03. Keputusan

436 51 16
                                    

3 Bulan Kemudian.

"Anda akan kembali Jakarta hari ini, Tuan?" Itu adalah pertanyaan yang diajukan oleh Edo kepada Dion, sang majikan

Dion sendiri masih sibuk meneliti kemudian membubuhkan tanda tangan ke atas dokumen yang ada di depannya. Dia terlihat sangat serius saat sedang bekerja, jauh berbeda dengan Dion yang biasanya selalu bucin kepada Nadya.

"Ya, ada masalah besar yang harus kuselesaikan." Sahut Dion

"Anda tidak pamit dengan Nona Nadya dulu?" Tanya Edo lagi

Dion menggelengkan kepala samar, lelaki itu melirik ponselnya terlebih dahulu. Senyuman manis langsung terpatri diatas sudut bibir Dion begitu ia menemukan notifikasi pesan masuk yang berasal dari Nadya.

Saat Dion membuka isi pesan tersebut, rupanya Nadya mengirimkan foto atau biasa disebut pap dirinya yang sekarang ini sedang menemani Keifano kontrol kesehatan di kota. Nadya memamerkan pose imut dengan bibir yang sengaja dia buat mengerucut. Dan itu benar-benar menggemaskan dimata Dion

"Cantiknya pacarku" celetuk Dion sembari mengusap foto milik Nadya. Dion tidak lupa membalas pesan tersebut, agar Nadya juga merasa dihargai

Edo hanya bisa geleng-geleng kepala sembari menyengir kuda melihat tingkah sang majikan yang tengah kasmaran itu.

"Anda serius dengan Nona Nadya, Tuan?" Tanya Edo hati-hati

Raut wajah Dion berubah tegas bahkan terkesan dingin dalam seketika. "Aku mencintai Nadya, Edo. Aku tidak akan mempermainkan dia." Dion menutup dokumen yang sudah dia selesaikan, kemudian berdiri dan menyambar jas kerjanya

"Itulah alasan kenapa aku harus ke Jakarta hari ini juga" tegas Dion

Dion meneruskan langkah tegapnya, berjalan keluar dari dalam ruangan kebesarannya ini. Dion menolak saat Edo menawarkan diri untuk mengantarnya ke Jakarta

Dia mengaku bisa sendiri, Dion sendiri yang mengemudikan mobil mewahnya. Membelah jalanan Bandung Selatan yang dikelilingi oleh pegunungan. Tatapan mata Dion terlihat sangat tajam dan tegas

"Aku tidak akan melepaskan Nadya hanya untuk perjodohan bodoh itu." Tekan Dion

Setidaknya butuh hampir 3 jam hingga mobil yang dikemudikan oleh Dion sampai di Jakarta. Lelaki tampan itu langsung datang ke kantor milik Natakusuma Grup yang diketuai oleh Papa kandungnya yaitu Panji Natakusuma.

Kedatangan Dion ke kantor ini disambut penuh hormat oleh para karyawan yang memang sudah lama tidak melihat Dion datang ke kantor. Dion memang lebih memilih stay mengurus dan memantau anak perusahaan yang ada di Bandung untuk sementara waktu. Setidaknya sampai dia dan Nadya berhasil menapaki jenjang yang lebih serius lagi. Dion tidak akan membiarkan Nadya sendirian, sebab itu dia rela mengurus perusahaan yang ada di Bandung untuk sementara waktu.

"Selamat datang, Tuan Muda." Sapa Asisten Pribadi dari Panji Natakusuma

Dion tidak menggubris sama sekali, lelaki itu meneruskan langkahnya masuk ke dalam ruangan kebesaran dari Papa kandungnya.

Panji Natakusuma tentu saja sangat senang melihat kedatangan sang putra. Pria paru baya yang wajahnya sangat mirip dengan Dion itu bahkan langsung berdiri untuk menyambut sang putra.

"Kebanggaanku, kamu datang?"

"Iya, Papa apa kabar?" Tanya Dion tulus

Panji melepaskan pelukannya dari Dion, tepukan ia beri ke atas bahu putra kebanggaannya itu.

"Papa baik, hanya saja sangat merindukanmu, Nak" seru Panji

Dion hanya menanggapi dengan senyuman tipis, lelaki itu mengajak Panji untuk lebih dulu duduk diatas sofa. Ayah dan anak itu saling berhadapan. Dion masih diam dan itu membuat Panji penasaran. Panji yakin kalau Dion datang untuk membahas hal penting

JUST FOR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang