1 - Prolog

319 168 53
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Semua nama, tempat dan alur cerita adalah fiksi. Apabila ada kesamaan, maka itu adalah hasil riset yang sesungguhnya oleh Author, bukan copas dari cerita orang lain⚠️
.
.
.

"Nona Ileana, katakan padaku apa yang membuatmu begitu membenciku? Selain bahwa ... aku adalah seorang bangsawan yang pernah menolak cintamu?"

Matanya kini menatap tajam pria itu. Pria yang hanya bisa menatapnya dengan seringai dalam dan mematikan. Itu sangat membuat hatinya semakin buruk. Hancur dan tidak beraturan. Serangan panik yang dia tahan, sepertinya hampir keluar dengan terus terang. Tapi, lagi dan lagi dia menahannya. Karena dia tidak ingin terlihat lemah di depan pria yang sangat kejam.

"Tuanku , aku membencimu karena ... kamu adalah seorang tentara. Bagiku, seorang tentara tidak lebih adalah pembunuh yang terbunuh. Dan kamu, adalah pembunuh yang akan terbunuh itu ..."

"Nona Ileana, apa kamu pikir tentara akan berperang dengan saling berbaik hati?"

"Tidak, kamu tidak mengerti Tuan."

"Nona Ileana, apa kamu tahu seperti apa itu seorang tentara?"

"Aku tahu, karena Ayahku, adalah seorang tentara. Dia lebih mementingkan negara daripada keluarganya. Dia tidak peduli dengan hidupnya, dia lebih memilih mati dalam keadaan yang mengenaskan, dia pembunuh yang terbunuh. Dan dia, tidak bisa melindungi Ibu dan aku."

Dia menarik nafas beratnya, kemudian perlahan melerai air mata dengan jari-jarinya. "Ibuku mati saat melindungiku. Tapi dimana Ayahku? Dia tidak ada di samping kami, lebih memilih perang yang tidak henti. Dan aku, harus kehilangan mereka."

Dia menatap kembali kepada wajah pria itu yang masih terdiam. "Bagimu, ini mungkin tidak ada artinya. Tapi bagiku, ini sangat berarti. Orang yang melindungi orang lain, ternyata tidak bisa melindungi dirinya sendiri. Padahal, diri sendiri adalah yang paling penting untuk diutamakan ... dan Ayahku, adalah orang itu."

***

"Nona Ileana ... satu malam saja," pintanya.

"Apa maksudmu?" Ileana bertanya dengan nafas yang terasa begitu berat.

"Izinkan aku merasakan setiap nafas beratmu itu, Ileana ..."

"Ahaha ... Tuan, sepertinya salah mengira. Ileana ini hanya mencintai Felix, dan sentuhan berharga ini kelak hanya untuk Felix."

Pada akhirnya dia tidak lagi ada dalam kesabaran sebagai seorang pria. Melihat Ileana begitu menggelikan di matanya, dia sendiri segera membanting tubuh Ileana untuk berbalik berada di bawahnya. Ileana sangat terkejut ketika dia melakukan itu.

"Jadi ... Nona Ileana tidak percaya kalau Tuannya bisa melakukan itu kapan saja? Mengambil sentuhan berharga itu?"

Ileana mengerjapkan mata beberapa kali walau masih mabuk. Dan dia sangat menyukai ketika Ileana bersikap seperti itu padanya. Bagai binatang buruan yang mati akibat tembakan pelurunya.

"Nona Ileana ..." Dia membelai wajah Ileana hingga membuat wanita itu kikuk di hadapannya.

"Ileana ..."

"Ileana ..."

.
.
.

This story only for 18+
In certain chapters there will be scenes of sexual, mental and physical violence. Please be wise in choosing reading material⚠️

Nona IleanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang