Ah, kamu besok kembali ke Bandung, ya?" Ucap lopes menggunakan bahasa Timor timur
Iya ucap dilan
Lopes terdiam, aku sedih ucap lopes
Jangan sedih, lopes," ucap dilan
Nanti kalau ayah ku kembali tugas di sini, aku akan ikut lagi," ucap dilan
Iya jangan lupa timor, ya ucap lopes
Tidak jawabku langsung.
Aku cinta Timor. Nanti aku akan cerita tentang sejarah Timor.
Terima kasih dilan ucap lopes
Salam untuk orang bandung ucap lopes
Aku tersenyum, iya jawabku, kemudian berbisik di telinganya sambil tertawa hangat,
Salam untuk Xanana Gusmao ucap dilan
Mendengar itu lopes tertawa keras.
Kemudian, setelah lopes menatapku sebentar, dia mencodongkan badanya mendekat dan berbisik di telingaku,
Salam untuk Bapak soeharto, katanya, pelan sekali, kemudian kami tertawa bersama-sama.
Ketika sampai di rumah, aku mulai mengemas barang-barang yang akan dibawa ke Bandung, sambil memikirkan semua hal yang telah terjadi kepadaku di Timor timur, terutama di daerah Bairo pite, tempat di mana kami tinggal, yaitu sebuah desa kecil yang terletak sekitar satu kilometer dari ibu kota Dili, di samping Sungai Bebora.
Dua tahun telah berlalu, berlalu begitu saja. Semuanya adalah hal yang membuat aku memiliki banyak kenangan indah di Timor timur, yang tidak bisa aku lupakan karena begitu membekas dalam hidupku.
Sedih rasanya untuk tidak akan bertemu lagi dengan lopes. Sedih rasanya untuk tidak akan lagi bertemu dengan bu delce setiap hari di kelas. Dia adalah guruku yang baik, asli warga Timor timur, yang merangkap kepala sekolah dengan rambut keriting dan wajah imut yang selalu tersenyum, sementara kacamatanya memberi dia tampilan seperti seorang pustakawan.
Aku juga pasti tidak akan pernah bertemu lagi dengan teman teman sekelas ku yang rendah hati apa adanya. Aku tidak akan pernah melihat mereka lagi, berisik bersamaku di kelas saat guru tidak datang yang aku rasa merupakan kesempatan terbaik untuk anak-anak menemukan kegimbiraan bersama dengan segala jenis permainan. Menteri pendidikan harus tahu itu.
Dan, tentu saja aku juga akan meninggalkan malani Mya Mayumi, gadis keturunan sunda yang lahir dan di pemerintahan daerah Timor timur, dan ayah lopes bekerja sebagai bawahannya. Malani tidak satu sekolah denganku, dia sekolah di SD Formosa, kira kira satu kilometer dari sekolahku.
Aku pertama kali bertemu dengannya di rumah sakit, ketika dia dan keluarganya datang untuk membusuk ayahnya lopes yang sedang dirawat karena demam berdarah. Malani cantik dengan sinar matahari sore dari jendela di dekatnya yang menyinari dirinya. Aku mendapati diriku tertarik kepadanya sebagai sesuatu yang tidak kuketahui sejak masa kanak-kanakku.
Kemudian ada keinginan samar-samar dalam diriku untuk bertemu lagi dengannya. Namun aku tahu, dia bukan gadis sembarangan, sedangkan aku hanya anak pak letnan. Aku sudah diberi tahu oleh lopes bahwa dia pernah kunjung dibalasnya, seolah-olah baginya aku tidak berada pada levelnya, dalam arti apa pun. Huh!
Itu semua adalah beberapa penggalan dari kemungkinan besar, suatu hari, aku akan menulisnya menjadi sebuah buku khusus untuk menikmati pemikiran bahwa aku pernah tinggal di sana, di Timor Timur yang kini sudah merdeka, menjadi negara Timor Leste.
"Selamat tinggal, sekolah dan
Teman, Xanana Gusmao Malani!
KAMU SEDANG MEMBACA
DILAN wo ai ni 1983
Aléatoire"inilah bumi, tempat pencarian abadi mengetahui diri sendiri, menemukan hal ajaib yang tersembunyi di dalam diri dan tuhan di saat sunyi.''