Chapter 3 » Truth or Dare

9.9K 641 14
                                    

Berhubung cerita yang satunya udah mengantongi tag 'selesai'. Gue mulai up date cerita ini -lagi-

Happy reading guys

Votenya jangan lupa ya... #ngarep

---®---

Nara meregangkan tubuhnya yang terasa kaku. Matanya yang masih belum menemukan titik fokusnya masih terpejam setengah. Kedua tangannya yang bebas merapikan rambutnya yang terasa agak berantakan.

"Gimana tidurnya ?? Nyenyak ??", pertanyaan Alex itu membuat Nara yang belum sadar betul memiringkan kepalanya bingung.

"Lo siapa ?? Gue dimana ?? Gue belom mati kan ???", mendengar rentetan pertanyaan yang keluar dari mulut Nara membuat Alex terkekeh geli, apalagi pertanyaan terakhir Nara benar-benar mengindikasikan bahwa gadis itu belum sadar betul.

"Yang pertama gue Alexo Diaval Rajendra, sekarang lo ada di basecamp gue, dan buat pertanyaan lo yang terakhir, gue rasa lo belom mati karena lo masih napak tanah", jawaban panjang Alex itu membuat Nara mencebikkan bibirnya kesal.

"Sialan lo !!", dan satu bantal sofa pun mendarat mulus di wajah Alex.

"Woah... Keep calm sayang", ucapan Alex barusan bukannya meredakan amarah Nara, justru memicu amarah yang lebih besar lagi.

"Sayang-sayang pala lo peyang", kali ini bukan cuma satu bantal yang dilempar Nara, tapi hampir semua bantal dibuat melayang oleh Nara. Hal ini membuat Alex berlari menghindar sambil cengengesan tak jelas.

"Kalo lo gak suka dipanggil sayang, gue bisa panggil lo honey atau darling kok", godaan Alex barusan sukses membuat Nara makin giat melempari Alex dengan segala jenis barang. Mulai dari bantal, kotak tissue, remote TV, bahkan stick PS pun ikut melayang.

"Alex tutup mulut lo atau gue tabok lo !!", ancaman Nara itu ditanggapi dengan santai oleh Alex.

"Kalo ditaboknya pake bibir, gue sih mau !!!",

"Aleeexxxx",

"Apa sayang ???"

"Ihhh lo nyebelin"

....

....

....

Mereka berdua terdiam salin pandang. Dada mereka masih naik turun akibat nafas mereka yang sepenggal-sepanggal.

"Woi... Lo gue cariin kemana-mana taunya malah pacaran disini !!!", teriakan Dino membuat Alex dan Nara menoleh secara bersamaan ke sumber suara.

"Cie... Nolehnya barengan !!!", kali ini Dino harus menelan pil pahit atas ucapannya barusan karena secara bersamaan -lagi- Alex dan Nara melemparnya dengan stick PS.

Lemparan Alex mengenai perut Dino sementara Nara berhasil mengenainya tepat di jidat.

"Woi... Sakit !!!", Dino mengusap jidatnya yang mulai memerah.

"Sapa suruh lo banyak omong ", ucapan Nara itu sukses membuat Dino memberengut kesal.

"Udah deh !!! Jangan ribut lagi, daripada nggak ada kerjaan gini mendingan kita maen aja !!!", usulan Alex itu disambut baik Dino.

"Males... Gue mau balik ke kelas aja !!!", jawaban bernada ketus itu terucap dari bibir Nara.

"Yakin mau balik ??? Sekarang ini lagi pelajaran sosiologi, apalagi gurunya killer, gak takut kena omel lo dateng telat !!!", gertakan Dino itu sama sekali tak mendapat respon dari Nara.

"Weits.... Kata siapa lo bisa pergi seenaknya !!! Dino, kunci pintunya !!", setelah mendengar perintah Alex barusan Dino dengan sigap langsung memutar kunci dua kali lalu memasukkan kuncinya ke dalam saku celananya.

Melihat hal ini Nara mendengus kesal lalu segara menatap Alex tajam.

Jujur saja sekarang ini Nara sedang memikirkan hal yang bisa terjadi padanya dalam kondisi terkunci didalam ruangan bersama dua badboy sekolah.

"Tenang aja, gue cuma mau ngajakin lo main TOD kok", papar Alex seolah bisa membaca apa yang sedang dipikirkan Nara.

"Yakin cuma maen TOD ??? ", keraguan Nara terhapuskan saat Alex mengangguk yakin.
"Duduk sini", Alex menepuk sofa kosong disebelahnya.

Nara hanya menurut lalu duduk diam sementara Dino menngambil botol kosong yang dijadikan salah satu pajangan ruangan.

"Oke. Gue yang pertama puter botolnya ya !!", semua mengangguk setuju atas usul Dino.

1... 2... 3...

Botol itu pun berputar hingga akhirnya bibir botolnya tepat menunjuk Alex.

"So... Truth or dare ??", pertanyaan Dino itu langsung dijawab cepat oleh Alex.

"Truth"

"Ada berapa cewek yang pernah lo cium ??"

"Eng...", perlahan tapi pasti Alex mulai menghitung jumlah cewek yang pernah diciumnya.

"Ah... Kelamaan !!", dengusan sebal Nara itu mengundang komentar Dino.

"Maklum lah Ra, dia kan playboy cap lele. Pasti banyak korbannya", mendengar komentar Dino barusan Alex tak tinggal diam.

"Enak aja !!! Gue itu bukan playboy, orang mereka sendiri kok yang nawarin bibirnya ke gue"

"Tapi kan lo juga nyosor, itu sih sama aja"

"Tapi kalo gak ditawarin gue gak bakal nyosor"

'Bugh'

Sebuah bantal mendarat diwajah Alex dan Dino.

"Kalian mau debat apa lanjut main TOD ??", pertanyaan Nara itu membuat Dino dan Alex diam.

Setelah beberapa saat Alex kembali buka suara.

"Kurang lebih udah gak keitunglah jumlah cewek yang pernah gue cium", jawaban absurd itu pun mengundang decak sebal dari yang lain.

Setelah menjawab, sekarang giliran Alex yang memutar botol.

Kali ini bibir botol menunjuk lurus kearah Nara.

"Truth or Dare ???"

"Dare", jawaban Nara itu membuat Alex tersenyum.

"Kenapa nggak milih truth aja ???", pertanyaan Dino membuat Nara dan Alex menatapnya tajam.

"Gue nggak sudi kehidupan pribadi gue dipertanyakan. Apalagi sama cowok sedeng macam kalian ini", jawaban Nara itu hanya dijawab anggukan kepala oleh Dino.

"Jadi pacar gue", tantangan gila itu hanya dijawab dengan santai oleh Nara.

"Are you serious ??"

"Sure", Alex membenarkan posisi duduknya lalu menatap Nara dengan penuh keyakinan.

"Ok. Gue mau", mendengar jawaban ringan dari mulut Nara. Alex lantas tersenyum bahagia. Semudah inikah ??? Semudah inikah untuk menaklukan gadis yang mampu merebut perhatiannya pada pandangan pertamanya. Oh... Alex benar-benar gembira karena ini.

"Tapi dengan satu syarat", dahi Alex berkerut dalam saat mendengar Nara mengucapkan kalimat barusan.

"Apa ??"

"Lo harus memenuhi semua permintaan gue dan saat lo nggak bisa memenuhi permintaan gue, ki-ta-pu-tus. Deal ??", Nara menyodorkan tangan kanannya kedepan Alex.

"Deal", Alex menjabat tangan lembut Nara sambil tersenyum bahagia.

BullyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang