10

1.3K 201 34
                                    

_MATCHA_

Hari-hari terus berjalan. Taukah kalian, bahwa sekarang Marsha dan Zeeka sudah cukup dekat. Marsha, anak remaja itu semakin berani menggoda Zeeka terang-terngan. Tak ada lagi Marsha yang malu-malu. Dia tak sungkan lagi mengeluarkan sifat bar-barnya di depan Zeeka.

Apa Zeeka menjadi ilfeel terhadap Marsha? Oh tentu tidak, Zeeka malah menganggap itu hal lucu. Sering kali Zeeka malah tertawa ketika Marsha bertingkah lucu. Dia menikmati setiap kedekatannya dengan Marsha. Dia cukup nyaman jika berhadapan dengan anak remaja itu.

Sekarang Marsha berdiri di depan gerbang rumah sambil celingukan melihat ke arah jalan. Dia sesekali melihat ponselnya menunggu balasan dari Zeeka. Ya, lelaki itu akan datang ke rumahnya. Bagaimana bisa? Itu terjadi karna Marsha yang meminta. Dia beralasan butuh bantuan Zeeka dalam mengerjakan tugas sekolah yang teramat susah. Maka dari itu Zeeka mau datang untuk membantu.

"Marsha! Kamu ngapain di sana?" tanya Ashel dari teras. Dia sedari tadi memperhatikan adiknya yang sudah seperti satpam saja di sana.

"Kepo deh!" ucap Marsha menjawabi kakaknya.

"Dih. Adek ga jelas. Biar lebih bermanfaat, titip kalau ada kang cendol lewat dong, beliin," pinta Ashel.

"Dih males banget!" Lalu Marsha beranjak masuk kembali ke dalam rumah. Dia berniat menunggu di dalam rumah saja, karna cape juga menunggu di luar. "Kok masuk sih? Aku mau nitip ke kamu loh," kata Ashel.

"Beli aja sendiri," kata Marsha dan terus berlalu.

"Bener-bener ga jelas. Adik siapa sih itu," monolog Ashel.

Hingga beberapa saat kemudian Zeeka datang dengan motornya. Ashel yang masih di depan rumah menyambut kedatangannya. Namun, Ashel setengah bingung karna kedatangan tiba-tiba temannya ini. Ashel tak tau kalau Marsha yang meminta Zeeka untuk datang.

"Loh Zee, kok ga bilang mau ke sini?" tanya Ashel.

"Marsha yang minta gua dateng. Gua mau bantuin dia ngerjain tugas," jelas Zeeka.

"Ha? Marsha? Gila tuh anak, bisa-bisanya minta ke elo. Kenapa ga minta tolong sama temen sekolahnya aja."

"Ga papa dong Shel. Mungkin Marsha pengen cari temen belajar yang lain. Lagian lo sebagai kakak ga mau bantuin adek sih," kata Zeeka.

"Males banget gue ngajarin dia. Mendingan gue ngajarin bocil TK ketimbang bayi gedhe kayak dia," kata Ashel. Zeeka terkekeh pelan menanggapi. "Yaudah, ayo masuk deh. Marsha juga barusan masuk. Dia dari tadi berdiri di depan udah kayak patung selamat datang," ungkap Ashel.

Zeeka mengikuti langkah Ashel memasuki dalam rumah yang kini nampak sepi. "Orang tua kalian kemana Shel?" tanya Zeeka.

"Lagi jenguk temen di rumah sakit. Jadi hari libur ini cuma ada gue dan Marsha di rumah," jelas Ashel.

Di ruang tengah, Marsha merebahkan diri disofa sambil melihat tontonan kartun si gundul dan opet. Dari pada bosan menunggu kedatangan Zeeka, lebih baik dia nonton kartun kan? Namun, suara kakak dan orang lain mengambil atensinya. Marsha mengangkat kepalanya, melihat kehadiran Zeeka di rumahnya.

Zeeka yang sudah melihat Marsha pun melabaikan tangan dan tersenyum. Marsha membalas senyuman itu sampai terlihat giginya. "Hai kak Zeeka!" Sapa Marsha dengan riang. Dia mengubah posisinya menjadi berdiri, tak melunturkan senyumannya.

"Hadehh Sha, Sha bisa-bisanya kamu minta Zeeka ke sini," kata Ashel pada adiknya sambil berkacak pinggang dan menggelengkan kepala. "Ga papa dong. Lagian kak Ashel juga ga mau ajarin aku kan? Yaudah aku minta Kak Zeeka aja yang baik. Udah tampan, baik lagi. Cocok banget jadi pacar aku, ehe!"

"Heh!" Ashel melotot setelah mendengar perkataan adiknya. Dia yang merasa malu karena tingkah adiknya itu di hadapan Zeeka. Sementara Zeeka hanya tersenyum malu dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Marsha nampak tak peduli dan malah menjulurkan lidah ke arah Ashel dengan sengaja. "Aku ambil buku aku dulu kak," kata Marsha lalu pergi dengan segera.

"Duduk Zee, gue ambilin minum sama cemilan," titah Ashel.

"Makasih Shel." Zeeka duduk disofa menunggu Marsha kembali.

Tak lama Marsha kembali dengan buku yang dibawa. Agar lebih nyaman, mereka duduk lesehan dilantai dan Zeeka mulai membantu Marsha dalam mengerjakan soal. Dia dengan lembut dan tak banyak marah mengajarkan agar Marsha mengerti dan tidak nampak tertekan.

Ashel datang membawakan dua gelas jus jeruk dan cemilan. Dia meletakkan nampan di atas meja. "Nih Zee diminum," kata Ashel.

"Aduh kak, makasih ya." Marsha yang hendak mengambil satu gelas lainnya, sontak Ashel menahannya. "Kenapa sih kak?" tany Marsha.

"Itu punya kakak. Kamu kalau mau buat sendiri sana."

"Ih minta dikit!"

"Ga boleh!"

"Dasar pelit!"

"Bodoamat!"

"Uah-udah, nih Sha, kamu bisa minum punya aku. Ga papa kok," kata Uzee menengahi. Dari pada nanti terjadi perang saudara di sini kan malah dirinya ikut repot. "Ah, baik banget deh kak. Ga kayak dia tuh, tuh." Marsha melirik Ashel sengaja menyindir.

"Gue colok juga mata lo," celetuk Ashel. Zeeka dan Marsha kembali belajar, sedangkan Ashel sibuk memainkan ponsel. Namun, kemudian dia izin ke kamar mandi sebentar karena kebelet, meninggalkan Marsha dan Zeeka berduaan.

Zeeka mengalihkan pandangan sebentar, membalas pesan pada temannya. "Kamu bacain soal selanjutnya Sha," titah Zeeka.

"Terdapat lima anak kecil di sebuah taman. Lalu Kak Zeeka datang membawa empat gulali yang akan dibagikan kepada mereka. Karena jumlah anak itu ada lima dan gulali ada empat, maka kapan perempuan bernama Marsha bisa menjadi pacar Kak Zeek?" Itu adalah soal asal-asalan yang Marsha bacakan. Sengaja, ingin mengode lelaki di sampingnya ini.

Respon Zeeka sekarang hanya tertawa pelan. "Mana ada soal seperti itu," kata Zeeka.

"Ada kok."

"Mana?" Zeeka mencari soal yang Marsha bacakan itu.

"Adanya di dalam hati ini," jawab Marsha.

"Cih, dasar." Zeeka merasa lucu akan tingkah Marsha.

"Kak Zeeka ada kepikiran jadiin aku pacar ga sih? Padahal aku udah jatuh cinta sama kak Zeeka," Celetuk Marsha.

"Kamu masih kecil Marsha. Kamu masih SMP, ga cocok mirikin cinta-cinta."

"Apa aku terlihat peduli?" Balasnya dengan raut wajah tengil. Zeeka yang merasa gemas menyentil pelan kening Marsha. "Sudah, kerjain soal kamu lagi biar cepet selesai."

"Ga mauuuuuu~" Marsha sengaka merengek. "Aku ga mau cepet-cepet selesaiin tugas ini. Nanti ga ada waktu lagi deketan sama kakak," ungkap Marsha dengan raut wajah memelas.

"Ouh, ayolah kamu harus segera nyelesaiin ini. Biar ga ada tanggungan lagi. Ntar kalau cepet selesai, aku kasih hadiah deh," kata Zeeka.

"Hadiah apa?" tanya Marsha yang nampak tertarik.

"Kamu maunya apa?"

"Aku maunya... kak Zeeka jadi pacar aku."

"Yang lain," ucap Zeeka.

"Yaudah ganti, aku mau kak Zeeka ciuman sama aku sekarang."






















Sha sadar Sha.

Dah maap buat typo.

Matcha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang