00 [hari biasa]

459 29 1
                                    

seorang remaja sedang berbaring di atas rerumputan yang tertutup bayangan pohon di belakang rumah ayahnya. angin menyebrang nya sehingga membuat helai helai rambutnya terbawa angin. manik coklat keemasan dan merah itu menatap lulus ke atas, unik memang tapi terkadang itu membuat nya risih.

Kristal Gempa Ardiansyah nama remaja itu, Gempa begitu dia sering di panggil, anak angkat Amato Ardiansyah. Gempa dan keenam anak lainnya angkat oleh Amato.

Amato mengemuka mereka bertujuh di berbagai tempat, seperti Halilintar dan Taufan ditemukan bersama di depan rumah, Blaze dan Ice ditemukan di tempat ibadah, Thorn dan Solar sengaja Amato ambil dari Panti asuhan. sedangkan Gempa Amato menemukannya dalam gedung yang terbakar. Amato yakin Halilintar dan Taufan kembar, begitu dengan lainnya kecuali Gempa.

Gempa memiliki keadaan fiksi yang unik tertimbang manusia biasa, kedua manik nya berbeda warna atau sering di sebut heterochromia, mata sebelah kanan berwarna cokelat keemasan sementara sebelah kiri berwarna merah darah.

saudaranya pun tidak permasalahkan kelainan Gempa, mereka malah kagum. mereka sadar jika mereka bukan manusia biasa, karena mata mereka juga memiliki warna yang berbeda dengan manusia biasa. seperti Halilintar bermata marah delima, Taufan biru langit, Blaze jingga, Ice biru laut, Thorn hijau Zamrud, dan Solar perak kekuningan.

mereka bertujuh memilih nama panggilan yang diberikan oleh orang sekitar yaitu elemental bersaudara, mungkin mereka nama mereka mirip dengan nama elemen elemen alam.

"hei gem disini lu rupanya"

Gempa menoleh ke samping, terlihat dua orang remaja berjalan kearahnya. salah satu dari mereka duduk di samping Gempa, dia memakai baju lengan pendek berwarna putih dan celana pendek selutut berwarna abu-abu. Beliung Taufan Ardiansyah namanya.

saudara yang sering membuat panci kesayangan Gempa manglayang, karena kelakuannya yang di luar nalar manusia.

Taufan memiliki sifat yang ceria, suka bercanda tapi bisa serius, jahil, dan sedikit kekanakan. di antara mereka bertujuh Taufan lah yang tidak pernah sekalipun mengeluh dan memperlihatkan wajah sedihnya. senyuman selalu terukir di wajah Taufan dan tidak pernah luntur.

"kenapa kalian cariin gue?. ada masalah"tanya Gempa masih dalam posisi berbaring.

"gak gem. lu tau kan Abang lu yang paling perhatian ini khawatir pas liat kamar lu yang udah kosong tanpa diri lu."jawab Taufan

"maaf membuat kalian khawatir. gue tadi ingin membangunkan kalian tapi gak jadi, karena teringat kemaren malam kalian berdua tidur larut malam karena abang Lintar membantu Abang upah kerjain tugas fisika"jelas Gempa.

Taufan memukul kepala remaja yang sedang berbaring di samping nya. "udah berapa kali gue bilang, jangan panggil kami berdua Abang. umur kita bertiga sama cuma tinggi doang yang beda. lu paham gak, kristal Gempa Ardiansyah"

Gempa mengelus kepalanya. "iya iya gue paham"

"lu udah sarapan?"tanya seorang remaja yang masih setia berdiri di depan Taufan. dia mengenakan baju hitam tanpa lengan dan celana panjang hitam tipis. Volra Halilintar Ardiansyah namanya.

Halilintar adalah orang yang paling di kagumi dan idolakan Gempa, karena berhasil menjalankan perannya sebagai sulung.

Halilintar memiliki sifat yang pendiam, cuek, dingin, dan sedikit jahil jika bersama dengan Taufan dan Gempa. di antara mereka bertujuh Halilintar lah yang paling di percaya oleh Amato untuk menjaga keenam anaknya. walaupun Halilintar terlihat cuek dan tidak perduli, tapi Halilintar lah yang paling khawatir jika terjadi sesuatu ke mereka berenam.

"belum, hehehe"jawab Gempa di akhir terkekehkan.

"ayo sarapan"ajak Halilintar.

"ayo gem, udah ditunggu bunda juga"ucap Taufan.

I will protect you (Gempa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang