Bab 7

1 0 0
                                    

Setelah makan malam bersama, Cesare dan Selena pun bersiap untuk istirahat di dalam kamar mereka masing-masing.

Namun, saat Cesare hendak memejamkan matanya ia pun teringat akan perkataan para nona yang berada di butik madam Harmonis tadi.

"Hah, aku bisa gila kalau terus begini ayah juga akan menyalahkan ku kalau sampai terjadi apa-apa pada Selena kan?" ucap Cesare bermonolog.

Ia pun beranjak dari ranjangnya dan berjalan menuju kamar Selena. Cesare mengetuk pintu kamar Selena, ia pun terkejut ketika mengetahui bahwa Cesare berada di depan kamarnya. "Apa yang Cesare lakukan? Biasanya kami memang tidur terpisah kan?" gumam Selena yang kala itu tengah menyisir rambut hitamnya.

"Masuklah!" teriak Selena dari dalam.

Cesare pun masuk ke kamar Selena dengan pipi yang memerah karena merasa malu. "Em, Selena kau ingat ucapan para nona di butik?" tanya Cesare.

"Tentu saja, kalau mengingatnya rasanya aku ingin melemparkan pisau ke arah mereka," jawab Selena antusias.

"Begini, aku ingin membalikkan opini publik supaya mereka tidak menganggap hubungan kita renggang," ucap Cesare gugup.

"Begitukah? Dengan cara apa?" tanya Selena penasaran,

"Tidur bersama," jawab Cesare.

"Tidur bersama?" Selena membeo sambil membelalakkan matanya karena terkejut.

"Ini bukan tidur yang kau pikirkan Selena, hanya saja ayo kita membuat mereka percaya kalau kita adalah pasangan yang harmonis, sampai saat itu tiba," terang Cesare yang sedikit gugup.

"Apa kita tidak bisa melakukan cara lain Cesare?" tanya Selena yang terlihat kebingungan.

"Tak akan ada yang percaya pada kita jika untuk tidur bersama saja kita tidak pernah melakukannya," jawab Cesare. "Kemarilah!" ajak Cesare sambil menggenggam pergelangan tangan Selena dan menuntunnya ke arah pintu kamar.

Keduanya pun menempelkan telinganya ke pintu dan samar-samar terdengar suara para pelayan yang tengah membicarakan mereka. "Kau lihat tadi? Tuan akhirnya masuk ke kamar nona Selena," ucap salah satu pelayan yang begitu antusias melihat adegan ini.

"Kau benar, akhirnya tak akan ada yang meragukan perasaan mereka berdua sekarang," jawab pelayan lainnya.

Mendengar kalimat itu, Selena pun menatap ke arah Cesare. Saat itu, wajah Cesare seolah mengatakan bahwa ide dia memang sangat berguna untuk mereka berdua.

"Baiklah kau benar, tapi kita hanya tidur di ruangan yang sama, bukan tidur bersama," ucap Selena tegas.

"Tidak masalah aku suka tidur di bagian ini," ucap Cesare yang langsung tidur di ranjang Selena.

"Tidak, di sebelah sana ada sofa besar Cesare bisa tidur disana," suruh Selena sembari membawa bantal ke arah sofa.

"Apa? Aku tidur di sofa? Apa kau sudah kehilangan kesadaran mu?" tanya Cesare keheranan, 

"Baiklah biar aku saja yang tidur di sofa," jawab Selena cuek.

"Silahkan!" suruh Cesare dengan senang hati.

Malam berlalu, Cesare yang tadinya tertidur pulas pun terbangun karena ia lupa tidak menaikkan selimutnya. "Uhh, dingin sekali malam ini," ucap Cesare sambil meraih selimutnya.

Saat itu, ia pun teringat akan Selena yang pasti lebih kedinginan daripada dirinya. Cesare pun beranjak dari tempat duduknya 

Ia melihat Selena yang tidur di sofa, bulu tangannya berdiri karena kedinginan, baju Selena yang tipis jelas saja bisa membuat dia terkena flu. Cesare mengedarkan matanya ke seluruh tubuh Selena, wajah Selena terlihat lebih cantik saat tertidur, tanpa Cesare sadari wajahnya memerah entah apa yang ia rasakan saat ini.

Karena kasihan terhadap Selena, Cesare pun mengangkat istrinya itu ke atas ranjang dan juga menyelimutinya. Selena gak sadar jika Cesare telah memindahkannya ke tempat tidur, ia malah terlihat nyaman saat selimut tebal menutupi tubuhnya.

"Hah, dasar! semoga besok pagi kau tidak memarahi ku," ucap Cesare yang kemudian tidur di samping Selena.

….

Keesokan harinya, matahari pagi yang hangat menyentuh tubuh Selena. Suara cuitan burung pun membangunkan wanita cantik itu, "Mmhh," Selena menggeliat meregangkan tubuhnya. Ia membelalakkan matanya ketika sadar bahwa ia berada di atas ranjang, yang lebih menghebohkan lagi Selena berteriak karena terkejut melihat Cesare yang masih tertidur pulas dengan otot dada yang terekspos itu.

"Aaaaaa!" teriak Selena.

"Apa? Ada apa?" tanya Cesare yang terkejut karena suara teriakan Selena.

"Cesare! Kenapa kau.. Kita.. Maksud ku, aku dan kau.. Tidak mungkin kan?" kalimat Selena yang tidak jelas pun membuat Cesare tertawa gemas.

"Ha ha ha! Menggemaskan sekali," ucap Cesare.

Seketika pipi Selena memerah karena ucapan Cesare. "Cesare ini tidak seperti yang aku pikirkan kan?" tanya Selena memastikan bahwa tak terjadi apa-apa padanya semalam.

"Hem, aku sedikit kecewa jika kau melupakan kejadian semalam," jawab Cesare yang kemudian mengenakan pakaiannya dan hendak keluar dari kamar Selena. 

Selena masih saja mematung di atas ranjangnya, ia berusaha mengingat kejadian yang Cesare maksud. "Terima kasih Selena aku bahagia sekali malam tadi," lanjut Cesare yang kemudian menghilang di balik pintu.

"Cesare!" panggil Selena, "Bagaimana mungkin aku melakukan  itu dengan Cesare? Tidak pasti tidak ada apa-apa kan malam tadi? Cesare ku mohon jangan mempermainkan aku," ucap Selena dalam hatinya.

….

Hari H pesta dansa…

Kediaman Isabella.

"Nona, kalung ini cocok sekali untuk nona," ucap pelayan Isabella, Mili.

"Benarkah?" tanya Isabella dengan matanya yang berbinar.

"Tentu saja nona, sebenarnya nona lah yang membuat kalung ini lebih bersinar, bayangkan saja jika orang lain yang memakainya," ucap Mili yang berusaha mengambil hati Isabella.

"Kau benar, tidak akan ada yang cocok dengan kalung ini selain aku kan?" tanya Isabella.

"Tentu saja nona," tegas Mili.

Saat tengah bersiap, terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar Isabella. 

"Nona, kereta kerajaan sudah sampai," Ucap salah seorang pelayan yang berada di balik pintu.

"Baiklah!" jawab Isabella yang kemudian beranjak dari tempat duduknya dan pergi menuju kereta kuda yang telah Helio kirimkan.

….

Di kediaman Tropium,

"Cesare, kau memperlakukan istrimu dengan baik rupanya," ucap grand Duke Tropium saat melihat Selena dan Cesare menuruni tangga rumahnya dan hendak pergi ke pesta dansa.

"Tentu saja ayah, sama seperti ayah memperlakukan ibu dulu kan?" tanya Cesare mengenang sang ibu.

Grand Duke tersenyum sambil mengelus kepala menantunya, "Kakakmu tidak akan pernah salah memilih Cesare sebagai suamimu," ucap grand Duke.

Wajah Selena terlihat memerah, "Wah, sepertinya rumor yang beredar selama ini tidak benar," ucap grand Duke.

"Rumor? Rumor apa yang ayah maksud?" tanya Cesare yang berpura-pura tidak mengetahuinya.

"Biarkanlah rumor beredar namun, kenyataannya rumah tangga kalian harmonis sekali," ucap grand Duke yang bahagia melihat kedua anaknya itu.

"Baiklah ayah, semoga ayah sehat selalu dan menyaksikan kebahagiaan kami, benarkan Selena?" ucap Cesare sambil memeluk pinggang istrinya tersebut.

Selena terkejut, ia pun teringat akan kejadian pagi tadi dan lagi-lagi membuat wajahnya memerah. "Benar ayah," jawab Selena terbata.

"Kalian berdua sungguh menggemaskan, berangkat lah Cesare pamerkan istri mu yang cantik ini pada seluruh rakyat kerajaan Apeto ini," suruh grand Duke.

"Baiklah ayah, kami pamit," ucap keduanya yang kemudian pergi menuju istana putra mahkota.

Can You Be Mine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang