Dikala bianglala melambai padamu,
Kamu kan tau dengan merenungi masa yang lalu,
Kakimu menginjak rerumputan liar yang hanya terpaku,
Seakan pikiranmu telah membisu dimakan waktu.Engkau memakai alas untuk kakimu,
Lantas apa yang kamu gunakan di hatimu?
Menjalani kasih yang berending tangis,
Kau merana, tubuhmu pun disayat dan cintamu pun terkikis.Tiada gunanya kamu memakaiku,
Kakimu tejaga olehku, namun apa gunanya bila hatimu merusak tubuhmu,
Dirimu membuangku bagai sampah ketika aku terputus,
Namun kamu, terpupus hanya untuk cinta yang tidak tulus.Apa daya aku hanya sebagai alas,
Dipakai dan nantinya kan dibuang,
Aku tak sepenting itu dihatimu,
Namun aku akan selalu menjagamu.Berhentilah terdiam hanya karena tiada arah,
Mulailah tegap bagai bima yang begitu gagah,
Berhentilah mengikis hati maupun tubuhmu,
Hanya karena gagal cinta dikala itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Puisi Sandal Jepit
PoesiaAntologi puisi "Sandal Jepit" ditulis berdasarkan inspirasi dari sandal jepit itu sendiri.