Happy reading
⚪
⚪
⚪
⚪
⚪Zen di buat bingung dengan sikap Shani yang tiba-tiba berubah menjadi cuek dan dingin padanya.
"Kamu kenapa? Aku ada salah?" Tanya Zen menahan tangan Shani
"Lepas" dingin Shani
"Kasih tau aku kenapa?" Tanya Zen
"Kamu tu aneh ya? Bahkan kesalahan yang udah jelas kamu buat aja kamu ga tau Zen, kamu serius ga si mulai hubungan sama aku? Kalo emang dari awal kamu cuma main main mending kita selesai aja" ucap Shani
"Kamu ngomong apa si? Aku serius mulai semuanya sama kamu, maaf kalo aku ga peka, maaf kalo aku belum bisa jadi yang kamu mau, tapi tolong kasih tau aku, kenapa? Aku salah apa?" Tanya Zen
"Shani" panggil Nabil
"Suruh yang lain kumpul" ucap Nabil
"Iya" Shani menepis tangan Zen kasar lalu pergi dari sana
Zen menatap sedu kepergian Shani lalu ia pun pergi ke lapangan untuk berkumpul dengan yang lain
"Sekarang kalian cari kayu bakar untuk buat api unggun nanti malam, sama cari air disini ada ko sungai arah jalannya juga udah di kasih sama panitia" ucap Shani
"Oke cii" kompak mereka
Zen tak ikut pergi dengan yang lain lelaki itu justru menatap Shani membuat Aldo menyenggol lengan nya
"Ayo" Aldo menarik lengan Zen untuk pergi dari sana menyadari tatapan tak bersahabat dari Nabil
"Ada masalah sama ci Shani?" Tanya Aldo
"Ga tau, dia tiba tiba kaya gitu" ucap Zen
"Ga mungkin kalo ga ada apa apa, coba Lo inget inget Lo ngapain aja hari ini" ucap Aldo
"Ya kaya biasa aja si gue cuma ya tadi gue emang ada ngobrol ama Chika, dia ngompres luka gue juga" ucap Zen membuat Aldo mengerti
"Ci Shani liat kali, terus dia salah faham" ucap Aldo
"Masa? Tapi gue Ama chika ga ngapa ngapain" ucap Zen
"Ah elo namanya juga cewe kalo cemburu ya gimana sih" ucap Aldo
"Jelasin ke ci Shani biar dia ga salah faham" ucap Aldo, Zen pun mengangguk mereka kembali melanjutkan mencari ranting untuk menjadi kayu bakar
Disisi lain Shani tengah duduk di bangku yang ada di dekat tendanya ia di hampiri oleh vano yang memberikannya air mineral
"Gue ga aus" ketus Shani bangkit
"Kapan si Lo liat gue sedikit aja Shan, gue serius sama Lo, apa yang buat Lo ragu mulai hubungan sama gue dan lebih milih Zen?" Tanyanya membuat langkah Shani terhenti
"He's perfect, jangan bandingin Lo sama Zen, karna sampai kapanpun kalian ga akan setara, ibarat Zen langit dan Lo tanahnya" ucap Shani datar langsung pergi dari sana
Vano terkekeh "liat aja nanti" gumamnya meremasi botol mineral itu lalu melemparnya dengan kesal
"Zen" panggil vano
"Eh, iya bang kenapa?" Tanya Zen menghampiri vano
"Lo ngambil air dimana? Gue ga tau letak sungainya, boleh anter ga?" Tanya vano
"Ga bisa bang kasian si Zen cape dia pasti" ucap ollan
"Iya bang, Lo kan panitia masa ga tau sih" ucap oniel
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal |new version| - {Tidak Dilanjutkan}
أدب المراهقين100% fiksi belaka harap bijak dalam membaca semua tempat, karakter dan nama hanya fiksi belaka jadi diharapkan bagi pada pembaca tidak membawa serius cerita ini kedalam real life ya.. up hari Jumat dan Minggu