Lorreline el Atlas

13 0 0
                                    

( pic by pinterest )

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( pic by pinterest )

"Lean...kenapa kau tidak bangun?" lirih seorang pria yang sedang duduk di samping ranjang pemuda yang sedang tertidur.

Pria itu memindahkan rambut memanjang yang menghalangi mata pemuda yang sedang tertidur, sudah 48 Hari lamanya pemuda imut ini tertidur. Mata bulat dengan binarnya yang indah, kini tertutup tak ingin membukanya. Pipi tembamnya sudah lama hilang seiring waktu berlalu, bahkan tubuh remaja itu mulai mengurus memperlihatkan tonjolan tulang yang biasanya tertutupi oleh lemak.

Pria itu menatap sendu Lean yang terbaring lemah di ranjang itu, dia sudah menghubungi dokter keluarganya tapi itu juga percuma, karna dokter keluarganya pun mengatakan hal yang sama dengan dokter yang menangani Lean. Pria itu, Leon, menatap rindu pemuda lemah ini, dia rindu tatapan lemah Lean yang berbinar ketika menatapnya, dia rindu dengan sosoknya yang terlihat lemah di luar tapi kuat di dalam. Dia tersenyum geli ketika mengingat tatapan ketakutan Lean ketika menatapnya, seperti tupai kecil yang ketakutan ketika melihat singa sang raja hutan.

"Sedang apa kau di sini!!?"

Terdengar teriakan penuh akan kebencian dan kemarahan yang di tunjukkan kepada Leon, dia melirik diam, kepada wanita yang biasa di panggil mamih oleh Lean.

"Apa kau tuli! Apa yang kau lakukan disini!!!" Ara kembali meraung marah, niat dia datang kesini untuk melepaskan penatnya dengan menatap wajah tertidur Lean, namun amarahnya meluap ketika melihat seseorang yang tidak ingin dilihatnya, sedang duduk di samping ranjang Lean dengan tangan pria itu memegang tangan kurus Lean.

Leon kembali mengalihkan pandangannya ke Lean, mengulurkan tangannya ingin mengelus dahi pemuda yang sedang tertidur itu. Namun tangannya di cekal dengan erat oleh tangan lain.

"Jangan berani-beraninya kau menyentuhnya lagi!" dia menatap Leon dengan marah. Kali ini Ara bersumpah untuk tidak membiarkan tangan hina Leon menyentuh tubuh Lean seinci pun.

Leon yang tangannya di tahan terdiam beberapa saat, dia menepis tangan Ara, dan berdiri dari duduknya untuk berjalan keluar. Ara menatapnya tajam dan mengganti tatapannya menjadi hangat ketika melihat wajah kuyu Lean yang tertidur.

Leon yang sedang berjalan keluar berpapasan dengan Lena yang menatapnya acuh, Leon melirik Lena dan bergumam yang dapat di dengar oleh Lena "Tolong jaga dia..." tanpa di beritahu pun Lena tahu siapa orang yang Leon maksud.

.

.

.

.

.

.

Lean mengerjap beberapa kali, dia memiringkan kepala, ditatapnya dari tasa je bawah, dia menatap sosok itu dengan penasaran.

"Kamu itu apa?" pertanyaan polos keluar dari mulut kecilnya.

Pria itu menatap Lean dengan mata tajamnya, sebenarnya ada binar tertarik di mata pria itu namun dia tutupi dengan wajah tegasnya.

[BL]Lucid Dream : The Stories Of The SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang