Rumah Nenek

274 41 16
                                    

Pagi ini mereka semua sudah bersiap-siap untuk check-out. [name] sudah berada di lift dan ingin turun ke lobby. Mereka semua sudah berjanji, di pukul 7 mereka harus sudah berkumpul di lobby hotel.

Baru turun satu lantai, lift sudah berhenti menandakan ada seseorang yang akan masuk ke dalam. Saat pintu lift terbuka, netra gadis itu menangkap seorang pria cantik.

"Oh?"

"Pagi Hyung Seok!" sapa [name] ke Hyung Seok yang sedang sendirian.

Hyung Seok tersenyum, ia berjalan masuk ke dalam, "pagi juga, [name]!"

Pintu lift kembali tertutup dan bergerak turun menuju lobby.

[name] menaikkan satu alisnya kala merasa janggal, ia menatap Hyung Seok, "dimana Jay? Kamu gak bareng sama dia?"

Hyung Seok menjawab, "katanya ada yang kelupaan, jadi dia minta aku duluan saja."

[name] mengangguk kecil, "owhh."

Ting!

Lift berhenti menandakan mereka sudah sampai di lobby. Pintu lift terbuka. Mereka berdua berjalan keluar menuju ruang tunggu hotel.

Di ruang tunggu, mereka berdua melihat semua temannya sudah berkumpul.

Hyung Seok jelas heran, ia pun bertanya pada Jay, "kok kamu sudah ada disini?"

Jay menjelaskan, "..."

Hyung Seok mengangguk paham, "ooh! Jadi, kamu tadi pakai lift yang lain?"

Jay mengangguk.

[name] dan hampir semua orang bingung melihat interaksi sepihak itu.

[name] menyatukan kedua tangannya untuk mengambil perhatian, "nah, jadi karna kita gak punya banyak waktu. Ayo, kita beli sesuatu untuk dimakan di kereta. Kereta kita bakal berangkat jam 8. Aku ambil yang pagi agar kita bisa segera menyelesaikan semua ini. Tidak apa, kan?"

Beberapa dari mereka mengangguk. Dan ada yang terlihat sedih. Terutama Jihoon dan Jonggun. Ntah, kenapa mereka berdua ini. [name] gak paham, tapi readers paham, kan?

[name] mengernyit heran saat melihat ekspresi Jihoon, apalagi Jonggun yang terang-terangan menunjukkan ekspresi sedih, 'kaya bukan Jonggun njir...'

[name] tersadar saat melihat mereka, ia tersenyum bangga, "ooh~ Kalian memakai masker seperti intruksi ku ya~ Anak pintar~"

Terlihat semburat merah di pipi Jihoon, dia senang karna dipuji sama [name]. Padahal di dunianya juga dia memang harus selalu menutupi identitasnya.

Vasco memekik senang, "benarkah, aku pintar?! Orang lain selalu bilang aku bodoh soalnya!"

[name] tertawa canggung, 'aduh... Kamu sih polos menyerempet bodoh, Vas...'

Hobin kini bertanya pada [name], "kita ke sana naik apa?"

[name] berkacak pinggang dan tersenyum lebar, "jalan kaki dong!"

Zin mengernyit, "apa?! Kenapa?? Itu pasti melelahkan."

[name] menatap remeh Zin, "hee~ Aku gak tau. Si petinju Lee Zin itu lemah~"

Zin menatap tajam [name], lalu ia menyeringai, "heh? Lemah? Lihat saja. Siapa duluan yang kelelahan."

[name] menyeringai, "oke! Siapa takut!"

Terlihat percikan listrik diantara mata mereka berdua.

Hyung Seok tersenyum canggung. Kemudian ia bertanya pada mereka, "jadi... Kapan kita akan berangkat?"

...WTF?!?!. Lookism x Female Reader.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang