2

125 20 2
                                    

Team basket yang sedang berlatih tiba-tiba mematung tak kala sang pelatih utama berjalan mendekati lapangan.

Arlingga dengan gaya cool dan stylenya yang memukau membuat mata para adik didiknya itu tak jemu memandangi wajah tampan sang pelatih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Arlingga dengan gaya cool dan stylenya yang memukau membuat mata para adik didiknya itu tak jemu memandangi wajah tampan sang pelatih.

"Widd---diw!! Ampun bang jago! Gila! Sehat Ar?" Richard menghampiri Arlingga dengan senyuman yang mengembang. Bahu sang sahabat pun dirangkulnya erat.

"Apaan sih lu? Ga usah sokab!" Tepis Arlingga sadis.

"Hanjer! Ar! Perasaan yang mau caper si Richard, kenapa jadi elu yang totalitas begini? Kekuatan gamon memang beda." Marco menghampiri dua sahabatnya tersebut.

"Bacot lu berdua. Anak-anak gimana? Udah sampe mana latihannya?"

"Cieelaahh udah punya anak aja. Emang Sovia bakalan mau sama dua dengan dua puluh lima anak?" Ledek Richard.

"Ck! Apaan sih?! Gua serius!"

"Iya, iya udah... Gitu aja ngambek. Bocahnya lagi latihan dribble sama nembak jarak jauh. Yang ringan-ringan dulu ajalah buat permulaan." Perjelas Richard, Arlingga pun terlihat mengangguk-angguk.

Bug!

"Huwaahh!!" Tepuk tangan riyuh terdengar saat tembakan jarak jauh yang tak terduga dari Hexa masuk sempurna kedalam ring.

"Eh? Siapa tuh?" Tanya Richard.

"Kapten tim. Dia yang paling jago tapi yang paling susah juga di atur. Anaknya suka 'semau gue' aja." Tutur Marco.

"Anak yang ga bisa bertanggung jawab kayak gitu ga bisa di jadiin kapten!" Ujar Arlingga yang kemudian maju bertatap wajah langsung dengan Hexa.

"Kamu pikir kamu hebat? Kalau mau, kita tanding! Satu lawan satu!" Tantang Arlingga.

"Apaan sih? Dateng-dateng ngajak tanding. Males ah! Badan gua masih sakit gara-gara jatoh di toilet tadi." Tolak Hexa tengil.

"Hah? Lu jatoh, Xa? Gimana? Lantainya baik-baik aja kan?" Roi khawatir.

"Baik! Tuh barusan dijengukin malah sama pak Presiden. PUAS LU?!"

"Ye, kan gua cuma nanya, ga usah ngegas..." Bibir Roi mengerucut.

"Jangan bilang kamu takut?! Jadi cuma segitu doang nyali kapten disini? Cih!" Sindir Arlingga.

Mata Hexa menyipit mendengar sindiran sinis dari Arlingga, seketika jiwa petarung Hexa pun mengalir deras keseluruh nadi tubuhnya.

"Ga usah bawa-bawa jabatan kapten. Kalau emang lu punya masalah dengan kehadiran gua disini, oke! Kita selesaiin sekarang juga!"

Prriitt!!

Peluit berbunyi nyaring, benda bulat oranye itu terbang keudara di susul dengan kedua pemuda yang melompat, mencoba meraih poin lebih dahulu.

Arlingga memimpin pertandingan. Tembakan jarak jauh Arlingga memang yang terindah dan terakurat sepanjang perjalanan sekolah tersebut. Senyuman angkuh di tunjukan yang dewasa saat ring sisi lawan bergetar oleh tembakan akuratnya.

[BL] Batas WarnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang