Tubuhku yang hanya terbungkus kain putih, tampak sedang terbaring di dalam sebuah peti mati. Peti kayu panjang yang terbuka tanpa penutup, seakan menjadikanku sebagai sebuah pajangan museum.
Meski begitu, pembaringannya nyaman, begitu empuk dan lembut. Aroma bunga-bunga indah yang berserakan mengisi peti pun sangat harum dan tak menyengat. Sayang tempat nyaman ini hanya dikhususkan bagi orang mati yang tidak akan bisa merasakan kenyamanannya lagi.
Tidak kalah, indra penglihat juga dimanjakan dengan hal lain. Mataku terkunci memandang indahnya langit-langit yang terbuat dari susunan batu ashlar dengan barisan permata berwarna-warni yang tertempel rapi, memberikan suasana abad pertengahan.
Setelah beberapa saat, aku perlahan mengangkat tubuhku yang sedang terbaring berubah ke posisi duduk. Dengan tenang, aku mulai mengobservasi sekitar.
Tepat di sebelah kiri peti mati terdapat meja bertaplak panjang hingga menyentuh lantai dengan tiga kandil emas di atasnya, dengan sangat transparan menunjukkan kalau itu adalah sebuah altar. Sementara di sebelah kananku terdapat ruangan lebih luas yang dipenuhi dengan deretan kursi kayu panjang yang menghadap ke arah altar.
Dinding-dinding yang mengelilingi ruangan ini terbuat dari batu-batu besar berbentuk balok yang tersusun rapi dengan permukaan yang terlihat halus seperti baru dipoles. Jendela-jendela besar dengan kaca beraneka warna tampak memancarkan cahaya yang agak redup, cukup untuk membuat sekitar agar tidak terlalu gelap.
Tidak salah lagi, tempat ini merupakan gereja abad pertengahan.
"Selamat datang kembali, Kreator Agung," sapa hangat Selena dengan suara wanita komputernya yang begitu familiar.
Aku hanya membalas dengan senyuman, tidak berani bertanya berapa lama diriku tertidur.
Kali ini berbeda dari sebelumnya. Sebelumnya aku hanya sendirian, triliunan tahun pun tidak berarti apa-apa. Tetapi, sekarang aku memiliki Vanor dan Nealla. Memang benar kalau mereka merupakan ras elf yang berumur panjang. Namun, bila ternyata saat ini aku telah beristirahat cukup lama hingga melewati batas umur mereka, maka ... aku tidak akan bisa bertemu dengan mereka lagi.
Pengistirahatan raga selesai. Waktu yang dihabiskan ━ 3000 tahun.
"Ah? 3000 tahun? itu artinya ... " gumamku dengan wajah penuh pengharapan.
"3000 tahun bagi para elf itu kurang lebih setara dengan 30 tahun bagi manusia. Itu karena anda menciptakan mereka untuk bisa bertahan hidup hingga 10.000 tahun lamanya," jelas Selena.
"Vanor dan Nealla! mereka masih hidup!" seruku antusias bergegas meloncat keluar dari dalam peti.
━Gedubrak!!!
Kaki yang tersangkut peti saat hendak keluar berhasil menghilangkan keseimbanganku. Tubuhku jatuh terbanting, mengirim kepala telak menghantam lantai batu. Tarikan kakiku pun dengan keras membanting peti kayu itu, membuat bunga-bunga di dalamnya terbang berserakan.
Meskipun saat ini hidungku berdarah, senyumanku tidak hilang.
"Siapa di sana!" Teriakan seorang perempuan dari luar gereja tiba-tiba mengagetkanku, membuatku langsung bangkit berdiri. Aku sama sekali tidak mengenal suaranya.
━Brak!
Pintu gereja dibanting hingga terbuka lebar. Cahaya terang yang menyilaukan keluar dari arah pintu, membuatku spontan mengangkat tangan ke depan wajah untuk melindungi pandangan.
Samar-samar aku dapat melihat siluet seseorang yang telah membuka pintu gereja itu. Tak lama kemudian, mataku mulai beradaptasi dengan kecerahan luar. Sosok yang tadinya buram akhirnya terlihat jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Creating My Own Fantasy World from Zero!
AdventurePenyakit yang sedari dulu terus mengekang kebebasan pemuda itu, pada akhirnya berhasil merebut nyawanya. Setelah merasakan kematian, ia dibangkitkan ke dalam dimensi lain. Dimensi kosong yang sepi dan gelap. Namun, kali ini ketidakberdayaan tak lag...