Kantin

11 1 0
                                    

Vote dulu yuk sebelum baca≧ω≦

Mohon ditandai jika ada typo ya~('ε')

.
.
.
.
.
.
.

"Dasar kau, bajingan pedo! Mesum!! Pria cabul!!! Berani-beraninya kau menyentuh anakku!!!!!!"
.
.
.
.

"Dasar kau, bajingan pedo! Mesum!! Pria cabul!!! Berani-beraninya kau menyentuh anakku!!!!!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(All pic by pinterest)

Sudah seminggu terhitung semenjak kejadian tidurku itu, Lena yang mendengar cerita itu dari Ara langsung buru-buru membawa psikiater yang kebetulan berteman dengan ayahnya. Lena marah kepada Ara karna tidak memberitahunya lebih cepat, sempat terjadi pertengkaran kecil antara Lena dan Ara yang akhirnya berhasil aku tenangkan.

Sekarang, apa-apaan dengan situasiku saat ini?

Aku melirik orang disampingku, Leon pria yang di perkenalkan oleh Lena. Aku tidak begitu dekat dengannya, hubungan kita hanya sebatas memberi sapa jika kita bertemu, tapi apa-apaan ini!? Kenapa orang ini bisa ada di sini?!

Saat ini aku sedang berada di gazebo taman kampus sendirian...ya! Sendirian! Tanpa ada mamih Ara serta mommy Lena kesayangannya, Huhu~ aku tidak suka atmosfer yang berat ini...(ㄒoㄒ). Ara, Lena tolong jemput aku kesinii...T_T

.

.

.

.

.

.

"...Sudah makan?"

"Uh hah? Uh...belum." Aku terkejut ketika dia tiba-tiba bertanya, aku mencoba menahan ketakutanku terhadapnya. "Uh, mn...kenapa bertanya?" Leon menatap lean sebentar, kemudian kembali menjawab "Sudah waktunya jam makan siang, kau tidak ingin istirahat?"

Aku mengecek jam, dan benar saja jam sudah menunjukkan pukul 12, ini sudah waktunya makan siang. Dia sedang mempertimbangkan apakah dia skip makan siang, atau istirahat dulu untuk makan. Setelah berpikir panjang akhirnya dia memutuskan untuk makan, siapa tahu dia akan bertemu dengan Lena dan Ara di kantin.

"Mn, aku akan istirahat."

"Bagus kalau begitu." aku memiringkan kepala, bingung, dengan perkataannya itu. Tapi dia tidak terlalu memikirkan perkataan sepele seperti itu, dia merapikan buku dan memasukan laptop ke dalam tasnya.

Saat Lean baru ingin berdiri, Leon mengulurkan tangannya. "Kemarikan tas mu..." dia terdiam, memproses perkataan Leon, "Hah?" hanya itu yang bisa dia keluarkan dari mulutnya. Leon mendecak lidahnya kesal, dengan otak kecil Lean yang lambat.

"Biarkan aku yang membawa tasmu!"

"Hah? Eh...uh oke...?" dengan perasaan bingung, gugup dan sedikit takut dia menyerahkan tas besarnya kepada Leon. Orang mana yang tidak akan bingung jika di tawari seperti itu oleh orang asing? Sudah pasti Lean akan bingung, mana orang yang menawari bawa tasnya adalah orang yang menakutkan jadi semakin takut Lean itu.

[BL]Lucid Dream : The Stories Of The SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang