Justin life

1.2K 88 0
                                    

Malam penuh kabut, kedinginan di bawah guyuran hujan, berjalan dengan kaki terluka dengan tubuh penuh memar dan luka

Justin Cleo abimata Memasuki pekarangan rumah besar di depannya

Cklek

"Heh baru pulang Lo"

Justin menatap seorang lelaki yang berstatus sebagai abangnya berdiri di depan pintu dengan wajah sombongnya

"Minggir..."

"Ets, mau ngapain lu?"

Justin kembali berhenti ketika ia di dorong dengan kasar ke luar

"Mending lu pergi dari sini, jangan pernah pulang lagi"

Justin menatap wajah abangnya dengan datar

"Yaudah, gw mau ngambil baju gw dulu"

Namun tiba-tiba datang seorang pria dengan seorang gadis di dekatnya berjalan ke arahnya

"Anak sialan"

Pria yang berstatus sebagai ayah Justin menarik Justin masuk walau lantai sudah basah menyeretnya dengan paksa walau tak ada pemberontakan dari Justin sendiri

Brak!

Justin tersungkur dan membentur meja kayu yang usang ketika sang papa mendorongnya dengan wajah penuh amarah

Papa Gibran abimata, jujur saja Justin tak pernah menganggap pria ini sebagai papanya

"Dari mana saja kau!!"

Bentakan ia terima namun Justin hanya diam sudah terlalu terbiasa dengan kehidupan penuh luka 14 tahun hidup dengan sengsara di rumah neraka membuatnya terbiasa dengan segala makian dan pukulan yang ia dapatkan, semenjak lulus sekolah menengah akhir ia tak lagi peduli dengan segalanya

"Papa sudah kasihan kak Justin"

Gadis dengan rambut panjang terkepang dua menarik tangan ayahnya namun Justin tahu itu hanya pura-pura untuk membuatnya semakin sengsara, dari awal gadis cilik itu adalah penyebabnya mendapatkan perlakuan seperti ini

"Sayang kamu terlalu baik pada anak itu"

Pria yang di panggil papa mengelus rambut anaknya membuat Justin muak dengan segala drama yang di buat-buat oleh gadis itu

"Cih banyak drama"Justin berdiri menatap datar pada gadis bernama Ella emira abimata

"Jalang"

"Apa maksudmu kaparat!!"

Bugh!

Lelaki yang sendiri tadi diam di belakang maju dan memukul pipi Justin hingga sang empu tersungkur ke samping

"Apa kau tuli"

Walau sudah mendapatkan luka pada pipi tak membuat Justin takut sama sekali

"Sialan"

Lelaki dengan nama Juan bian abimata itu menarik kerah Justin dan memukulinya berkali-kali hingga Justin memuntahkan seteguk darah dari mulutnya

Justin terkekeh memegang dadanya dengan tatapan sinis ke arah Juan

"Dasar gila"

"andai Lu ga lahir pasti mama masih ada, andai lu ga lahir gw ga akan kehilangan mama gw"

Justin menatap Juan dengan tatapan tajam

"Lo pikir gw bahagia kehilangan mama?, Lo masih beruntung karena bisa ngerasain kasih sayang seorang ibu sialan!"

Bugh

Justin balas memukul rahang Juan tak peduli jika hari ini ia akan mati

"Berani Lo"

Kehidupan Kedua Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang