DIO DAN AYAH

3.6K 125 8
                                    

Pengenalan Karakter Utama :

Gambaran DIO PUTRA : Seorang remaja laki-laki berusia 16 tahun, imut, dan agak pendek.
Latar Belakang Keluarga: Ibunya sudah meninggal, dan sekarang tinggal dengan Ayahnya yang seorang penjudi berat dengan banyak hutang.



----


Di sebuah rumah kontrakan kecil di pinggiran kota, Dio duduk di atas tempat tidur lusuh di kamarnya yang sempit. Malam itu, angin bertiup kencang, membuat tirai tipis berkibar tak beraturan. Dio menggenggam buku catatan lamanya, mencoba mengabaikan suara-suara yang datang dari ruang tamu di mana ayahnya, Pak Andi, sedang berbicara dengan seseorang.

Tiba-tiba, suara pintu terbuka mengagetkan Dio. Pak Andi, dengan wajah yang terlihat lebih tua dari usianya, masuk ke kamar Dio. Matanya terlihat lelah dan penuh dengan beban hidup yang berat.

"Dio, kita perlu bicara," kata Pak Andi, suaranya berat dan serius.

Dio mengangkat wajahnya, matanya yang besar dan penuh harapan menatap ayahnya. "Ada apa, Ayah?" tanyanya dengan suara lembut, mencoba mencari petunjuk di wajah ayahnya yang keruh.

Pak Andi duduk di kursi reyot di sudut kamar. Dia menghela napas panjang, seolah mencoba mencari kata-kata yang tepat. "Dio, Ayah punya masalah besar. Masalah yang sangat besar."

Dio merasakan ketegangan di udara. Dia tahu ayahnya sering berjudi, tetapi tidak pernah mengira masalahnya akan menjadi seburuk ini. "Apa yang terjadi, Ayah?" tanyanya, meskipun dalam hati dia merasa takut akan jawabannya.

Pak Andi menundukkan kepala, menghindari tatapan Dio. "Ayah... Ayah punya banyak hutang, Dio. Dan mereka datang menagih. Ayah tidak punya uang untuk membayarnya."

Dio terdiam, mencoba mencerna kata-kata ayahnya. "Jadi, apa yang akan kita lakukan?" tanyanya pelan.

Pak Andi menghela napas lagi, lebih dalam kali ini. "Ayah... Ayah sudah memutuskan sesuatu. Ini sangat berat, tapi Ayah tidak punya pilihan lain."

Dio merasakan jantungnya berdebar kencang. "Apa yang Ayah maksud?" desaknya.

Pak Andi akhirnya menatap mata Dio, mata yang penuh dengan rasa bersalah. "Ayah harus... Ayah sudah menjualmu kepada sebuah keluarga kaya yang ada di luar kota."

Dio membeku. Kata-kata ayahnya bergema di kepalanya, tapi dia sulit mempercayainya. "Ayah menjualku?" bisiknya, suaranya hampir tak terdengar.

Pak Andi mengangguk, air mata mulai menggenang di matanya. "Mereka akan merawatmu dengan baik, Dio. Mereka ingin memiliki anak, tapi karena suatu alasan mereka tidak bisa punya anak. Ini adalah satu-satunya cara Ayah bisa menyelamatkan kita berdua."

Dio merasakan air mata mengalir di pipinya. "Ayah... bagaimana bisa Ayah melakukan ini padaku?" tanyanya dengan suara bergetar.

Pak Andi bangkit dari kursinya dan berlutut di depan Dio. "Maafkan Ayah, Dio. Ayah tidak punya pilihan lain. Ayah terjebak dalam lubang yang terlalu dalam. Mereka akan memberikanmu kehidupan yang lebih baik daripada yang bisa Ayah berikan."

Dio terisak, tetapi dia tahu betapa terdesaknya ayahnya. Meski hatinya hancur, dia mencoba memahami keputusan ayahnya. "Kapan aku harus pergi?" tanyanya

"Besok pagi," jawab Pak Andi dengan suara pelan. "Mereka akan datang menjemputmu."

Malam itu, Dio dan ayahnya menghabiskan waktu bersama dalam keheningan. Mereka tidak banyak bicara, tetapi kehadiran mereka satu sama lain sudah cukup. Dio tahu ini adalah malam terakhirnya di rumah yang telah dia kenal sepanjang hidupnya.


---


Pagi hari datang terlalu cepat. Dio berkemas dengan perasaan campur aduk. Ketika saatnya tiba, sebuah mobil mewah berhenti di depan rumah kontrakan mereka. Seorang pria dan wanita keluar dari mobil, terlihat ramah namun asing bagi Dio.

Pak Andi menggenggam tangan Dio untuk terakhir kalinya. "Jadilah anak yang baik, Dio. Mereka akan menjagamu dengan baik. Ayah akan selalu mencintaimu."

Dio menatap ayahnya dengan mata penuh air mata. "Aku membencimu, Ayah," bisiknya sebelum masuk ke dalam mobil, meninggalkan rumah kontrakan dan kehidupan lamanya di belakang.

Saat mobil melaju menjauh, Dio menoleh sekali lagi, melihat sosok ayahnya yang semakin kecil di kejauhan. Dia tahu hidupnya akan berubah drastis, tetapi dalam hatinya, dia berharap suatu hari nanti bisa kembali dan memaafkan ayahnya. Hingga saat itu tiba, dia harus menjalani kehidupan barunya dengan penuh ketabahan.


----


BERSAMBUNG......




NEXT EPISODE TERGANTUNG VOTE

30 VOTE 🤲🏼🙏🏼



BABY DIO  [ON GOING LAGI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang