Bab 5

13 9 48
                                    

Selena yang menyadari suara bibi Grace bergetar karena menahan air mata pun menolehkan wajahnya dan menatap bibi Grace. Wanita yang terlihat seperti ibu baginya itu pun tetap tersenyum walau air matanya telah menggenang.

"Bibi, apa ayah dulu mencintai ibu?" tanya Selena.

"Tentu saja, saya ingat sekali saat nyonya marchioness datang kemari, tuan begitu kebingungan karena tak tahu harus berbuat apa terlebih pernikahan mereka adalah pernikahan politik, tetapi berkat nyonya marchioness yang ceria dan selalu membawa aura positif di mansion ini. Tuan pun berubah menjadi sosok yang seperti sekarang, walau ia adalah panglima perang tetapi saat di mansion dia akan menjadi ayah dan suami yang sangat menyayangi keluarganya," terang bibi Grace panjang lebar.

"Bibi apa aku bisa melakukan hal yang sama seperti ibu dan ayah dengan Cesare?" tanya Selena lagi.

"Tentu saja nona, nona memiliki darah Dyke dan juga darah keturunan raja Kaftman," jawab bibi Grace yakin.

"Benar, ibu adalah anak dari raja dari kerajaan Kaftman ibu dan ayah menikah karena alasan diplomatik. Mereka yang berbeda suku dan bahasa saja bisa bersatu, apalagi aku dan Cesare, betulkan bibi?" tanya Selena yang terlihat tengah meyakinkan dirinya.

"Tentu saja nona, nona tidak perlu lagi memikirkan hal lain, kebahagiaan dan keamanan nona nomor satu. Saya sempat sedih ketika mendengar rumor buruk tentang nona, tapi sekarang saya sangat lega nona akan segera menikah dan rumor itu akan segera hilang," bibi Grace terlihat begitu bahagia, begitu pula Selena yang lagi-lagi meyakinkan dirinya sendiri. 

"Benar, aku harus lepas dari belenggu Helio, supaya saat orang membahasnya mereka tidak akan menyangkut pautkan aku dengan Helio dan Isabella. Tidak lama lagi aku akan menjadi Selena Hennel Tropium, aku harus siap dengan segala hal," ucap Selena dalam hatinya.

….

Dua Minggu kemudian saat hari pernikahan Selena dan Cesare. Di ruang tunggu pengantin (kamar Selena).

"Bibi tolong bawa semua pelayan pergi, aku ingin berbicara dengan Cesare hanya berdua," ucap Selena menekankan kalimatnya.

Bibi Grace dan semua pelayan pun pergi meninggalkan Selena dan Cesare di ruangan tersebut.

"Tuan Cesare, terima kasih mau bertahan sampai detik ini," ucap Selena sambil mendekati Cesare yang tengah duduk sambil menikmati tehnya.

"Bukan masalah bagiku nona, aku hanya melakukan perintah dari ayah ku," jawab Cesare yang bahkan tak melihat ke arah Selena.

"Dia bahkan tidak melihat ke arahku, bagaimana bisa?" ucap Selena kesal dalam hatinya.

"Lima bulan," lanjut Cesare.

"Apa?" tanya Selena.

"Pria itu, memberi ku waktu lima bulan setelah itu aku harus mengembalikanmu padanya," terang Cesare.

(Flashback saat Helio tengah berdiskusi dengan Cesare)

"Lima bulan!" ucap Helio.

"Apa maksud mu?" tanya Cesare.

"Beri waktu aku lima bulan, kumohon jaga dia untukku Cesare, setelah itu ceraikan Selena agar dia bisa bersama dengan ku," terang Helio.

"Helio apa kau sudah gila? Lima bulan katamu? Setelah lima bulan aku harus menjadikan Putri Marquis itu seorang janda? Marquis Phel akan memenggal kepala ku nanti, kau tahu kan Selena adalah putri satu-satunya di keluarga Dyke? Lakukanlah secara perlahan Helio, jangan gegabah," Cesare jelas tak ingin menjalankannya rencana tersebut.

"Cesare kumohon aku tak bisa mempercayai siapapun selain kau," Rengek Helio.

"Hah.. Bagaimana bisa aku melakukan itu Helio?" Cesare terlihat gusar, ia tak yakin rencana ini akan berjalan dengan baik.

"Aku berjanji jika terjadi sesuatu aku akan melindungimu," ucap Helio.

"Ah baiklah! Kau harus memegang omongan mu Helio!" ucap Cesare yang akhirnya setuju dengan permintaan Helio.

(Kembali saat hari pernikahan Selena dan Cesare.)

"Apa? Helio mengatakan hal itu? Lalu bagaimana dengan Isabella?" tanya Selena yang terlihat khawatir.

"Apa? Bagaimana bisa dia malah mengkhawatirkan lawannya? Bukankah dia harusnya bahagia mendengar rencana ini?" Cesare kebingungan dengan apa yang ditanyakan oleh selena. "Nona Selena seharusnya kau bahagiakan saat mendengar pria itu lebih memilihmu daripada tunangannya?" tanya Cesare.

"Mana mungkin? Isabella pasti sangat tersakiti dengan hal ini, apa dengan begitu aku bisa bahagia?" tanya Selena yang benar-benar terlihat khawatir.

"Nona pikirkan dirimu sendiri sekarang!" ucap Cesare yang sedikit menaikkan nada bicaranya. "Wajah ini, harusnya nona menunjukkan wajah nona yang terlihat dingin seperti biasanya bukan wajah yang lemah seperti ini, aku bahkan tak yakin bahwa nona bisa mengangkat pedang," ledek Cesare sambil mencengkram pelan pipi Selena.

….

Setelah perdebatan kecil tadi, Selena dan Cesare pun akhirnya setuju dengan rencana yang Helio buat. Hal ini terjadi bukan karena Selena ingin bersama Helio, hanya saja ia tak bisa menolak niat seorang laki-laki yang bahkan tak ingin mencoba mencintainya terlebih dahulu.

"Selena Van Dyke, apakah kau bersedia menikah dan berbagi suka dan duka dengan Cesare Hennel Tropium?" tanya Pontifex yang memimpin sumpah pernikahan di kediaman Dyke.

"Ya, saya bersedia," jawab Selena singkat.

"Cesare Hennel Tropium, apakah mau bersedia menikah dan berbagi suka dan duka dengan Selena Van Dyke?" Pontifex pun menanyakan pertanyaan yang sama pada Cesare.

Saat itu mata Cesare benar-benar menatap mata indah milik Selena, "Ya, saya bersedia," jawab Cesare.

"Baiklah silahkan bertukar cincin!" suruh Pontifex pada keduanya.

Cesare pun menyematkan cincin di jari manis milik Selena, begitu pula Selena yang menyematkan cincin di jari manis Cesare keduanya pun bersiap untuk adegan terakhir.

"Silahkan saling berciuman sebagai simbolis bahwa kalian berdua telah menyatu secara jiwa dan raga!" suruh Pontifex lagi.

Cesare pun mendekatkan tubuhnya pada Selena, ia meraih pinggul Selena. "Maafkan aku," ucap Cesare lirih.

Wajah Selena benar-benar memerah, ia baru pertama kali melakukan hal ini dengan seorang pria bahkan Helio yang pernah menjalin hubungan dengannya pun tak pernah mencium Selena.

Cesare pun mendekatkan bibirnya dan mengecup bibir tipis Selena, semua tamu yang datang ke pesta tersebut bersorak bahagia melihat keduanya tengah berciuman. Namun, di tengah kerumunan itu terlihat Helio yang menyamar sebagai bangsawan biasa, ia menggenggam erat gelas wine yang ada di tangannya. 

"Cesare, aku tidak ingat menyuruhku mencium Selena kan? Apa kau sudah mulai menentang ku?" ucap Helio dalam hatinya. 

Helio pun dengan wajahnya yang terlihat kesal segera meneguk wine tersebut dan pergi meninggalkan ruang pesta. Sedangkan Selena dan cesare tengah berakting bahagia di tengah kerumunan para tamu undangan dengan mempersembahkan dansa pertama mereka.

Tanpa Helio sadari, Phel yang sedari tadi menyadari kedatangannya terus saja memperhatikan gerak-gerik Helio, ia khawatir jika sewaktu-waktu Helio mengacaukan acara pernikahan sang adik. Ia sudah menyiapkan beberapa rencana jika hal itu terjadi.

Can You Be Mine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang