01. Sial

348 39 4
                                    

"PAK SHINDONG, JANGAN DITUTUP DULU!" Karina baru saja turun dari ojek online ketika melihat gerbang sekolah mulai tertutup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"PAK SHINDONG, JANGAN DITUTUP DULU!" Karina baru saja turun dari ojek online ketika melihat gerbang sekolah mulai tertutup.

Karina secepat kilat berlari namun naas dia terlambat, besi hitam itu sudah menutup jalan masuk utama ke sekolah.

"Pak, buka dong gerbangnya. Saya baru telat lima menit loh," Karina memelas.

Pokoknya Karina memberi tatapan paling menyedihkan sedunia.

Pak Shindong hampir saja luluh namun urung ketika suara bariton menginterupsi.

"Gak ada toleransi buat yang telat." Jeno berdiri di belakang Pak Shindong dengan tangan yang dilipat di dada.

Gadis itu mendengus, "Gue gak ngomong sama lo, pentil kuda!"

Jeno mendecih.

"Pak Shindong, hari ini saya ada mapel Bu Jessica. Tolonglah, Pak," Karina menyebut satu guru paling killer di kelasnya.

Namun bukannya menjawab Pak Shindong justru kembali ke pos satpam setelah mendapat kode dari Jeno untuk pergi.

"PAK SHINDONG! BAPAK JAHAT SAMA SAYA!" Karina berteriak histeris.

"Ckckck, udah bego sering telat lagi," Jeno prihatin. "Udah berapa coba poin pelanggaran lo minggu ini? Gak inget kan lo,"

"Anjing!" umpat Karina. "Lo gak usah ngerasa paling rajin deh mentang-mentang lo ketua osis!

"Dih, emang gue rajin ya, gak kayak lo yang langganan kena hukum," ucap Jeno sambil berjalan ke gerbang kecil yang di samping gerbang utama.

"JENO BRENGSEK! NARSIS BANGET LO!" Karina menghentakkan kakinya dengan kesal.

"Berisik, mau masuk gak?" Lama-lama sakit telinga Jeno mendengar teriakan sumbang itu. "Buruan bego! Hidup gue bukan cuma buat ngurusin murid kek lo,"

Karina mengatupkan bibirnya erat.

"GAK SUDI! Mending gue bolos dari pada denger lu bacot yang kek seblak basi itu," Cewek itu dongkol setengah mati, "BERACUN!" Selepas itu ia pergi meninggalkan Jeno.

Moodnya benar-benar anjlok setelah mendengar kalimat demi kalimat yang Jeno lontarkan. Karina tidak bisa membalasnya karena apa yang Jeno bilang itu fakta.

Jeno memang rajin juga pintar, tak heran jika dia itu disayang banyak orang. Jeno menjadi ketua osis murni karena kemampuannya sendiri tanpa membawa embel-embel keluarganya yang merupakan donatur terbesar di sekolah ini.

Berbanding terbalik dengan Karina yang tidak begitu pandai dan ceroboh. Banyak tak suka dengannya karena dinilai kerap membuat onar dan caper karena selalu adu mulut dengan Jeno.

Hah, satu-satunya yang dapat dibanggakan Karina itu hanya kekuatan fisiknya.

Karina baru saja kan memikirkan tempat yang akan didatangi sewaktu hpnya bergetar.

Ambivalent [𝔧𝔢𝔫𝔯𝔦𝔫𝔞 ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang