Insiden

8 0 0
                                    

( All pict by pinterest )

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( All pict by pinterest )

Setelah kejadian yang menarik banyak perhatian itu, disinilah mereka. Duduk bertiga dengan Lean di pangkuan Leon.

Dan Lean?

Tidak tahu mengapa, dia hanya duduk diam disana tanpa berkomentar apapun, mungkin dia masih terkena efek dark aura Leon?

"Bajingan! Biarkan Lean duduk di bangkunya!!!" Ara menunjuk tepat di muka Leon. Tak sudi dia membiarkan anaknya di pegang-pegang, di peluk dan di pangku seperti itu! Kalau dia sih, boleh lah~

"Siap kau berani memerintahku?" Leon dengan tenang, membalasnya. Ia saat ini sedang asik memakan pasta dan mengelap mulut Lean yang belepotan oleh saus. Masa bodo dengan ocehan Ara, yang penting dia sudah berbaik hati karna tidak langsung membunuhnya.

"Hah! Si brengsek ini- ah! Lean, sayang, makannya di habiskan ya? Pelan-pelan makannya, di minum jus nya juga ya!?" Lean mengangguk patuh mendengarkan ucapan Ara, dia menatap Ara yang masih belum menyentuh makanannya"Mamih...makan." ucapnya dengan nada khawatir.

"Iya, iya, ini mamih makan, sayang~" Ara yang moodnya kembali naik, langsung memakan makananya dengan lahap. Berbeda dengan Leon yang terlihat cemburu kepada Ara?

Beberapa menit berlalu, Ara dan Leon sudah menyelesaikan makannya, tapi tidak dengan Lean yang masih menikmati omletnya.

Kenapa Ara dan leon makannya sangat cepat? Pikir Lean bingung. Perempatan imajiner muncul di wajahnya.

Atau dia yang makannya kelamaan ya?

Tidak, tidak boleh terburu-buru saat makan, menikmati makanan itu penting. Jadi lebih baik kita makan dengan perlahan dan lupakan pertengkaran dua paus di sekitarnya ini.

"Karaa~!" dari arah belakang, terdengar teriakan mahasiswi yang memanggil Ara. Ara menoleh dan memasang senyum menggoda, "Kenapa, manis~?" Mendengar suara Ara yang terdengar seperti seorang buaya betina. Dia memutar bola matanya malas. Dan Leon menatap Ara dengan tatapan jijik seperti melihat kecoak, sedangkan mahasiswi itu sedang tersipu malu sekaligus senang. Memang rada lain mahasiswi disini itu.

"Uh, Lena tadi mencarimu. Dia menyuruhmu untuk menghadiri rapat panitia, sekarang..." dengan nada malu-malu, serta tersipu. Mahasiswi itu menatap wajah tampan Ara,

"Hm~ begitu kah? Baiklah. Terima kasih, karna sudah memberitahuku ya, manis~" mengedipkan sebelah matanya ke mahasiswi itu, Ara memberikan kata-kata manis sebelum mengusir secara tidak langsung mahasiswi itu. Mahasiswi itu pergi dengan perasaan senang, dia tidak sabar menceritakan kejadian ini ke teman-teman wanitanya.

Ara kembali menoleh ke Lean yang sedang makan, Ara mengelus rambut coklat Lean dengan penuh kasih sayang "Lean, maaf ya? Mamih harus pergi meninggalkan mu..." Dengan sedih, Ara terpaksa harus berpisah dengan anaknya ini seharian. Jujur sebenarnya dia tidak rela meninggalkan anaknya ini sendirian apalagi saat ini anaknya sedang bersama bajingan cabul yang berinisial Leon ini.

[BL]Lucid Dream : The Stories Of The SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang