"Maafin saya Pak, saya gak sengaja" Jonathan menunduk dalam, tak berani menatap Dosennya.
"Gak sengaja kamu bilang? Itu siswa sampai dibawa ke rumah sakit, Jonathan" Jeffry berkacak pinggang, menggeleng pelan akan kelakuan siswanya yang satu ini, begitu berandalan, nakal dan juga suka berkelahi.
"Tadi dia yang mulai Pak, makanya saya ladenin" jelas Jonathan.
"Ikut saya! Kita bicarakan diruangan saya!" Jeffry berjalan terlebih dahulu.
"Iya pak.."
Jonathan mengikuti, hingga sampai diruangan sang dosen.
"Duduk" suruh Jeffry, Jonathan pun duduk berhadapannya.
"Sekarang jelasin apa permasalahan kalian Hingga berakhir adu jotos"
"Dia yang mulai duluan pak, dia ngatain saya gay, kan saya bukan gay, saya masih normal, suka memek, bukan lubang anus"
"Jadi perkelahian kalian hanya didasari dari ketertarikan seksual? Astaga..." Jeffry memijat kepalanya.
"Saya gak terima pak, saya suka memek, lebih menggoda, apalagi kalo yang dikit-dikit ileran, enak buat diisep, apalagi masukin kontol, haha"
"Cukup Jonathan! Sopan kamu berbicara begitu didepan Dosen kamu?!" Raut Jeffry berubah marah.
"Kan saya emang bener pak, pasti bapak juga suka memek kan? Rojok memek enak pak, saya sampai ketagihan ngentotin kekasih saya" Jonathan tak berhenti berbicara kotor.
"Jonathan!"
"Kenapa pak? Kontol bakal enak kalo rojok memek, bikin tu memek lower, kekasih saya sampai kelojotan, geter-geter badannya"
"Nghh... Jojo"
Gotcha!
Jonathan tersenyum miring, berhasil memancing nafsu Jeffry.
"Iya pak? Kenapa?" Ia pura-pura tak tahu.
"Memek Jeje udah basah, hiks! Gak kuat~" Jeffry berjalan lalu berdiri disamping Jonathan.
"Hah? Bapak punya memek?" Raut Jonathan dibuat sebingung mungkin.
"Iihhh~ udah Jojo! Jangan acting lagi, kita cuma berdua aja. Panggil Jeje, jangan bapak" Jeffry pukul pundak Jonathan, netra Jeffry berkaca-kaca karna bernafsu, kakinya dihentakan pelan.
"Iya, maafin Jojo hm?" Jonathan mengelus pipi Jeffry.
"He'em, Jeje maafin asalkan Jojo pengen bantu garukin memek Jeje yang gatelan"
Jonathan beralih menatap celana kain Jeffry, tercetak jelas disana memek Jeffry yang basah, lendir memek Jeffry merembes keluar.
"Udah banyak banget ilernya ini" Jonathan usap memek tembem Jeffry.
"Anghh... Iyahh... Memekhh... Jejehh... sukahh... dengerhh... dirtyhh... Talknyahh Jojo..."
"Pepek perek! Jojo suka memek Jeje, gampang sange, kaya punya lonte, eh iya Jojo lupa, kan Jeje emang lonte ya?" Tangan Jonathan mengusak memek Jeffry, sedikit menekan hingga mengenai klitoris Jeffry.
"Jejehh... Lontenyahh... Jojohh.. enghh... Enakhh..." Pinggul Jeffry ikut bergerak, menggesek memeknya lebih cepat dijari Jonathan.
Plak!
"Akh! Enakhh..." Jeffry menggigit bibir, meresapi rasa tamparan dimemeknya.
"Beneran lonte! Baru juga diusap udah gak sabaran aja! Kurang ajar emang! Harus dihukum nih memek!" Segera Jonathan tanggalkan celana Jeffry, setelah terlepas Jonathan giring Jeffry agar duduk di mejanya sendiri.