Sincere or Not? [𝐏𝐀𝐑𝐓 𝟐]

57 11 4
                                    

  Ledakan dahsyat Bell Tree Express.
Itu lah bahan pembicaraan orang-orang pada saat ini yang ada di tokyo.
  Bagaimana dengan Alsean selepas kejadian buruk yang t'lah menimpa Alex tempo hari?
  Alsean kini selalu saja disalahkan. dalam hal apapun. Benar-benar dianggap tempat pelampiasan oleh para saudaranya, terutama oleh Archelion.

FLASHBACK AFTER TREE EXPRESS INCIDENT!

  Para penumpang yang kini dalam keadaan tertimpa nasib buruk itu kini telah dirawat di puskesmas terdekat setelah kejadian mengenaskan tersebut.
"Kak Alsean, nanti setelah sampai rumah jangan lupa minum obatnya ya" ujar perawat yang sibuk membalut luka yang ada di lengan tangan Alsean.
Alsean hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kalau boleh tau, ada berapa korban dari insiden ini?" tanya Alsean dengan raut masam.
"Kalau saya dengar, ada 12 penumpang yang terluka parah, dan 4 orang telah meninggal" jawab perawat itu sembari melihat tablet miliknya.
  "Kalau saya boleh tau, siapa saja yang telah meninggal? bisa sebut?"

  "Ada dua anak kembar bernama Katharina dan Gisella yang meninggal di bagian belakang kereta, ada seorang remaja perempuan bernama Fidella, dan satu lagi orang remaja laki-laki yang duduk dibagian tengah bernama, Solar" jelas Perawat itu.

  Alsean diam termenung.

  "Begitu ya, kalau begitu terimakasih ya atas perawatan ini"
   Belum sempat perawat itu menjawab, Alsean sudah berlari secepat kilat sembari membawa sekantong penuh berisi obat.

  "Gimana cara kasih tau yang lain ya? Be calm Alsean.
Mereka pasti bakal paham dengan apa yang terjadi. But, feeling ku.... sedikit buruk tentang ini"
  batin Alsean yang perlahan raut nya mulai tenang.

Dan, benar saja.

   Tak berselang lama.
Alsean sudah menginjakkan kaki nya di teras rumah.
   Raut Alsean benar-benar masam. Takut terjadi sesuatu yang tak ia sangka.

  Archelion membukakan pintu yang sedari awal terkunci.
  Archelion berdiri di ambang pintu sembari menatap Alsean tajam, sengit, seperti maut kan menjemput.

"Sean pulang, Bang"
"....."

  Archelion diam.
Tetap dengan tatapan tajam nya.
  Tatapan Archelion bagaikan pisau yang membelah separuh isi bumi sangking tajam nya.

  "Masuk. Gue udah tau kejadian nya. Adek bangsat"

   "Sean bisa jelasin, Bang. Alsean bakal jelasin" mohon Alsean penuh hasrat.

   "Terkadang diriku sadar. Bahwa manusia sampah layak nya dirimu tak dapat diharapkan sekali pun. Tak akan dapat sampai akhir hayat"

DEG!—

  "A-apa? . . .

FLASHBACK OFF!

  Alsean duduk di pinggir ranjang. Ia mengunci dirinya di dalam kamar. Ia terpikirkan oleh kata-kata Archel tadi. Namun ia wajarkan pula. Karena memang Alex adalah adik kesayangan Archelion sedari dulu.
  Archelion pun tak akan terima jika sesuatu hal buruk menimpa adik nya. Ia akan kecewa berat untuk suatu hal kecil. Jika hal sebesar ini? Diperhitungkan bagaimana rasa kecewa dan marah nya?

  "Ini salah Alsean. Eh, enggak. Ini bukan salah Alsean. Tapi, Alsean juga yang berada disana, jadi Sean yang salah? Ga bukan, tapi iya juga. Terus siapaa!??"
  gerutu Alsean dalam hati nya.

TOK! TOK!

  Terdengar suara ketukan pintu perlahan dari luar kamar Alsean.
  "Iya, sebentar" teriak nya.

  Alsean membukakan pintu untuk orang yang barusan saja mengetuk pintu kamarnya.
Terlihat seorang laki-laki yang terlihat cemas akan keadaan Alsean saat ini, Bagaskara.
  Bagaskara membawa makanan berisikan makanan favorit Alsean. Yaitu sepiring daging ayam dan separuh nasi.

"Askara? Masuk saja"

  Bagaskara duduk di tepian ranjang Alsean sembari bertanya kepada kupu-kupu biru mungil itu.

  "Bang Alsean, nangis aja. Askara tau Abang pingin nangis. Orang yang nangis itu bukan berarti lemah"
ucap Gempa agar Taufan sedikit merasa lega.

  Tanpa Alsean sadari, air mata lembut nya mulai berjatuhan dan mulai membuat diri nya meringis pelan.

  "As-Askara, tolong maafin Abang..." gumam Alsean terpatah-patah seraya menangis di pelukan hangat Bagaskara.
  "Askara tau perasaan Abang. Abang bisa nangis kapan aja ke Askara" ucap Askara sambil mengelus punggung Alsean dengan penuh kehangatan dan nyaman.

WOYH, INI BUKAN ADEGAN GAY YAA, MOHON DIPAHAMI NGGIH PARA BOYVERS.

Back To The Story!

  "Sekarang Abang harus tidur, besok kata Bang Archel kita bakal ke makam Alex" ujar Bagaskara yang mulai melepaskan pelukan hangat itu.
  "Iya Askara, makasih untuk semuanya"
jawab Alsean sembari mengusap air mata yg tertera di pipinya.

  Alsean melihat keluar jendela. Memandangi ribuan bintang yang terpapar di malam nya langit.

  "Aska, kalo Abang berada di antara bintang-bintang itu Askara pasti seneng kan?"

  "Abang ngomong apasih. Ga. Ga boleh, Bang. Abang ga boleh tinggalin Askara disini. Oke?"

  Tenang, menyinari langit malam. Rasanya, ingin sekali berada di antara bintang-bintang itu. . .

-----------------------------------------------------------------------------------

  Hari berganti.
  Malam sunyi dan gelap pun berubah menjadi sebuah sinar mentari indah yang amat cerah di pagi hari.

"Hari ini, ke makan Alex?"

YOO BROO BALIK LGI AMA AUTHOR AWOCKAWOCK. NAH AKU MIKIR NI GIMANA KALO YANG BACA TEMBUS 100 AKU BUATIN CHAPTER 2?

NTAR CERITA DI CHAPTER 2 TUH NANTI SETELAH TAUFAN MENINGGAL IA BAKAL REINKARNASI.

YOKK TEMBUS 100 PEMBACA AKU BIKININ CHAPTER 2 KUYY!!!





𝐇𝖾ꭑρ𝗂𝗌 𝐇υ𝗃α𐓣 [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang