9 - Musim dingin dan gadis kecil masalalu

52 34 20
                                    

Hal-hal yang selalu kubenci dan bertemu di tempat seperti ini, adalah selalu kamu orangnya...

Hal-hal yang selalu kubenci dan bertemu di tempat seperti ini, adalah selalu kamu orangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Penantian panjang untuk bisa kembali ke rumah dan mengisi tahta yang telah lama kosong. Seorang Marquess yang ditunggu kedatangannya, akan menjadi kebanggaan kerajaan karena berhasil menyelesaikan pendidikan militer selama bertahun-tahun lamanya. Normandd Roderick Quilon, telah datang ke istana Hohenzollern, resmi sebagai Perwira Mayor Angkatan Darat, sekaligus Marquess dari Württemberg.

Masa-masa ini, adalah menjadi kejayaan bagi Normandd. Selain karena usaha keluarga yang sukses, juga kursi yang ditempatinya sebagai bangsawan bergengsi, akan membawanya pada kekuasaan tidak terganti. Normandd, akan menjalani hari-harinya yang lebih berarti.

Walau, sebenarnya dia jenuh. Hatinya selalu kosong tidak terisi oleh perasaan yang begitu diinginkannya. Cinta, apalah arti cinta bagi seorang Marquess selain hanya menginginkan kekuasaan. Bagi Normandd, tidak ada yang lebih daripada sebuah kejayaan. Karena adanya kejayaan, maka apapun bisa dimilikinya dengan mudah. Hal itu, sampai membuatnya masih sendiri di umur yang sangat dewasa saat ini.

Setelah keluar dari istana karena sambutan pertama kehadirannya di sana, dia segera masuk ke dalam mobil untuk melanjutkan perjalanan menuju Württemberg, rumah istananya. Dan hari esok, mungkin akan diadakan pesta besar di rumah itu. Pesta yang akan menyambut kehadirannya sebagai penguasa pada sebelum-sebelumnya.

Saat hampir tiba, Normandd merasa lebih lelah. Dia, tidak lagi ingin duduk lama di dalam mobil. Dia merasa, ingin mencari udara dingin dengan berjalan-jalan sebentar menuju gerbang. Dan meminta supir untuk memberhentikan mobil tepat di depan sebuah gedung kosong yang tidak berpenghuni. Karena disitulah, tempat yang bagus untuk berjalan kaki melewati setiap hembusan angin yang mengiringi.

"Pak Hermand, aku akan turun sebentar," ucapnya kepada Hermand yang duduk di depan bersama supir.

"Baik, Tuan."

Mobil pun turun tepat di pinggir jalan gedung kosong itu. Perlahan, dia menurunkan kakinya, keluar sendiri dari mobil tanpa bantuan Hermand yang biasa membukakan pintu mobilnya. Mungkin, karena ajaran militer yang sudah membelenggunya. Dia menjadi seseorang yang lebih dewasa dan tidak ingin merepotkan lagi.

"Pak Hermand, kamu bisa mengikutiku. Tapi, jangan dekati aku," ucapnya lagi kepada Hermand. Tatapan wajahnya sangat halus, selembut hembusan angin salju yang menerpanya.

"Baik, Tuan. Saya akan berjalan lebih lambat di belakang."

Kini langkahnya telah berjalan jauh dari mobil. Dia berjalan menikmati hembusan angin yang sejuk. Dingin, namun tidak begitu beku. Hingga yang dirasakannya hanya sekedar, kedamaian yang menyatu. Bersama keindahan alam Württemberg yang hampir tidak pernah dilihatnya lagi.

Nona IleanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang