PART TUJUH

503 29 0
                                    

"Kalian, bagaimana bisa melakukan ini"

Suara teriakan dari arah pintu membuat Bima melepaskan pelukannya. Ia tertegun melihat wanita yang membuka pintu ruang kerjanya.

****

Bima bisa melihat mamanya menatap mereka dengan tajam. Bima hanya bisa menghela nafas melihat mamanya diliputi amarah. Ia tak menduga kedatangan mereka. Anggi yang langsung memeluknya dan Mamanya yang tiba-tiba muncul di perusahaan.

"Kalian. Bagaimana bisa kamu lakukan ini Bima" Ucap Mama menatap murka dua orang yang ia lihat berpelukan tadinya. Ingin sekali ia menampar muka wanita yang tak pernah ia sukai dari dulu. Namun betapa kagetnya dirinya ketika ia tahu bahwa anaknya masih menjalin hubungan dengan wanita ini, sedangkan sudah ada Mayang di antara mereka.

"Ma, aku dan Anggi masih saling mencintai. Kami tak semudah itu untuk menghilangkan perasaan yang kami miliki. Dan Bima mohon mama jangan terlalu membenci Anggi. Dia wanita yang baik" Ucap Bima menatap wajah ibunya. Ia sudah memutusakan untuk mengatakan yang sebenarnya ia rasakan. Tak mudah melupakan Anggi yang sedari dulu ia cintai, meski ibunya menghadirkan Mayang di antara hubungan mereka.

Mama Bima yang mendengar perkataan anaknya langsung menggelengkan kepalanya. Ia tak habis fikir bagaimana bisa anaknya mengatakan hal itu.

"Bima, kamu sadar apa yang kamu katakan. Tidak ada wanita baik yang mengharapkan suami orang kembali, meski ada perasaan diantara mereka. seharusnya dia pergi menjauh dari kamu. Dan jangan menggunakan perasaan untuk menutupi perbuatan busuk kalian"

"Ini semua akan menyakiti Mayang. Kamu sekarang putuskan dan tinggalkan wanita ini. Mama tak ingin mendengar kalian berhubungan lagi" Ucap Mama mengarahkan tatapan tajam nya pada Anggi yang hanya bisa tertunduk.

"Dan kamu, Dari awal Saya sudah tidak pernah menyukaimu. Tapi kamu wanita kegenitan yang terus mengejar anak saya yang telah memiliki seorang istria. Apa kamu tidak malu hah"

Bima yang melihat mamanya sudah terlihat begitu emosi dan sepertinya akan memukul Anggi langsung berdiri diantara mereka. Ia tak ingin terjadi apapun setelah ini.

"Nggi sebaiknya kamu pergi dari sini" Ucap Bima menyuruh Anggi secepatnya keluar karena ia tak ingin emosi mamanya terus tersulut.

"Tapi Mas Aku Kesini ingin membicarakan Kita" Ucap Anggi kekeh. Meski ia sangat takut melihat amarah Mama Bima, namun ia lebih takut Bika meninggalkan dirinya.

"Aku Mohon Nggi. Sekali ini saja ikuti perkataanku" Ucap Bima menatap Anggi penuh permohonan. Ia tak ingin situasi semakin runyam karena keberadaan Anggi yang akan terus menyulut kemarahan mamanya.

Akhirnya Anggi yang mendengar suara Bima yang begitu lirih sarat akan permohonan memutuskan untuk pergi. Namun ia tak akan membiarkan Bima meninggalkannya lagi. Meski ia harus menggunakan berbagai cara untuk menyingkirkan wanita yang telah merebut laki-laki yang sangat dicintainya.

"Bagus Ya kamu, mama benar-benar ngga pernah menyangka akan punya anak sebrengsek kamu Bima. Mama benar-benar begitu Malu pada Mayang. Menikahkan kamu yang ternyata tak pantas Untuknya" Ucap Mama Bima melangkah keluar denagn penuh Amarah. Ia begitu muak melihat drama murahan anaknya dan wanita tak tahu malu itu. Ia benar-benar merasa sangat bersalah pada menantunya Mayang.

****

Mayang berfikir sepertinya ia sudah agak keterlaluan dengan Bima belakangan ini. Ia terlalu terbawa emosi setiap kali suaminya itu membahas tentang kegugurannya. Mulai sekang seperti nya ia mulai mencoba menerim kengyataan, bahwa memang mungkin belum saatnya ia bisa menjadi seorang ibu yang baik.

Mayangpun tak menduga Bima akan sedemikian rupa menjaganya setelah ia mengalami keguguran itu. Suaminya itu tampak lebih sabar menghadapi emosinya akhir-akhir ini yang sering tak terkendali.

Suara mobil Bima membuat Mayang langsung menuju teras rumah. Namun Mayang mengernyitkan dahinya ketika melihat mobil ibu mertuannya masuk beriringan dengan mobil suaminya.

Mayang langsung menghampiri mama Bima ketika ia melihatnya keluar dari Kendaraan.

"Mama..." Ucap mayang langsung menyalimi tangan ibu mertuanya. Terlihat sang mertua langsung memeluk menantunya erat. Ia benar-benar merasa bersalah pada Mayang atas tingkah laku anaknya.

"Ma, ayo masuk" Ucap Mayang menggiring mereka memasuki rumah. Ia bisa melihat wajah Mama Bima yang terlihat menahan amarah, dan wajah suaminya yang terlihat pucat.

"Apa yang terjadi" Batinnya bertanya-tanya.

Mayang Akhirnya menuntun mereka duduk di sofa. Ia bisa melihat merttuanya terlihat beberapa kali menghela nafas dan memandangnya dalam.

"Mayang"

"Sebelumnya mama atas nama Bima mohon maaf sama kamu, jika anak mama sering menyakiti hati kamu"

"Mama ingin bertanya. Apa kamu tahu suami kamu itu masih bertemu dengan Perempuan lain?" tanya Mama menatap Mayang dengan tatapn sedih.

Sedangkan Bima yang mendengar perkataaan mamanya hanya menundukkan kepalanya. Ia begitu takut melihat ekspresi Mayang.

Mayang sangat terkejut mendengar pertanyaan ibu mertuanya. Ia tak menduga mamanya akan bertanya akan hal itu.

"May, jujurlah pada Mama. Jangan kamu sembunyikan kesakitan itu sendiri nak" Ucap Mama menggenggam tangan Mayang.

Mayang yang mendengar perkataan mertuanya hanya bisa menganggukkan kepalanya. Sekarang ia mengerti. Ternyata selama ini hubungan Bima dan wanita itu masih terjalin di belakangnya sampai saat ini. Ternyata perhatian laki-laki itu padanya akhir-akhir ini tak berarti apapun. Sekarang Mayang menyadarinya.

"Astaga May. Kenapa kamu tidak mengatakan nya pada mama. Seandainya mama tidak melihatnya sendiri, mama tidak akan tahu kamu disakiti begitu dalam oleh suamimu itu" Ucap Mama mertua frustasi mendengarkan pengakuan Mayang. Ia benar-benar merasa begitu kasihan pada menantunya ini.

Bima yang sudah tak tahan mendengarkan pembicaraan mereka langsung memotong pembicaraan mereka.

"Ma, sudah. Biarkan aku dan Mayang menyelesaikan permasalahan kami. Tolong mama jangan seperti ini" Ucap Bima memadang mamanya. Entah mengaap ia sangat takut Mayang saat ini menyimpan amarah padanya. Ia tak ingin Mayang terlalu banyak menanggung beban setelah wanita itu mengalami keguguran.

"Diam kamu. Sekarang Mama kasih kamu pilihan. Tinggalkan perempuan itu, atau kamu bisa tinggalkan Mayang dan pergi ke pelukan perempuan muarahan itu" Ucap Mama memandang Bima tajam.

Mayang dan Bima yang mendengar itu begitu terkejut. Mereka tak menduga mama akan mengatakan hal yang tidak terfikirkan oleh mereka. Bima benar-benar terbuat terdiam oleh mamanya.

.

Jangan Lupa vote dan Comment ya. Thanksss

BELAHAN JIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang