"Nghh.... Ohh.... Mhh...."
"Kenapa Jesa? Kamu sakit? Dari tadi mami liatin gelisah banget"
Tatapan Jesa mengarah ke depan, pada sang mami. Ia segera menggeleng, menolak tebakan orang tuanya.
"Enggak mi... Jesa cuma sedikit sakit perut" tangan Jesa dibawa meja terus berusaha menghentikan gerakan kuat om nya yang sedari tadi mengusak memeknya, ini terlalu nikmat. Jesa gak bisa berhenti gemeteran.
"Yudah, diabisin dulu makanannya ya? Mami mau berangkat ke butik, untuk sementara kamu sama om kamu dulu" Jesa mengangguk, pipinya memerah alami.
"Chiko? Kamu jagain Jesa ya? Kakak tinggal sebentar" setelahnya mami Jesa pergi, meninggalkan sepasang om dan keponakan dimeja makan.
Begitu melihat rumah sepi Chiko menarik Jesa agar duduk diatas meja, ia segera melepas celana Jesa hingga menampakan memeknya yang sudah berlendir dan basah kuyup karena Chiko.
Plak!
"Ahhh... Om!"
"Nakal ya memek lonte kamu malah makin basah ditampar, haha. Mana banjir banget lagi, pengen banget memek kamu kayanya saya rojok pake kontol hm?" Tangan Chiko menarik klitoris Jesa, merasa gemas dengan benda kecil tersebut.
"Ahh.... Iyahh omhh.... Pengen dirojok memeknya... Ohh enakhh omhh..." Jesa mendongak, menikmati perlakuan kurang ajar Chiko.
Kini tangan Chiko berpindah pada lubang merah muda yang sedari tadi berkedut ingin dimasuki, satu jarinya lolos memasuki memek Jesa.
"Memekhh Jesa tambahhh gatelhh omhh... Mhhh... Pengen ditambah lagihh... Gak puashh cumahh satuhh" tubuh Jesa bergerak maju mundur karna Chiko tak kunjung menggerakkan jarinya.
Chiko menambah dua jari, menggerakannya dengan cepat. Tak peduli tubuh Jesa yang terhentak-hentak, bergetar pelan.
Clockhh
Clockhh
Clockhh
Gerakan Chiko semakin cepat, suka akan pijatan dan hangatnya memek Jesa. Memeluk erat jarinya didalam sana.
"AHHHH! OMM!! MEMEK JESA PENGEN PIPIS!! OHH!!"
Tubuh Jesa ikut bergetar akibat gerakan Chiko yang begitu cepat tak terkendali, meja dapur pun ikut berdecit pelan.
"Pipis sayang, kencingin jari saya, buat dia basah kuyup" jari Chiko makin cepat mengocok memek Jesa.
Clockhh
Clockhh
Clockhh
Keluar masuk, maju mundur, dengan kecepatan yang begitu kesetanan menusuk memek Jesa yang gampang basah.
"PIPIS OM!!"
"AAHHHH!!"
Syurr
Syurr
Syurr
Cairan Squirt Jesa mengenai tubuh Chiko, membasahi bajunya.
Plak!
Plak!
Plak!
"JANGANHH DITAMPARHH MEMEK JESAHH!! AHH OMHH!!" Jesa menggeleng ribut, memeknya masih sensitif dan Chiko menamparnya membuat memeknya tak berhenti mengeluarkan Squirting.
"Memek kamu harus dihukum karna udah berani colmek pake dildo! Apa gunanya kontol saya kalo kamu lebih milih kontol imitasi itu?" Chiko Membuka bajunya lalu celananya, dan terpampanglah kontol berurat, besar dan panjangnya yang sedari tadi menegang di balik celana.