Mo curhat dikit, yawww.
Jadi aku udah nulis part ini dari beberapa hari yang lalu, trus pas aku mau ngelanjutin tiba-tiba SHOCK! karna draft nya gak ada😭Ternyata sesakit ini, ya, rasanya udah nulis tapi kehapus.
Itu aja, happy reading gayss~~
***
"Ini penjaganya sembunyiin bukunya atau gimana sih, perasaan dari tadi gue keliling gak dapat-dapat," gerutu Alisha.
Saat ini gadis itu tengah berada di Gramedia. Entah sudah berapa lama dia berputar mengelilingi tempat ini untuk mencari buku referensi tugasnya.
Matanya mengedar mencari titik yang akan ia geledah selanjutnya. Namun pemandangan seseorang yang tak asing menurutnya membuatnya salah fokus. Meskipun hanya setengah badan belakang orang itu yang dilihatnya.
Raut wajah terkejut tidak bisa disembunyikan kala Alisha mengintip wajah orang itu dari bawah, karna perbedaan tinggi mereka yang cukup jauh.
Bukan hanya orang itu, Alisha pun terkejut melihat buku yang sedang dibacanya.
Alisha langsung merebut buku itu. "Ternyata disini Lo sembunyi, gue cariin dari tadi juga," ucapnya pada buku tersebut.
Alisah seolah tersadar. Gadis itu segera mengembalikan buku kepada sang pemilik. "Selamat bertemu kembali, kak Ganesh. Maaf ya tadi lancang ngambil buku Lo, soalnya gue daritadi nyariin tu buku gak ketemu-temu. Hehe," ucapnya seraya mengangkat tangan membentuk huruf 'V' sebagai tanda permintaan maaf.
Ganesha hanya berdehem membalas ucapan Alisha. Ia tak berniat melanjutkan obrolan tak berfaedah ini. Semoga gadis itu paham, harapnya dalam hati.
"Lo sariawan, kak?" Tanya Alisha. Bukan maksud lain, hanya saja tiba-tiba terpikir seperti itu, karna Ganesha hanya berdehem jika ia mengajaknya mengobrol.
Harusnya Alisaha diberi kekuatan untuk dapat membaca isi hati orang biar gak salah paham.
Melihat Ganesha yang hanya diam tak menjawab, semakin membuat Alisha yakin dan percaya akan tebakannya.
Sebelum pergi, ia menyempatkan bertanya tempat dimana Ganesha mendapatkan buku itu. Setelah mendapatkannya gadis itu pun segera membayar buku dan novel yang di belinya lalu pergi keluar dari Gramedia.
Diam-diam Ganesha memperhatikan seluruh gerak-gerik Alisha sampai tak terlihat. Ia menghela nafas lega. Akhirnya gadis itu mengerti, batinnya.
Setelah mendapat sesuatu yang di carinya, ia kembali menemui Ganesha. Menarik laki-laki itu untuk duduk di tempat baca. Ganesha hanya diam mengikuti Alisha.
"Permisi ya," Alisha memegang bibir Ganesha mencari letak sariawan itu berada. Namun, tangannya langsung dicekal oleh Ganesha membuat pergerakannya terhenti.
Tatapan mata keduanya bertemu.
"Gak sopan!" Ketus Ganesha, menghempas tangan Alisha.
"Kan tadi udah permisi," lirih Alisha.
Gadis itu menatap Ganesha takut-takut.
"Gue kira Lo beneran sariawan. Habisnya Lo diam aja pas gue tanya. Terus juga ngasih petunjuk cuma pake dagu," ucap Alisha.
"Gue malas ngobrol sama orang yang berisik kaya Lo" sarkas Ganesha.
Jangan tanyakan bagaimana hatinya saat ini. Satu kalimat itu benar-benar menusuk ke dalam relung hatinya.
"K-kalo gue diam, Lo juga diam, kita gak akan bisa ngobrol dong," ucap Alisha.
Setelah mengucapkan itu, tiba-tiba Ganesha menarik tangannya keluar dari Gramedia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alisha: Dibalik Layar
Teen Fictionhello selamat datang dikarya aku🤩🤩 "Cinta adalah anugrah" -- Audoria Alisha Elvrete "Cinta adalah jebakan" -- Ganesha Xabilo Holiq ***** *Hanya cerita pasaran yang ditulis untuk mendapatkan ending yang memuaskan~ ******