sebuah mobil hitam berhenti di depan rumah kediaman keluarga Ardiansyah dari dalam mobil keluaran seorang remaja berkemeja merah dengan seorang pria gagah dan wanita cantik rupawan.
"yah hali yakin gempa udah membuat mereka terkapar tak berdaya di dalam"ucap Halilintar
Pria berambut cokelat dengan sehelai rambut putih tertawa sebelum membalas ucapan sang sulung. "ahaha cuma panci keramat Gempa dan jeweran bunda mu yang bisa membuat anak hutan itu diam"
"sama seperti papaknya"ucap Mara.
"aku mengajarkan hal yang benar doang kok"ucap Amato
"yang benar?. lalu kemaren apa?. kau mengajarkan satu-satunya anak yang waras di rumah ini untuk tidak memakai baju di depan umum"ucap Mara.
"itu kan salahnya sendiri yang lupa pake baju"gumam Amato
"itu juga dari mu. mulai besok tidak ada lagi kopi untuk mu Amato"tegas Mara
"tapi kan"ucap Amato
"gak ada tapi-tapian"potong Mara.
"udah lah yah Bun hali masuk dulu"ucap Halilintar sebelum meninggal kedua orang tuanya. Amato dan Mara tentu saja mengikuti dari belakang.
Halilintar membuka pintu utama yang langsung mengarah ke ruang utama, bisa dia lihat ada salah satu saudaranya yang duduk di sofa membelakangi dirinya. Halilintar berjalan mendekatnya dan hendak memegang pundak saudaranya, tapi di hentikan oleh Gempa yang berjalan menuruni tangga.
"udah pulang Lin?"tanya Gempa
"udah"jawab singkat Halilintar.
"kenapa lo berdiri di belakang gue?"
"mau bunuh Lo angin"jawab Halilintar santai
"gila lo lele. bisa gue laporkan ke polisi"ucap Taufan.
"mana bisa"timpal Halilintar
"ya bisa. kan ada gempa yang menyaksikan"ucap Taufan. reflek Gempa menuju dirinya sendiri.
"Lo jangan bawa-bawa adik waras gue."ucap Halilintar
"kalau gue benar-benar tiada apa yang akan lo lakuin tar?"tanya Taufan.
"tantu saja ikut lo ke akhirat"jawab Halilintar
Taufan yang mendengarnya langsung bergegas berdiri dan memeluk Halilintar dan di balas pelukan dari Halilintar.
gak jauh dari dou hujan itu terlihat ada keempat adik mereka menyaksikan drama gratis di depan mereka berempat.
"baru tau abang lili bisa meluk juga"ucap Thorn.
"salah satu rahasia besar seorang Halilintar sudah terungkap"ucap Solar
"ice gue juga mau di peluk oleh lo"minta Blaze kenapa Ice yang duduk di sampingnya.
"gue enggak mau"ucap Ice menolak, tapi tubuhnya melakukan hal yang berlawanan dari perkataannya. Ice memeluk Blaze dengan wajah dia sembunyikan di pundak Blaze.
Sementara Solar sudah menjadi korban pelukan kematian dari kakak hijaunya ini. Thorn dengan gemas mengusap-usapkan wajahnya ke lengan Solar. Solar hanya bisa pasrah dengan keadaannya ini, tapi dia menikmatinya.
"boleh gak buang saudara sendiri ke hutan Amazon?"tanya Solar.
"boleh"jawab Ice santai.
"iya kah?"tanya Solar.
Ice mengangguk lalu menarik baju Blaze seberti anak kucing. "gue aja mau buang ini ke gunung merapi"
"WOI TEGA LU NINGGALIN GUE!"teriak Blaze tidak terima
KAMU SEDANG MEMBACA
I will protect you (Gempa)
Fanfictionmengisahkan tentang seorang remaja yang bersumpah akan melindungi keluarganya apa pun yang terjadi. Perhatian! • Boboiboy hanya milik Monsta!. • hanya fiksi belakang. tidak ada kaitannya dengan komik atau animasi asilnya. • alur nya tidak jelas •...