Pindah ke SMA Citra Buana di Jakarta, membuat Garin cemas karena tidak pandai beradaptasi di lingkungan yang berbeda. Apalagi, ia adalah sosok gadis yang introvert dan tidak percaya diri. Sampai saat hari pertama masuk, Garin mengenal Shena dan Ghea...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SUMPAH RIN?! KAK VEGA NEMBAK LO?! Kenapa baru cerita sekarang?? Terus gimana, lo jawab apa?"
Suara Shena yang heboh, membuat aku reflek menutup mulutnya supaya Ayah dan Ibu tidak kaget karena kami sedang menonton film di kamarku.
Aku menggeleng, menghela napas panjang seraya meremas bantal dalam pelukan.
" Gue belum jawab apa-apa dan Kak Vega enggak maksa, tapi gue merasa ada yang mengganjal di hati. Di sisi lain, karena kami baru kenal.. jadi gue agak khawatir apa benar Kak Vega sebaik yang kalian ceritain."
"Gara-gara Vanno nih, sekarang Garin jadi takut buat pacaran. Pengen gue hajar, tuh anak!" omel Shena selagi melayangkan tinju ke bantal milikku.
Ghea pun lantas terkekeh dan menenangkan Shena, selagi duduk bersandar di sofa.
"Sabar Shen, jangan emosi dulu. Yang dibilang Garin juga benar, dia cuma khawatir aja karena belum kenal dekat sama Kak Vega."
"Iya sih.. terus gimana Rin? Kak Vega bilang apa?" tanya Shena lagi.
Aku mengecilkan volume televisi, sebelum menjawab Shena. Isi pikiranku belakangan ini kacau, setelah Kak Vega menyatakan perasaannya padaku.
"Kak Vega bilang, dia enggak akan maksa gue, Shen. Apa gue coba buat berteman aja, ya? Tapi.. gue takut sama fansnya Bhuana Nation, nanti gue jadi bahan hujatan."
"Rin, lo jalanin aja sesuai kata hati. Enggak usah buru-buru, dan jangan pikirin omongan orang lain. Lo coba dulu aja buat kenal sama Kak Vega, oke?" Shena merangkulku erat, rasanya nyaman seperti pelukan seorang kakak perempuan.
Lantas, aku mengangguk pelan dan mencoba meyakinkan diri.
"Gue coba deh.. makasih sarannya ya. Dari kemarin gue mau cerita, tapi bingung. Nyokap gue juga udah tahu sih, beliau bilang hal yang sama. Bokap gue belum tahu, takut juga kalau Kak Vega bakal disidang kayak Vanno dulu."
"Rin, lebih baik fokus ke diri lo sendiri dulu aja. Soal Kak Vega, gue yakin kalian bakalan semakin dekat. Dan, jangan lagi mikirin masa lalu terutama si Vanno." tambah Ghea, yang lagi-lagi membuatku tersentuh.
"Shen, Ghe, gue beruntung punya sahabat sebaik kalian. Kalau gue enggak ketemu kalian di Citra Buana, pasti gue bakalan sendirian kayak dulu." Aku menggenggam tangan kedua sahabatku, membuat mereka tersenyum.
"Aduh, jadi terharu.. gimana dong, nanti ini snacknya kena air mata gue.."
Shena lantas mengibaskan tangannya di dekat wajah, diikuti Ghea yang memelukku erat.
"Garin.. gue juga sayang sama lo.. makasih juga udah jadi sahabat gue ya."
Kami pun lantas saling menautkan jemari kelingking, pertanda janji untuk mempererat persahabatan.
"Janji ya, kita bakal sama-sama terus selamanya? Tetap keep in touch, pengen ketemu kalian lagi setelah sukses dan berkeluarga."