[4] It Was Beautiful, but Now It's Tragic

497 62 27
                                    

"Jaga sikapmu. Jangan mempermalukan Papa."

Ni Lara mengangguk, manut dan patuh.

Selama 29 tahun dalam hidupnya, ini pertama kalinya Papa memintanya ikut ke dalam sebuah acara penting bersama dengan Ambar—istri pertama Edhie Tanuredja yang sekaligus menjadi mama tirinya.

Awalnya, permintaan itu tentu saja mengejutkan. Ada kegembiraan yang meledak di dadanya, tetapi setelah mengetahui niat Papa, Ni Lara tidak lagi merasakan euphoria itu. Dia tidak lagi merasa bahagia sebagai seorang anak yang akhirnya muncul bersamaan dengan Papa di depan publik. Dia tidak lagi menganggap hal itu sebagai suatu momen yang menyenangkan, yang terjadi justru sebaliknya. Ada kekhawatiran, ketakutan, dan ketidaknyamanan yang muncul dengan begitu jelas hingga Ni Lara tidak bisa tidur semalaman.

Saat ini publik memang belum bisa memastikan bagaimana jelasnya status Ni Lara yang tiap kali muncul—hanya diduga sebagai salah satu staff dari Edhie Tanuredja.

Oleh karena itu, meskipun publik sudah cukup mengenal nama Ni Lara, tetapi mereka tidak mengetahui siapa sebenarnya wanita itu. Sangat menyedihkan dan Edhie sendiri memang tidak pernah memberikan penjelasan tegas mengenai statusnya yang juga merupakan salah satu anak kandungnya.

Akan tetapi, Edhie yang saat ini menjabat sebagai ketua umum dari Partai Rakyat merupakan seseorang yang sejak dulu sudah terkenal karena nama belakang keluarganya yang merupakan seorang Tanuredja.

Siswondo Tanuredja merupakan seorang politikus vokal yang menjadi pendiri dari Partai Rakyat, melahirkan Edhie Tanuredja yang sejak muda turut berkecimpung dalam dunia poilitik. Hanya saja, Edhie, pria berumur 54 tahun lebih sering menjadi oposisi yang beberapa kali mengkritik pemerintah dan menimbulkan masalah kontroversial. Terlebih, semenjak pernikahannya dengan Ambar, anak dari mantan jenderal yang pernah berjaya pada masanya membuat Edhie tidak pernah lepas dari sorotan publik. Tidak terkecuali mengenai kehidupan pribadinya.

Dari dulu, desas-desus mengenai Edhie Tanuredja yang memiliki istri 'tak diakui' dan anak yang lahir di luar nikah telah merebak kemana-mana. Sayangnya, rumor itu entah mengapa tiap muncul ke permukaan tampaknya mudah juga untuk ditenggelamkan. Hal itu membuat pertanyaan-pertanyaan publik sering kali terlupakan begitu saja.

"Bodoh!" Ambar memaki suaminya pelan. "Seharusnya kalau kamu ingin mengenalkan dia dengan anak relasimu itu, bukan dengan membawa Lara ke acara ini! Kamu sudah mempermalukan keluarga kita, Edhie!"

Ucapan penuh makian itu didengar Ni Lara dengan jelas—tepat setelah mereka beramah-tamah dengan pemilik acara dan juga seorang pria bernama Yan Hiraya yang beberapa saat lalu datang menyapa mereka—sangat berbanding terbalik dengan branding keluarga harmonis yang mereka perankan beberapa saat lalu.

Ambar sendiri tidak merasa bahwa dia perlu mengatakan kalimat itu saat tengah berdua dengan Edhie agar tidak menyakiti hati Ni Lara. Wanita itu mengatakannya secara terang-terangan dan memang sengaja agar Ni Lara mendengarnya dan memahami posisi sebenarnya ia di antara mereka.

Dengan wajah tua-nya yang masih terlihat jelita dan sedikit kerutan, Ambar berwajah sinis saat melirik Ni Lara di belakangnya. Rautnya tertekuk tak suka dan mulai terlihat tidak begitu percaya diri seperti sebelumnya setelah orang-orang di dalam ruangan itu tahu status Ni Lara—yang dikenalkan oleh Edhie sebagai putri ketiga dari pernikahannya dengan Ambar. Pria tua itu bahkan beralasan bahwa status Ni Lara yang baru diberitakan ini karena sang anak tidak ingin publik tahu mengenai statusnya—lempar batu sembunyi tangan.

Oleh karenanya, hati Ambar kini buruk. Dia bahkan terus menggerutu disertai mata yang memicing tajam pada suaminya. Sementara itu, Edhie cukup berjalan santai di sisinya sambil mengumbar senyuman pada berpasang-pasang mata yang menatap ke arah mereka dengan berbagai ekspresi.

DI LUAR RENCANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang