Hari ini menjadi saksi bisu bagi Michel dan juga Jayden. Mereka menglangsungkan pernikahan, janji suci yang selama ini ditunggu bagi kedua insan.
Setelah acara pemberkatan, Michel bersama Jayden turun dari altar. Ingin menyapa para tamu undangan, termasuk teman-teman dekat mereka.
"Selamat ya, bro!" Charly memeluk Jayden dengan menepuk pundaknya bangga, ia adalah salah satu rekan bisnis sekaligus teman sekolah Jayden dulu.
"Thanks Dude" balas Jayden, ia tersenyum lalu matanya tanpa sengaja menatap pada pria lain. Salah satu tamu penting yang selalu setia menemani Jayden dari kecil.
"Jenara..." Lirih Jayden, tersenyum samar. Orang itu dulunya adalah sosok cinta pertamanya namun takdir berkata lain. Mereka tak berjodoh (?).
Sang empu nama balas tersenyum tipis, memaksakan raut bahagia diwajahnya. Jenara berjalan menghampiri Jayden, ia memeluk leher Jayden. Menumpahkan segala emosinya yang Jayden duga hanya ungkapan selamat atas kehidupan baru yang ia miliki.
"Selamat ya Jayden, aku ikut seneng liat kamu udah nikah..." Jenara tersenyum dengan mata berkaca-kaca, entah kapan lagi ia bisa sedekat ini dengan Jayden "... Akhirnya atasan ku ini menikah" sekali lagi Jenara memaksakan tawanya.
Michel yang melihat interaksi mereka tersenyum, ia terharu memperhatikan kedekatan kedua sahabat tersebut. Hingga ia tersentak, merasakan tepukan pelan dari pundaknya. Michel berbalik badan, menemukan juniornya saat kuliah dulu, Henza.
"Kenapa Henza? Kamu butuh sesuatu?"
'yang aku butuhin hanya kamu'
"Enggak ada, aku cuma pengen ngasih selamat buat kamu karna udah jadi istri Abang dan secara otomatis jadi kakak ipar ku juga" Henza tersenyum hangat, tangannya terulur ke depan.
Michel pun langsung menyambut ajakan jabat tangan Henza, mereka saling tersenyum.
"Selamat kak Michel, aku berharap hubungan kalian awet"
"Makasih Henza"
Tak terasa pesta pernikahan Jayden dan Michel telah berakhir, kini saatnya dua pengantin tersebut untuk pulang dan beristirahat. Michel telah memutuskan akan tinggal bersama Jayden dirumah suaminya itu, bersama Henza juga yang tinggal disana sejak awal.
Saat sampai mereka langsung masuk ke dalam kamar, Jayden mengerang lelah. Seharian ini ia terlalu sibuk menyapa para tamu, rasanya tubuh Jayden akan remuk.
"Kamu pengen langsung tidur?" Tanya Michel menatap penampilan Jayden yang sudah lengkap dengan baju tidurnya.
"Iya sayang, aku terlalu cape buat ngelakuin gituan sekarang" jawab Jayden seadanya, lalu menutup mata untuk segera tidur.
Meninggalkan Michel yang menyentuh area selangkangannya, sebenarnya Michel sudah horney sejak teman perempuannya bercerita hal yang tidak-tidak tentang malam pertama mereka. Memek Michel sudah basah dibawah sana, namun apa boleh buat jika Jayden lelah, mungkin mereka bisa melakukannya besok malam.
Michel pun ikut terlelap disamping Jayden, mereka saling berhadapan. Tanpa Michel tahu jika ada sosok yang tengah memperhatikannya dari luar kamar, melalui celah pintu yang lupa dikunci.
Keesokan paginya Michel bangun lebih awal untuk membuat sarapan, ia tengah sibuk didapur. Tak ingin Jayden menunggu masakannya saat sudah terbangun, karena Jayden akan bekerja hari ini, kembali ke rutinitas sehari-hari, menjadi seorang CEO perusahaan yang bergerak di bidang Otomotif.
"Pagi kak Michel" Henza turun, hari ini jadwal Henza masuk kelas pagi jadi ia sudah rapi dengan tas dipundak kirinya.
"Pagi juga Henza" Michel tersenyum tipis berbalik menatap Henza yang duduk tenang dimeja makan, sekedar menyapa Sang adik ipar.