Ileana, sebenarnya aku mencintaimu ...
.
.
.Tempat perapian yang hangat untuk ruangan sebesar Pavilliun rumahnya. Normandd, menatap warna jingga yang semakin lama semakin banyak di dalam kamarnya. Mengingat kejadian yang pernah membelenggu hatinya. Wanita, yang hampir membuatnya menjadi setengah gila. Tapi, dia sangat menyukainya. Melihat bagaimana wajah wanita itu disentuh olehnya, seakan membuat hasratnya kembali terangkat. Dia jadi ingin kembali melakukannya.
Ketika pulang dari istana hari ini, dia tidak bisa menahan rasa ingin bertemunya lagi dengan Ileana. Tetapi dia tahu, bahwa setelah kejadian kemarin, Ileana pasti tidak akan mau melihatnya. Maka dari itu, sekarang rencananya hanya perlu mengenai kondisi ke depannya.
Ketika dia mengingat dirinya adalah seorang Marquess yang bertahta, dia menyadari bahwa itu tidak selamanya akan ada. Bagaimana jika, dia bisa memiliki keduanya? Memiliki kekuasaan dan wanita itu untuk dirinya?
Benar, itu adalah hal yang bagus ketika dipikirkan. Bukan hal awal yang membuatnya pada rasa ketakutan. Dia memiliki segalanya, dan dia juga ingin mendapat wanita itu sepenuhnya. Ileana, harus menjadi miliknya bersamaan dengan setiap harta yang dia punya.
"Aku akan memilikimu Ileana, bagaimana pun caranya." Bahkan dia terus bergumam sambil menatap perapian itu. Semakin malam semakin dingin, karena sambutan embun pagi yang sebentar lagi menghampiri.
Namun, dia kembali teringat dengan pertemuannya bersama Felix. Putra Mahkota Klevin memang menyuruhnya untuk mencari beberapa polisi yang bisa diikutsertakan dalam pelatihan di markas besar Kranenburg. Dan saat dia berkunjung ke kantor polisi kerajaan, dia tidak sengaja melihat Felix. Sehingga, tawaran itu dia berikan kepada Felix.
Tapi, mengingat kalau Felix adalah sahabat Ileana, itu berarti jika Felix pergi ke sana, maka Ileana akan sendiri lagi bukan? Dan itu adalah kesempatan yang bagus untuk mendekati Ileana tanpa diganggu oleh orang lain lagi, termasuk Felix.
'Aku tidak menyangka kesempatan ini begitu kebetulan'
Dia juga berseringai sambil menatap langit yang semakin lama semakin terang. Karena, malam ini dia tidak tidur. Dia masih bercengkrama dengan pikiran-pikiran yang menggema di hatinya. Tetapi, itu justru malah menyenangkan dirinya.
Ketika perapian sudah mati, dia duduk di sofanya. Meluruskan kaki panjangnya di atas sofa dan terlelap begitu saja. Tangannya juga menyilang di dada. Sepertinya, dia harus tidur sejenak walau pagi ini akan kembali beraktivitas. Setidaknya, dia butuh waktu 30 menit untuk memejamkan matanya.
"Tuan!"
Benar saja, baru memejamkan mata sebentar, Hermand sudah datang menghampirinya. Seperti akan membawa informasi yang membangunkan tidurnya.
"Apakah Tuan baru akan tidur?" tanya Hermand padanya dengan sangat sopan.
"Ya, aku baru akan tidur," jawabnya dengan suara yang serak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nona Ileana
RomancePemberitahuan, novel ini HIATUS di wattpad ya. Dan sedang berlangsung di AU tiktok aku @ruangtitik_official dengan judul terbarunya "Rosa Lilien" *** "Because love never looks at the throne, Ileana. If the answer is you, then it has to be you." -Nor...