“Ra. “ Nera menoleh mendapati Kenzie di anak tangga. “Kenapa? “
Mendudukkan diri disebelah Nera, Kenzie menyimpan salah satu lengannya pada sandaran sofa, sedangkan kaki kanannya ia tumpukan pada kaki kiri.
“Dari tadi Jean merhatiin lo mulu, “ ujarnya tiba-tiba. Tak salah, sedari pagi Kenzie perhatikan, tatapan Jean tak lepas dari Nera. Kemarin pun saat ia pulang, dia melihat Jean yang menyorot Nera dari rooftop.
“Gue tau. “ Mendengar nada santai Nera, Kenzie jelas tau bahwa perempuan itu juga menyadarinya.
“Terus?
“Gue mau deketin Jean. “
Terkejut? Tentu tidak, karena Kenzie sudah menebak hal itu, “buat? “
Merolingkan netranya malas, “murid baru, tapi udah akrab sama Ran? Sedangkan selama di sekolah gue gk pernah liat Ran punya temen akrab, meskipun dia banyak kenalan. ”
“Itu artinya, Jean tau sesuatu. Gak mungkin kalo baru ketemu udah akrab, pastinya mereka berdua udah kenal lama. “
Mengeluarkan sebatang rokok, Kenzie membakar ujung rokok menggunakan pemantik. “Dan kenapa lo setuju mereka ikut pencarian Killer Joker? “
Ditatapnya Kenzie yang membuang asap rokok ke atas, “bukankah permainan akan lebih menyenangkan bila banyak orang yang memainkannya? “ seringai tipis tercipta pada wajah cantiknya. Melirik sekilas, Kenzie mengangguk diikuti dengan tersenyum devil.
Suara bel yang terdengar menghentikan aktivitas dua insan berbeda genre tersebut, saling melemparkan pandang sejenak, Nera bangkit lantas berlalu pergi.
“Yahh, mari kita namakan permainan ini dengan, berburu atau diburu. Mari kita lihat, siapa yang diburu, dan siapa yang memburu. “Suara rendah itu berucap, terkekeh kecil, mengingat permainan yang sebenarnya telah dimulai sejak dulu. Hanya saja, belum ada kebenaran yang terungkap, sehingga permainan terus berlanjut hingga kini.
Membuka pintu rumahnya, dapat Nera lihat Jean yang memakai kaos hitam, dibalud jaket hitam dan tak lupa dengan celana jeans hitam, persis seperti orang yang akan mencuri. Sedangkan Ran, laki-laki itu hanya menggunakan hoodie berwarna abu yang dipadukan celana bahan berwarna hitam.
“Ayo masuk, “ ajak Nera membuka lebar-lebar pintu rumah.
“Rumah lo gede juga, “ celetuk Jean memperhatikan desain rumah Nera yang terlihat elegan namun modern.
“Thanks, gue anggap itu pujian, “
Setibanya di ruang tamu, tampak Kenzie tengah menyesap rokok sembari memainkan ponselnya. “Yo, bro, “sapanya, menyimpan HP di meja yang tersedia, ia menghampiri Jean dan Ran lalu melakukan tos dengan mereka.
“Duduk dimana aja yang lo berdua mau, ” ucap Nera. Duduk pada sofa singel dengan sebatang rokok sudah terselip diantara celah bibir pinknya.
“Rokok? “ tawar Kenzie mengambil sebatang rokok kemudian ia serahkan pada Jean dan Ran.
Menghembuskan asap rokok ke atas, Jean menelisik Nera yang dengan santai menyesap rokoknya, seolah-olah ia sudah terbiasa.
“What? “
“No.“
Membakar ujung rokok dengan pemantik api, Ran menilik intens Nera sembari menyesap nikmat rokoknya. “Jadi, apa jawaban lo atas pertanyaan gue di sekolah tadi. “
Melirik sekilas, Nera memejamkan mata. “Lo tau kasus penculikan yang di lakuin Black Devil?. “Membuka mata, Nera menyilangkan kakinya yang dibalut celana cargo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who You?
أدب المراهقينBagaimana rasanyaa dicintai dua pria yang terobsesi dengannya? Mengerikan? Tentu tidak, justru sebaliknyalah yang dirasakan oleh Nera. Yaitu menyenangkan, dan jangan lupa, menantang. Menantang karena ia harus membongkar identitas dari seorang pembu...