Bab 9

1 0 0
                                    

“Wah tuan Cesare dan Nona Selena berciuman,” suara riuh para tamu undangan membuat Helio yang tadinya berusaha setenang mungkin pun menjadi naik pitam.

“Cesare Hennel tropium!” teriak Helio marah. “Apa-apaan ini? apa kalian ingin terlihat lebih mencolok daripada kami?” tanya Helio yang jelas dibakar api cemburu.

“Maafkan saya yang mulia saya tidak bermaksud seperti itu,p jawab Cesare sambil menundukkan kepala.

“Apa-apaan putra mahkota itu? bukankah itu hal yang wajar bagi pasangan suami istri?” bisik orang-orang yang menyaksikan kekonyolan yang Helio lakukan. 

Isabella yang tahu akan kecemburuan Helio pun berusaha untuk lebih menjatuhkan Cesare dan Selena. “Yang mulia putra mahkota benar, apa kalian tidak tahu malu mengumbar kemesraan di depan umum? terlebih kami berdualah tokohnya malam ini,” ucap Isabella yang turun mendekati Cesare dan Selena.

“Sekali lagi kami minta maaf yang mulia,” ucap Selena dengan sopan.

“Wah, konyol sekali apa sekarang suami istri tidak diperbolehkan bermesraan? sungguh tidak masuk akal,” ucap para tamu lirih.

“Kalau begitu kami mohon undur diri yang mulia,” ucap Selena yang kemudian pergi dengan menggandeng lengan Cesare.

“Selena, berbaliklah jangan pergi,” ucap Helio dalam hati, namun jelas Selena bahkan mempercepat langkahnya dan meninggalkan ruangan.

Di luar istana putra mahkota.

“Huah!” teriak Selena seolah melampiaskan kekesalannya.

“Kau kenapa?” tanya Cesare,

“Aku kesal sekali pada Helio, tapi rasanya sekarang aku puas karena telah pergi meninggalkannya di pesta itu,” jawab selena sambil tersenyum.

“Helio? dia malah membicarakannya? bukan kah seharusnya dia marah atau senang karena perbuatan ku tadi?” ucap Cesare dalam hatinya.

“Banyak-banyaklah tersenyum kau terlihat cantik jika tersenyum begitu,” lanjut Cesare, kalimat Cesare membuat pipi Selena memerah seperti buah persik. Ia pun teringat akan ciuman yang Cesare lancarkan tadi.

“Em, Cesare kenapa tadi kau melakukan itu?” tanya Selena.

“Hah, akhirnya dia membahas hal itu,”  ucap Cesare dalam hatinya. “Yah tentu saja untuk memberi tahu Helio bahwa semua hal tidak berjalan sesuai keinginannya walau dia adalah seorang putra mahkota,” jawab Cesare, “Apa-apaan kau Cesare, harusnya kau menjawab sesuai dengan perasaan mu kan? pengecut sekali,” gerutu Cesare dalam hatinya.

“Oh, jadi karena itu?” tanya Selena lagi.

“Dan karena kau istri ku juga, maksudku secara pengadilan kita adalah suami istri kan?” terang Cesare dengan gugupnya. Cesare belum bisa mengatakan apa yang sebenarnya ada di hati dan pikirannya, ia terus saja mengelak dan tidak mengakui perasaannya pada Selena.

Setelah acara pesta dansa selesai, Helio masuk kedalam kamarnya dengan wajah merahnya karena terbakar api cemburu. “Argh! brengsek! keparat kau Cesare, kau pasti sengaja melakukannya kan? apa kau lupa siapa yang kau hadapi saat ini?” gerutu Helio kesal, “Lihat saja kau akan menerima akibatnya, Selena, hanya aku yang  boleh menyentuhnya,” lanjut Helio

….

Hari pun berganti, Cesare mendapat panggilan dari istana putra mahkota dengan gagah ia menghadapi murka Helio saat itu. “Saya Cesare Hennel Tropium memberikan salam pada matahari kecil di kerajaan yang besar ini,” ucap Cesare sambil membungkukkan badannya.

“Aku menerima salam mu wahai sepupu ku, duduklah ada yang ingin aku sampaikan pada mu,” ucap Helio dengan senyuman penuh kebohongan.

“Hah? kenapa dia biasa saja setelah adegan mesra di pesta itu? bukankah dia memanggilku untuk memenggal kepala ku?” ucap Cesare dalam hatinya. Cesare pun mengikuti Helio dan duduk di sofa yang tersedia di ruang kerja Helio.

“Keluarga Tropium adalah keluarga kerajaan seperti yang kita ketahui ayahmu merupakan adik ayah ku, walau akhirnya ayahmu meninggalkan nama Aperto dan menggantinya dengan nama keluarga ibu mu, itu tak menjadi masalah yang besar karena zaman sudah berubah benar kan?” tanya Helio.

“Apa yang ingin kau katakan Helio?” tanya Cesare yang memiliki kesabaran yang tipis.

“Tenanglah Cesare tak perlu terburu-buru apa kau memiliki janji lain sehingga ingin segera mendengarkan maksud ku?” tanya Helio, “Ayah mu sudah banyak memenangkan peperangan, begitu pula dengan tuan Marquis Dyke, saat ini terdeteksi penyamun di perbatasan Profost, kota itu sudah lama di menangkan oleh tuan Marquis Dyke, hanya saja datangnya penyamun ini membuat ku khawatir kalau mereka bukanlah penyamun biasa, jadi Cesare aku menunjukmu dan ayahmu untuk pergi ke kota Profost dan menyelidikinya!” lanjut Helio.

“Apa?” Cesare terlihat sangat terkejut dengan apa yang Helio titahkan, 

“Kenapa? apa kau tidak sanggup? jika itu kau sendiri mungkin kau tidak akan sanggup tapi aku sudah menyuruh ayahmu untuk ikut kan? apa aku harus menyuruh Marquis Dyke yang baru juga untuk menemani adik iparnya ini?” sindir Helio,

“Helio aku tahu kau marah dengan ku dan memerintahkan hal yang konyol ini pada ku, aku kira kau sudah dewasa Helio,” ucap Cesare sambil menatap tajam ke arah Helio.

“Apa kau bilang? wah aku ini putra mahkota Cesare kenapa kau berani sekali menentangku? dan lagi pula apakah urusan negara ini terlihat konyol bagimu?” tanya Helio.

“Baiklah, aku akan mengikuti kemauanmu, kalau begitu aku pergi,” ucap Cesare sambil beranjak dari tempat duduknya.

“Jangan sampai kau membawa Selena ku dalam urusan ini, hal ini tentu sangat berbahaya baginya,” ucap Helio.

“Selena ku? omong kosong!” jawab Cesare yang kemudian membanting pintu ruang kerja Helio.

….

Cesare pun pulang dengan perasaan yang kesal, ia khawatir jika meninggalkan Selena sendirian maka Helio akan berbuat seenaknya lagi, namun disisi lain ia tak mungkin membawa Selena ke Profost kota yang kumuh karena belum bisa bangkit pasca peperangan dengan kerajaan tetangga.

Selena pun menyambut wajah lesu Cesare kala ia memasuki kediaman Grand Duke. “Cesare, kenapa wajahmu lesu?” tanya Selena.

“Hah, mari kita bahas di ruang kerja ku,” ajak Cesare,

Selena pun mengikuti suaminya dan berjalan menuju ruang kerja Cesare, mereka pun duduk dan di  temani secangkir teh hangat serta beberapa cemilan.

“Helio, dia berulah lagi,” ucap Cesare sambil meminum tehnya.

“Apa? apa yang ia katakan pada mu Cesare?” tanya Selena penasaran.

“Ia menyuruhku untuk menyelidiki penyamun yang berada di perbatasan Profost kau ingat? kota Profost pernah dimenangkan oleh ayahmu dulu, aku dan ayah ku di tugaskan kesana,” ucap Cesare,

“Apa? Helio juga menyuruh Grand Duke?” tanya Selena seolah tak percaya dengan apa yang ia dengar dari Cesare.

“Ya benar, aku yakin jika rencana ini Helio siapkan untuk  membuat kau sendirian di rumah ini sehingga ia bisa melakukan sesuatu seenaknya,” terang Cesare yang terlihat khawatir pada Selena.

“Kau mengkhawatirkan ku?” tanya Selena dengan wajah yang mengharap Cesare menyatakan cintanya.

“Aku… aku khawatir karena nanti kakak ipar akan memarahi ku jika terjadi sesuatu pada mu, tapi aku juga tidak mungkin membawamu kesana kan? disana tempat yang belum tertata karena baru bangkit dari keterpurukan,” jawab Cesare yang masih saja mengelak atas perasaannya sendiri.

“Ohh, begitukah? baiklah kalau begitu aku akan membantumu dan ayah untuk menyelesaikan misi ini, aku akan ikut,” ucap Selena dengan tegas dan berani.

Can You Be Mine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang