"Enak banget ya, Kak. Jalan-jalan gini. Dah lama kita nggak ngabisin waktu berdua," tutur Ji Yoon pada Jeno yang hanya tersenyum menjawabnya.
Indahnya langit malam Incheon, dengan bunga-bunga yang berguguran, membuat Ji Yoon terus tersenyum. Akhirnya, dia berhasil lolos dari pekerjaan yang hampir membuatnya gila.
"Pengin ke pantai," kata Jeno.
Ji Yoon melirik. "Ke Busan, yuk?"
"Jauh banget ege, di sini aja makan yang banyak sama shopping," kata pria dengan tubuh yang terlihat sangat atletis.
Berjalan di sekitar Incheon Bridge, kedua kakak beradik itu berhenti di sisi jembatan. "Keinget dulu kita diajak ke sini sama Ayah Ibu, tapi gue alasan sakit perut biar nggak ikut acara," celetuk Ji Yoon.
Melihat adiknya tersenyum panuh arti, membuat Jeno ingin bertanya. "Lo nggak beneran sakit perut kan waktu itu?"
"Gak, lah. Ngapain? Wkwk." Tawa tak berdosa itu keluar. Membuat Jeno mencibir. "Gue yang mau jalan sama Giselle jadi nggak bisa."
Ji Yoon tertawa. "Walah, iya! Kak Giselle!"
"Iya. Dia cantik, kan?"
"Wah, lo belum move on, ya Kak?"
Flashback onn
28 Desember 2013
Hari itu, tanggal 21 Januari. Pelaksanaan ujian kenaikan kelas segera dilaksanakan. Sebagai siswa dengan moto "Satu ya satu. Gak bisa jadi nomor dua, terlebih tiga." Lee Jeno belajar tanpa henti. Bahkan ketika jam istirahat tiba, anak laki-laki itu hanya di kelas, memakan bekal yang dibuatkan ibunya.
Pintu kelas dibuka dengan kasar, menciptakan bunyi yang tak kecil. Penampakan dari 3 siswa laki-laki membuat seisi kelas yang bising mendadak hening. Jam kosong yang tadinya menyenangkan, membuat mereka harus merelakannya.
Yuta, Johnny, dan satu lagi Doyoung. Mereka bertiga mendekati siswa yang hanya diam menunduk di atas meja.
"Hei, meneng-meneng bae?" itu suara Johnny. Anak lelaki dengan proporsi tubuh yang tinggi.
Tangan Yuta menarik halus rambut lelaki itu. Mengangkatnya sampai dia mau menatap mereka. "Kyungsoo, annyeong?"
Kyungsoo, lelaki dengan rambut mangkuknya menatap takut pada Yuta. Bahkan lelaki itu tak membalas salamnya. Membuat Yuta jengah, lalu tangan yang masih mencekal rambut itu melepaskan jambakannya dengan kasar, membuat kepala Kyungsoo terbentur meja.
Kedua temannya tertawa. Bahkan seisi kelas juga banyak yang tertawa.
Kyungsoo memandang mereka. Meski penuh rasa takut, dia memberanikannya. "Kenapa? Ada apa kalian ke sini?"
Doyoung maju. Merebut bolpoin yang sedang digunakan Kyungsoo untuk menulis. "Kenapa? Ada apa?" ujarnya meniru ucapan Kyungsoo.
"Oh, apa ini?" Johnny mengambil kertas di meja Kyungsoo. "Lembar latihan soal? Buat ujian kah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Admirer of the Actor
FanficNa Jaemin, sosok sempurna yang dikagumi banyak orang. Manusia dengan hobi memberikan senyum tulus kepada penggemarnya. Namun, siapa sangka, Na Jaemin memiliki banyak kekurangan dalam hidup, salah satunya kebahagiaan untuk dirinya sendiri. Lantas, m...