Hari itu, setelah menikmati perjalanan yang sangat jauh, akhirnya aku kembali menginjakkan kakiku di jawa Barat. Kami dijemput oleh pak idam, seorang pria muda berambut cepak dan berbadan tegap, menggunakan mobil Toyota Kijang.
Setelah mengantar Ayah ke markasnya di Karawang karena ada beberapa urusan yang harus dia selesaikan, kami melanjutkan perjalanan menuju bandung melalui jalan Purwakarta karena di zaman dulu masih belum ada jalan tol Purbaleunyi. Kami harus berkendara sejauh kira-kira 100 kilometer melalui jalan yang banyak kelokan.
Hati-hati, pesan ayah kepada pak idam sebelum berangkat.
Siap ucap pak idam
Di dalam perjalanan, Pak idam lebih banyak bicara denganku karena Bunda dan Disa lebih memilih tidur di mobil. Pak idam bertanya tentang segala hal, terutama menyangkut masalah Timor timur.
Jadi, berapa tahun di Timor timur ucap pak idam
Setahun setengah ucap dilan
Lama ya? Ucap pak idam
Iya ucap dilan
Memang perang, ya? Ucap pak idam
Iya. Sama Xanana Gusmao ucap dilan
Ketemu sama dia ucap pak idam
Engga. Ayah juga nyari." Ucap dilan
Iya, dia katanya sembunyi di gunung . Gerilya ucap pak idam
Lebih suka di mana? Di Timor timur atau di jawa Barat? Ucap pak idam
Mau Timor timur mau di jawa barat, sama aja presidennya soeharto ucap dilan
Sama sama indonesia ucap dilan
Sama sama duniawi ucap dilanWuihhh masihh sd udah tau duniawi? Ucap pak idam
Aku pembaca Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka.
Beberapa jam kemudian, kami akhirnya sampai di rumahku, di sebuah kompleks perumahan yang cukup besar dan masih sepi di kawasan bandung selatan. Rumahku tipe 90, memiliki halaman yang tidak terlalu luas, halamannya berisi berbagai tanaman yang ditata dengan baik dan sepertinya selalu tetap seperti itu.
Di depan rumah, aku melihat bi diah, asisten rumah tangga kami, sedang menyapu halaman. Mengetahui kami datang, Bi diah tampak tergopoh - gopoh menyambut kedatangan kami.
Bunda datang ucap sang bunda sambil membuka pintu gerbang pagar rumah nya
Setelah mobil memasuki halaman rumah, dan berhenti di depan garasi mobil, kami bergegas untuk turun, bersamaan dengan munculnya kak ida dari dalam rumah mengenakan celana pendek dan kaos oblong. Senyumnya bahagia. Langsing dan lincah, setiap incinya benar-benar menunjukkan gadis muda yang santai.
Duh, kak ida. Dia adalah kakak perempuanku. Anak Si bunda pertama. Usianya saat itu masih 19 tahun. Senang sekali bisa melihat dia lagi rasa syukur langsung memenuhi pikiranku dan itu bergema di kepalaku.
Weyy, orang Timor!!!" Teriak kak ida
Aku pergi memeluk nya
Favor ida kataku di dalam pelukannya
Mendengar itu, kak ida melepas pelukannya, apa kau panggil aku ida ucap kak ida
Tentu saja kak ida kaget karna selama ini aku selalu memanggil dia dengan menambah kan predikat "kak" di depan namanya.
Favor ida itu bahasa Timor timur, artinya tolong ucap dilan
Tolong apa? ucap kak ida
Ajudan hatun lai sasa ucap dilan
KAMU SEDANG MEMBACA
DILAN wo ai ni 1983
De Todo"inilah bumi, tempat pencarian abadi mengetahui diri sendiri, menemukan hal ajaib yang tersembunyi di dalam diri dan tuhan di saat sunyi.''