01 [latihan]

262 29 0
                                    

gunung itu berdiri gagah di tengah hutan yang mengelilinginya. biru, putih, dan hijau berpadu menjadi satu menghasilkan pemandangan yang sangat indah. di tambah dengan hewan yang tinggal di dalamnya, sungguh menjadi keunikan sendiri.

di tengah kesunyian hutan terdapat dua orang yang berjalan di tengah hutan. terlihat dari ekspresi wajah mereka yang serius, bisa di pastikan ada maksud sediri kenapa mereka datang ke sini.

mereka berdua berhenti di depan air terjun yang mengalir deras, Gempa bisa merasakan percikan airnya dari tempat dia berdiri. padahal jarak air terjun dengan tempat Gempa berdiri berjarak beberapa meter, mungkin ada seratus meter seperti ya.

"lepas baju dan sepatu mu, gempa"perintah Amato.

Gempa mengangguk, dia melepaskan sepatu ,topi, kemeja coklat dan kaos merahnya lalu meletakkan di batu yang lumayan besar. sekarang Gempa hanya memakai celana panjang saja, dan tubuh bagian atas terbuka tanpa sehelai benang pun.

Amato melompat ke batu yang berada di tengah sungai, Gempa berdecak kagum melihat seberapa tinggi lompatan ayah nya.

"berjalan lah dari sana ke bawah air terjun, lalu duduk di bawahnya sampai waktu yang ditentukan"perintah Amato sembari menunjuk ke arah pohon yang tumbuh di pinggir sungai.

manik heterochromia Gempa terlihat gemetar, dia merasakan ini mustahil. bagiamana tidak, Gempa harus berjalan di tengah aliran sungai yang mengalir deras dan jarak antara pohon yang tumbuh di pinggir sungai dan air terjun itu sangat lah jauh.

jangan kan berhasil sampai di bawah air terjun, bisa bertahan di tengah sungai saja Gempa sudah sangat bersyukur.

Amato yang melihat Gempa masih berdiri di pinggir sungai mengambil batu kecil lalu melemparkannya ke Gempa. tentu saja itu membuat remaja itu kaget dan hampir saja jatuh ke dalam sungai.

"ada apa gempa?. cepat masuk dan mulai lah berjalan"perintah Amato.

dengan terpaksa Gempa menjalankan perintah ayahnya. baru saja kaki kanan nya menyentuh air sungai, Gempa langsung mengangkatnya kembali dan menggosok telapak kakinya yang terasa dingin. endah mengapa air sungai sangat dingin saat Gempa hendak masuk ke dalam nya.

Amato yang melihatnya hanya menghela nafas berat, dia melompat kembali ke pinggir sungai. Amato berjalan ke dalam hutan dengan membawa sebatang kayu.

"lakukan sampai kau bisa. ayah ada urusan sebentar"ucap Amato sebelum benar-benar mehilang di tempat lebatnya hutan.

Gempa menatap heran punggung ayahnya yang menjauh. perasaan bersalah muncul dalam diri remaja itu, dia berpikir pasti ayah nya kecewa terhadap dirinya karena gagal melaksanakan perintahnya.

"gue gak boleh menyerah, gue harus bisa sampai di batu di bawah air terjun itu"

dengan semangat yang menyala-nyala Gempa melompat ke dalam sungai, tapi sedetik kemudian dia di buat lemas oleh dinginnya air sungai. walaupun demikian Gempa tidak menyerang, dia mencoba berulang kali. satu dua kali Gempa jatuh dan terseret arus, tapi dengan cepat dia berdiri dan kembali berjalan.

tanpa Gempa sadari Amato memperhatikannya dari balik semak belukar. senyuman terukir di wajah nya melihat anaknya berusaha keras.

                             «««»»»

matahari berada tepat di atas kepala, membuat sebagian besar orang mengeluh kepanasan karenanya.

seorang remaja setia duduk di bawah air terjun yang mengalir deras menimba dirinya. remaja itu terlihat santai, dan tidak merasa kesusahan karena berat air yang jatuh dari tempat yang sangat tinggi itu.

I will protect you (Gempa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang