Bab 4

24 12 53
                                    

"Kuat namun dia juga rapuh," ucap Cesare dalam hatinya. "Dandelion," ucap Casare.

"Apa?" Selena memperjelas pendengarannya.

"Tidak, kau hanya terlihat seperti bunga dandelion, baiklah kalau begitu nona calon istri ku, ayo kita lanjutkan berkeliling nya," ucap Cesare yang seketika mengerti perasaan Selena.

Wajah Selena pun terlihat memerah karena Cesare membuat panggilan yang aneh untuknya.

"Silahkan lewat sini!" suruh Selena.


Taman kediaman Dyke.

"Taman ini biasa kami gunakan untuk pertemuan seperti minum teh dan lainnya," ucap Selena pada Cesare.

"Apa yang membuatmu menyetujui perjodohan ini?" tanya Cesare yang terlihat tak memperdulikan penjelasan Selena.

"Huh.." Selena menghembuskan nafas kasarnya.

"Setelah dari sini, kita bisa melihat ke arah selatan di sana ada tempat latihan berpedang," terang Selena tak memperdulikan pertanyaan Cesare.

"Aku sangat mengerti hubunganmu dengan 'pria itu' (Helio) tapi kenapa kau mau dengan perjodohan ini? Harusnya kau menentangnya kan? Bahkan saat aku melihatmu, kau bukanlah seseorang yang sulit untuk mengayunkan pedang mu pada Marquis," Cesare masih saja memberi pertanyaan yang menjengkelkan.

Selena pun menghentikan langkahnya dan menatap tajam ke arah Cesare, "Lalu, bukankah seharusnya kau juga lari dari sini? Bukannya terus saja mengikuti tour ini?" tanya Selena,

"Hemmm, aku juga penasaran kenapa aku tidak kabur dari perjodohan ini ya? Apa karena aku berniat untuk memetik bunga dandelion itu?" Cesare sungguh membuat Selena jengkel saat itu.

"Percepat lagi langkahmu, sebaiknya kita segera kembali ke dalam!" suruh Selena yang berjalan mendahului Cesare.

"Tunggu! Bukannya kita harus ke tempat berlatih pedang?" tanya Cesare sambil membuntuti Selena, namun celotehan Cesare kini tak didengar oleh Selena.

….

Di kastil putra mahkota terlihat Helios tengah minum teh bersama dengan Isabella,

"Yang mulia putra mahkota, apa anda mendengar rumor akhir-akhir ini?" tanya Isabella pada Helio,

"Rumor? Soal hubungan kita?" tanya Helio.

"Benar yang mulia, saya sangat khawatir dengan nona Selena, dia dianggap bersalah dengan tidak lancarnya hubungan kita. Padahal saya tidak pernah merasakan kejanggalan apapun selama kita bertunangan, benarkan yang mulia?" terang Isabella yang jelas tengah berusaha mengambil hati Helio.

"Selena? Apa benar ada rumor semacam itu?" tanya Helio yang kurang yakin.

"Tentu saja yang mulia, ah mungkin pelayan yang mulia tidak memberitahukan ini karena hubungan baik yang mulia dengan nona Selena," jawab Isabella.

"Kalau begitu kita harus segera membantu Selena," ucap Helio dengan antusias.

"Oh tidak perlu yang mulia, saya dengar tidak lama lagi akan diadakan pernikahan di kediaman Marquis Dyke," terang Isabella, "Bagaimana Helio? Bukankah kau penasaran siapa mempelai prianya?" ucap Isabella dalam hatinya.

"Pernikahan? Apa yang kau maksud adalah Marquis Dyke yang baru saja dilantik?" tanya Helio dengan ekspresi terkejutnya.

"Oh tentu saja bukan yang mulia, pernikahan nona Selena akan segera dimulai, apakah yang mulia tidak tahu juga mengenai kabar ini? Padahal, mempelai prianya adalah orang terdekat yang mulia," Isabella terus saja memancing Helio agar ia merasa menjadi korban dari orang terdekatnya.

Can You Be Mine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang