Mayang dan Bima yang mendengar itu begitu terkejut. Mereka tak menduga mama akan mengatakan hal yang tidak terfikirkan oleh mereka. Bima benar-benar terbuat terdiam oleh mamanya.
****Bima hanya terdiam mendengarkan perkataan mamanya. Ia menatap Mayang yang juga terlihat kaget.
"Baiklah jika kamu hanya diam. Mama akan membawa mayang bersama mama saja"
"Mayang, kemasi barangmu. Mama tunggu di mobil" Ucap Mama Bima meninggalkan mereka. Ia tak akan membiarkan semuanya mudah untuk Bima.
Mayang yang mendengarkan perkataan ibu mertuanya hanya bisa mengikuti. Ia langsung mengambil seluruh barang yang di perlukannya. Ia memeng tak bisa terlalu berharap banyak terhadap suaminya. Bukankah laki-laki itu sudah menegaskan sejak awal bahwa laki-laki itu tak pernah bisa mencintainya.
"May" Ucap Bima memanggil istrinya yang terlihat sedang memasukkan barang-barang. Bagaimana bisa semuanya jadi seperti ini. Mengapa mamanya bisa melakukan ini pada dirinya. Bima tak bisa melihat mayang akan meninggalkan rumah ini.
"Bisakah kamu tidak pergi?" Ucap Bima melangkah ke balik tubuh istrinya. Meski ia belum bisa menentukan langkah pasti. Namun bukan ini yang diinginkannya. Mayang istrinya seharusnya ada di rumah ini.
Mayang yang mendengar pertanyaan Bima menghela nafas. Ia sangat bingung, sebenarnya apa mau suaminya. Seharusnya ia senang bukan, jika ia pergi dari rumah ini, tak ada lagi yang akan mengganggu dan menghambat hububgan laki-laki ini dan wanita yang di cintainya.
"Mas, kamu tidak bisa dengan kami berdua. Mungkin selama ini aku menerima kamu melakukan apapun. Namun jika mama sampai tahu, aku tidak bisa melawan keinginan mama. Aku tak ingin menyakitinya. Kamu pun tak bisa kan memilih antara kami berdua, jadi sebaiknya aku pergi. Setelah ini mas bisa bebas, ingin melakukan apapun dengannya aku tak akan mengatakan apapun. Maaf jika aku terkesan menentang kamu sebagai suami, namun sejujurnya setelah kehilangan Dia rasanya sangat berat melihat dirimu lagi. Hal itu akan mengingatkan ku pada dosaku yang terlalu larut pada kesedihan karena diabaikan suami, sampai tak menyadari kehadiran anakku. Hingga ia memutuskan tuk tak ingin bertahan lagi" Ucap Mayang. Ia langsung mengambil tas yang telah ia isi dengan barang yang dibutuhkannya. Ia langsung memilih keluar, karena ia tak akan sanggup mengambil keputusan ini jika Bima meminta nya kembali, ia yang lemah oleh cinta pasti akan berlari ke laki-laki itu lagi. Dan mayang tak ingin hal itu terjadi.
****
Bima menatap Anggi yang terlihat masih betah duduk menunggunya. Sebenarnya ia sudah memberikan pengertian pada wanita ini untuk jangan datang ke perusahaan nya lagi. Namun anggi begitu kekeh tak mendengarkan perkataannya.
"Kamu akan menjauhiku jika aku tak datang mencari kamu Mas. Aku benar-benar merasa sangat rindu" Ucap Anggi membuat Bima hanya bisa menyetujui. Ia tak pernah bisa memang menang dari anggi, apalagi wanita itu selalu mengungkapkan perasaannya, yang membuat Bima merasa tidak tega mengusirnya terus menerus.
Namun entah mengapa, semenjak Mama membawa Mayang pergi. Fikiran Bima terus dikuasai tentang Mayang. Ia baru menyadari selama ini ia Sudah tidak terlalu sering memikirkan tentang Anggi. Entah mengapa Mayang terus menguasai fikirannya. Apalagi semenjak wanita itu tinggal di rumah mamanya, Mayang benar-benar memutuskan komunikasi dengannya, meski ia telah mengirimkan pesan dan melakukan panggilan sekian kali. Perempuan itu benar-benar tak membalasnya.
"Apakah Ia harus menemuinya" Fikir Bima. Ia ingin sekali melihat Mayang. Namun rasa marahnya pada sang mama mebuat ia selalu mengurungkan niatnya datang ke rumah orang tuanya.
"Mass.." Ucap Anggi menatap Bima yang terlihat melamun.
Bima yang mendengar suara anggi langsung tersadar. Ia ternyata terlalu sibuk memikirkan Mayang hingga ia tak menyadari dirinya sudah terdiam begitu lama, sampai Anggi meyadarinya.
"Ada yang kamu fikirkan?" Ucap Anggi begitu penasaran apa yang difikirkan oleh Bima, sampai melamun seperti itu. Ia bisa merasakan laki-laki ini agak diam semenjak ia datang.
"Ngga ada kok. Hanya masalah kerjaan. Yuk kita makan aja. Aku sudah lapar" Ucap Bima mengalihkan pembicaraan. Ia tak bisa jujur pada Anggi dan bisa menyakiti wanita itu.
Anggi yang mendengar perkataan Bima langsung tersenyum. Ia langsung menghampiri laki-laki itu, mereka akhirnya keluar bersama , apalagi Anggi semakin bahagia ketiak Bima tak menolak pegangan tangannya.
****
Mayang kira, jauh dari Bima bukan hal sulit untuk di lakukan. Apalagi setelah ia tahu apa yang di lakukan oleh laki-laki itu di belakangnya. Namun kenapa hatinya malah berkata lain. Ia merasa begitu merindukan laki-laki itu.
"May, ayo berangkat" Ucap Rika membuyarkan lamunan temannya ini. Meski akhir-akhir ini mayang terlihat jauh lebih baik dari biasanya, Rika tahu temannya itu masih belum bisa sembuh dari rasa sakitnya. Dan Rika benar-benar merasa bersalah atas apa yang di lakukan oleh Anggi, ia begitu malu namun rasanya tak bisa menjauh dari teman sebaik mayang.
Namun ketika Mayang sedang memilih tempat duduk yang nyaman untuk mereka menyantap makan siangnya. Suara Teriakan dan Makian Rika membuat Mayang berbalik dan mencari keberadaan temannya.
Ia begitu kaget melihat di depan sana Rika sudah menampar dan memarahi seorang wanita dan laki-laki yang begitu ia kenali.
"Kalian memang tidak tahu malu ya. Bisa-bisa nya kalian dengan bebas bergandengan tangan seperti ini setelah mengetahui ada wanita lain yang tersakiti"
"Anggi, kakak sudah menguruhmu menjauhi laki-laki beristri ini tapi mengapa kamu masih saja bersama dengannya"
"Dan kamu Bima, saya ngga menduga kamu bisa dengan tidak tahu malunya berselingkuh setelah melihat istri kamu mengalami keguguran dan kehilangan anak kalian"
"Apa memang kalian sudah tidak memiliki perasaan dan rasa malu. Kalian seperti ini hanya akan menyakiti Mayang"
Rika menatap kedua paangan peselingkuh di depannya dengan tajam. Ia mengatakan semua nya dengan lantang. Sungguh ia begitu muak melihat mereka masih tak tahu malu bergandengan tangan dengan bebas di tempat umum setelah semua yang Mayang alami. Apakah mereka benar-benar tak punya hati.
"Rika.."
"Sudah. Sebaiknya kita pergi. Kita cari tempat makan yang lain saja" Ucap Mayang menghampiri temannya itu. Ia benar-benar tak memandang sama sekali pasangan di depannya. Ia sudah cukup tahu apa yang terjadi dan membuat Rika begitu emosi.
"May tapi dua orang ini tak bisa terus di Biarkan" Ucap Rika yang kurang setuju dengan keinginan Mayang. Ia masih ingin membuat malu dua orang jahat di depan mereka.
Bima yang melihat keberadaan Mayang begitu terkejut. Ia tak menyangka ternyata Rika ini bersama dengan istrinya ke sini.
"Ayo kita pergi" Ucap Mayang tak ingin lagi di bantah, ia menarik tangan Rika. Ia dapat merasakan semua orang memandang mereka. Mayang hanya tak ingin lebih lama di tempat yang sama dengan dua orang yang begitu tak tahu malu itu.
"May" Suara Bima membuat mayang semakin mempercepat langkahnya. Ia benar-bener tak ingin bertemu dengan laki-laki itu.
"May Tunggu, May"
Mayang masih bisa mendengarkan panggilan Bima yang terus mengejarnya. Namun bagi Mayang sudah tak ada lagi yang akan ia katakan. Apalagi untuk melihat wanita yang terus bersama Bima hanya akan membuat hatinya semakin sakit.
.
Jangan Lupa vote dan Comment Ya. Thanksss
KAMU SEDANG MEMBACA
BELAHAN JIWA
RomantiekMenjadi istri yang tak diinginkan memang tak pernah mudah. Entah apa lagi yang harus ku lakukan. Suamiku yang ku cintai tak pernah bisa melupakan wanita yang dia cintai. Apalagi ku tahu mereka tetap menjalin hubungan, rasanya sungguh menyakitkan.