_MATCHA_
Makin hari Ashel semakin menjadi menggoda Adiknya, yang membuat Marsha itu cemburu. Bagaimana tidak? Ashel terus saja mendekati Zeeka, yang membuat Marsha panas. Padahal Marsha sudah melarang kakaknya untuk bertindak seperti itu, tapi seakan hanya dianggap angin lalu. Seperti ini contohnya;
"Zeek, buku mulut Zeek cobain tempe gorengan gue," kata Ashel sambil mengarahkan tempe itu pada mulut Zeeka. Marsha menahan tangan Ashel dan merubah haluan menjadi ke mulutnya. "Ih, keasinan," kata Marsha setelah makan tempe dari tangan kakaknya.
"Mana ada! Orang kakak masaknya udah enak kok. Kamu aja yang mau bikin image kakak di depan Zeeka jadi jelek," balas Ashel.
"Dih orang emang asin kok. Kebanyakan ngasih garam nih."
"Enggak kok! Ngaco kamu."
Zeeka yang merasa pusing mendengar perdebatan kakak beradik ini akhirnya mencoba menengahi, "Udah udah jangan debat mulu. Ga papa asin, aku tetep makan kok," kata Zeeka lalu memakan tempa yang lain. Namun, ternyata tak asin seperti apa yang Marsha katakan. "Ga asin pun," ucap Zeeka.
"Nah tuhkan! Emang lo kompor nih," kata Ashel menuduh Marsha.
"Heleh, kak Zeeka kebagian yang ga asin itu," balas Marsha. Dia merotasikan mata malas sambil bersedekap dada. Padahal memang dia berbohong, agar Zeeka tidak menerima suapan dari Kakaknya itu.
Marsha yang semakin menjadi-jadi cemburunya, lebih memilih pindah, dia beranjak ke dekat kolam renang, memasukkan kakinya di sana. Dia butuh hal lain untuk memadamkan kegerahannya yang berasal dari rasa cemburu itu.
"Ngeselin banget kak Ashel, udah tau aku suka sama kak Zeeka, ngapain dia ikut-ikutan deketin. Ga bisa apa cuma temenan doang?" Monolognya kesal. Kakinya bergerak kencang di dalam air, melampiaskan kekesalannya.
"Eh, tapikan gue mau move on dari kak Zeeka, jadi ini salah satu langkah bagus ga sih buat jalur move on?"
"Ah! Tapi gue ga rela kak Zeeka sama yang lainn! Diakan udah janji bakal nunggu gue sampe punya KTP."
Tanpa dia sadari, Zean dan Ashel di belakangnya menahan tawa mendengar ocehan Marsha itu. "Kan apa kata gue, berhasil pasti. Tuh anaknya mulai goyah, deketin lagi sana," kata Ashel pada Zeeka.
Zeeka mengangguk lalu mendekatkan diri, dia duduk di sebelah Marsha ikut mencelupkan kakinya dalam air. "Ngapain sih di sini sendirian? Padahal aku sama Ashel di dalam," kata Zeeka.
"Ngapain ke sini? Sanalah sama Kak Ashel, kalian cocok tuh. Aku males jadi nyamuk," kata Marsha jutek.
"Masa sih aku sama Ashel cocok?" Zeeka mencoba menggoda Marsha sekarang.
"Iya cocok! Cocok banget! Nikah aja kalian sana," jawab Marsha penuh penekanan. Padahal mah dia kembali panas mendengar Zeeka berbicara seperti itu.
"Beneran? Kamu restui gak?"
"Ck! Diem deh, berisik deh!" Sentak Marsha. Dia mengalihkan wajahnya tak mau menatap Zeeka, matanya sudah berkaca-kaca, bibirnya mencabik ke bawah menahan tangisnya.
Sebenarnya Zeeka tau, karena terlihat dari pantulan air kolam. Zeeka terkikik sendiri melihatnya. "Kamu lucu banget sih Sha," celetuk Zeeka.
"Jangan ganggu aku deh, sana sama kak Ashel aja," usir Marsha. Zeeka tersenyum menyadari Marsha masih dalam mode cemburunya. Zeeka dengan sengaja merangkul pundak Marsha dan duduk lebih dekat lagi.
"Kamu ga usah cemburu Marsha. Aku sama Ashel ga ada perasaan apapun, kita cuma temen. Dia sengaja gitu karna mau buat kamu cemburu, dan ya berhasil," ungkap Zeeka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matcha [END]
أدب الهواةKetika bocah SMP jatuh cinta dengan teman Kakaknya. Umur hanyalah angka, tidak jadi penghalang diantara mereka. "Kamu masih SMP, ga cocok mikirin cinta-cinta." "Apa aku terlihat peduli?" balasnya dengan raut wajah tengilnya. Start : 17 Juni 2024 End...