------------------
Malam itu, suasana rumah terasa tenang. Dio telah tertidur pulas di kamar nya. Mrs. Linda dan Mr. Richard berada di kamar mereka, bersiap untuk beristirahat setelah hari yang panjang. Namun, ada kegelisahan yang tak terucap di antara mereka. Setelah beberapa saat yang hening, Linda memutuskan untuk memulai percakapan.
"Richard, aku merasa ada sesuatu yang masih belum sesuai rencana," ucap Linda sambil memandang ke arah suaminya yang sedang melepaskan dasinya.
Richard menghela napas panjang sebelum duduk di tepi ranjang. "Aku tahu apa yang kau maksud. Dio... dia masih berbicara seperti anak biasa.Rencana awal kita untuk memulai proses ini secara bertahap, tapi kurasa kita terlalu longgar. Harusnya di tiga bulan pertama ini, dia mulai berbicara seperti bayi."
Linda mengangguk setuju, matanya terlihat khawatir. "Ya, awalnya kupikir memberinya sedikit kelonggaran akan membantunya menyesuaikan diri, tapi ternyata dia masih berpikir kalau dia bisa menjadi dirinya sendiri di rumah ini. Padahal, rencana kita adalah memastikan dia sepenuhnya menjadi bayi, bukan hanya dalam penampilan, tapi juga perilaku."
Richard terdiam sejenak, lalu menatap Linda dengan tegas. "Mungkin kita harus mulai dengan aturan bicara. Kita tak bisa menunda lagi. Mulai besok, dia harus berhenti berbicara seperti anak biasa. Dia harus mulai menggunakan suara bayi seperti yang sudah kita rencanakan."
"Ya, aku setuju," kata Linda, sambil memeluk bantal di pangkuannya. "Tapi, apa kamu yakin dia akan mengikuti aturan ini dengan baik? Dia sudah tampak cukup keberatan dengan peran sebagai bayi, dan sekarang kita harus menuntutnya lebih."
Richard tersenyum tipis. "Dia tak punya pilihan. Kita sudah menetapkan aturan, dan dia harus mengikutinya jika ingin tetap di sini. Lagipula, kita bisa melakukannya secara paksa? Untuk membantunya merasa nyaman dan berada dalam kendali kita."
Linda mengangguk lagi, namun raut wajahnya tetap menunjukkan keraguan. "Aku hanya khawatir dia mungkin akan semakin merasa tertekan. Kita ingin dia merasa seperti bagian dari keluarga ini, tapi dengan semua aturan yang ketat ini, aku takut dia malah merasa semakin terisolasi."
Sebelum Richard sempat menanggapi, pintu kamar diketuk pelan. Bi Ani masuk dengan langkah lembut, menyadari bahwa majikannya tengah dalam percakapan serius. "Maaf mengganggu, Tuan, Nyonya. Saya hanya ingin memastikan apakah ada yang bisa saya bantu sebelum saya beristirahat."
Linda tersenyum padanya. "Tidak apa-apa, Bi Ani. Kami hanya sedang membicarakan tentang Dio dan rencana yang sudah kami buat untuknya."
Bi Ani menunduk sedikit, mendengarkan dengan penuh perhatian. "Apakah ada sesuatu yang perlu saya lakukan untuk membantu dengan rencana tersebut?"
Richard menatap Linda, lalu berkata, "Mulai besok, kami ingin Dio sepenuhnya berbicara seperti bayi. Kamu akan membantunya lebih sering, memastikan dia tidak menggunakan bahasa yang normal lagi. Setiap kali dia mencoba berbicara biasa, ingatkan dia untuk kembali ke 'bahasa bayi.' Jika dia sengaja berbicara mungkin lebih baik ada hukuman ringan untuknya"
Bi Ani mengangguk patuh. "Baik, Tuan. Saya akan mengawasi hal itu dan memastikan Tuan Muda Dio mengikuti aturan."
Linda merasa sedikit lega mendengar itu. "Terima kasih, Bi Ani. Kami hanya ingin memastikan semuanya berjalan sesuai rencana. Kami percaya kamu bisa membantunya menyesuaikan diri lebih cepat."
"Saya akan lakukan yang terbaik, Nyonya," jawab Bi Ani dengan senyum menenangkan sebelum meninggalkan kamar.
Setelah Bi Ani pergi, Linda menoleh lagi ke Richard. "Kamu yakin ini cara yang tepat? Mungkin kita bisa lebih sabar, memberinya waktu sedikit lebih lama."
Richard menarik napas dalam-dalam. "Aku tahu ini tak mudah, Linda. Tapi ingat, kita sudah berkomitmen pada rencana ini. Tiga bulan pertama adalah masa penyesuaian, dan kita sudah membiarkan dia terlalu banyak berbicara normal. Kalau kita ingin rencana sesuai dan berhasil, kita harus tegas."
"Oke besok akan menjadi hari pertama Dio menjadi bayi sepenuhnya hanya untuk 3 bulan kedepan saja." kata Linda
Richard meraih tangan Linda, memberikan cengkeraman yang lembut. "Percayalah, Linda. Dio pasti akan mengerti"
Malam itu, meskipun mereka berdua akhirnya tertidur, perasaan cemas tentang bagaimana Dio akan merespons rencana baru mereka tetap menggantung di udara.
__________
-
BERSAMBUNG..............
-
TERIMAKASIH YANG SUDAH BACA
MAAF LAGI BINGUNG SAMA CERITA INI
JADI AGAK LAMA UPLOADNYA
OTAK KU LAGI KURANG IDE
AYOK TULIS KOMENTAR "SEMANGAT!!!"
AGAR AKU LEBIH SEMANGAT WKWK :V
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY DIO [ON GOING LAGI]
Fiksi RemajaDeo Putra, remaja pria 16 tahun, dia imut dan agak pendek, dia dijual oleh ayahnya sendiri karena masalah judi dan hutang, dia dijual kepada keluarga kaya di luar kota yang ingin memiliki anak. keluarga tersebut ingin merawatnya dari 0 dan memperlak...