Ayah, bunda, dan adikku, Disa, Akhirnya aku harus kembali ke Bandung, meninggalkan timor timur yang saat itu masih masuk ke dalam wilayah Republik indonesia, sebagai provinsi kedua puluh tujuh.
Sore itu, aku bersama Lopes, berjalan-jalan mencari ini dan itu untuk perpisahan terakhir. Kami melewati gedung-gedung tua lalu duduk di bangku taman, menghadap sebuah bangunan besar yang dikenal sebagai palacio do governo
Lopes yang aku maksud, adalah teman sekelasku di SDN 10 Bairo pite. Rambutnya standar anak laki-laki Timor timur. Dia hampir tidak lebih tinggi dariku, tapi dia kurus dan kuat, dengan mata hitam seperti bisa melihat segalanya. Kulitnya cokelat tua dengan kontur-kontur wajah yang terlihat tegas.
Selama aku di timor timur, dia selalu bersama denganku, dan membawaku ke tempat-tempat yang ingin dia tunjukkan kepadaku, sehingga kami dapat menghabiskan waktu hanya untuk bersenang-senang. Beberapa kali aku pernah diajaknya menyusuri sungai bebora yang mengalir di samping sekolahku, menuju muara maloa, dan singgah di parol tempat di mana aku bisa melihat bangunan gereja motael dan berkenalan dengan pastur locatelli yang biasa dipanggil padre.
Seiring berjalannya waktu, hubunganku semakin dekat dengan lopes. Dia orang yang menyenangkan untuk aku bisa selalu bersama dengannya, kemudian kami menjadi sahabat terbaik sampai aku memberi tahu dia bahwa tugas ayahku sudah selesai di Timor timur dan aku harus kembali ke Bandung.
Kami menjadi sedih selama beberapa hari berikutnya, dan hari itu, kami tahu, saat jam perpisahan semakin dekat karna besok, pagi-pagi sekali, aku sudah akan berangkatt ke Bandung, kembali bergabung bersama ketiga kakakku, yang tidak ikut ke Timor timur karna harus menyelesaikan beberapa urusan sekolah yang tidak bisa di tinggalkan........
KAMU SEDANG MEMBACA
DILAN wo ai ni 1983
Random"inilah bumi, tempat pencarian abadi mengetahui diri sendiri, menemukan hal ajaib yang tersembunyi di dalam diri dan tuhan di saat sunyi.''