07. Gege

193 39 3
                                    

"Makasih ya, Bang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makasih ya, Bang." ucap Jeno begitu mobil Jaehyun berhenti di dekat sekolahnya.

"Senyum dikit kek, gue ngeri orang kalo liat lo tiba-tiba mereka jadi batu," ujar Jaehyun tak tahan dengan wajah masam adiknya.

"Lo kata gue medusa? Sembarangan aja," balasnya ketus.

Jaehyun lagi-lagi tertawa di atas penderitaan Jeno untuk kesekian kalinya hari ini.

"Dahlah, gue cabut," Jeno membuka pintu mobil Jaehyun.

"Lo mau gue jemput gak?" tanya Jaehyun sebelum Jeno turun.

"Lo balik jam berapa emangnya?" tanya Jeno balik.

"Jam lima,"

"Edan lo, ogah gue nunggu," umpat Jeno lalu menutup pintu mobil.

Pagi ini Jeno terpaksa ikut Jaehyun karena Tiffany menyita kunci kendaraannya. Nasib baiknya, ATM Jeno juga tidak ikut disita. Atau mungkin lupa?

Jeno mulai memasuki kawasan sekolah, sesekali ia menaikkan satu bibir ketika ada adik kelas yang menyapa.

"Mati kek lo! Eugh, gondok banget gue sama lo!"

Jeno berhenti melangkah. Di depan ada Karina berdiri di depan papan mading sembari menunjuk sesuatu.

Tak ada niat sama sekali untuk menegur, Jeno hanya diam mengamati Karina.

Jeno melangkah kembali ketika Karina sudah mulai meninggalkan papan mading. Jeno melirik isi mading, ternyata ada fotonya saat lomba olimpiade beberapa bulan lalu.

Jauh di depan, Karina masih melanjutkan sambatannya, "Udah 2024 tapi masih dijodohin, yang bener aje! Huft!" ucapnya nelangsa.

Semalam orang tuanya getol sekali membujuk agar mau tunangan sama Jeno setelah keluarga itu pamit pulang. Padahal sudah jelas baik Karina dan Jeno sama-sama menolak.

"Apa Papa bangkrut terus sengaja ngejodohin gue sama si diktaktor itu biar dapat investasi?" monolognya sambil menendang kecil kerikil yang tercecer di koridor.

"Ah moh, kenapa harus Jeno sih?" Karina menghentakkan kakinya frustasi.

Apa kata dunia kalau cewek sekeren Karina malah punya gandengan seperti Jeno?

***

"Napa lu harus lahir cepet banget sih, Om?" Karina menatap gambar Johnny Depp muda dari hpnya. "Harusnya lo tuh jodoh gue di kehidupan ini,"

Bukannya si brengsek itu.

Otak Karina jadi agak konslet karena memikirkan perjodohan tahu bulat itu sampai-sampai dia berpikir untuk menjadi istri ketiga Johnny Depp.

"Di mana lagi coba gue bisa dapet cowok tampang bad boy kayak lo gini," Karina tersenyum kecut. "Apes banget dia nikah sama si nenek gayung ihhh dasar wanita ular,"

Ambivalent [𝔧𝔢𝔫𝔯𝔦𝔫𝔞 ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang