Mengamankan jalanan

144 13 0
                                    

Haizar memasukkan ponselnya kembali ke saku jaket setelah memberi kabar, pandangannya kembali dia edarkan di sepanjang jalan dengan posisi masih duduk di atas motor Ducatti putihnya.

Helaan nafas terdengar kasar, pemuda berjaket kulit mendengus ekspresi kesalnya berubah datar saat melihat tiga motor Ducatti monster merah mendekat.

"Sorry telat" ucap pemotor dengan posisi tengah sembari membuka helmnya.

"Ck, minggu gue denger aya nu rek tawuran di sekitar gedung sate" Haizar itu gak suka basa basi jadi to the point aja sama dia mah.

Tiga pemuda yang tak lain anggota Lavaska Riki, Jaya, dan Hendra.

"Alaska sama Fatih, tugas kalian amankan dan kalau bisa perlambat di daerah Jalan braga ke depan." ketiganya mengangguk paham

"Alaska udah tau geng Fatih gabung sama Barudak Bandung ??" tanya Riki di jawab anggukan oleh pemimpin Barudak Bandung itu.

"Ingat selalu waspada dan jaga satu anggota permata yang turun nanti malam."

.
.
.
.
.
.
.

Setelah urusannya selesai Haizar segera pulang karena sudah lewat adzan isya.



Cklek...

20 menit pemuda tan itu keluar dari kamar dengan pakaian santai dan anduk yang mengalung di lehernya

"Udah isya ??" tanyanya pada enam saudaranya yang ternyata tengah berkumpul di ruang keluarga.

"Sudah Lead" jawab keenamnya kompak membuat senyum di bibir Haizar semakin mengembang.

'Ya Allah perkuat ikatan persaudaraan kami'






Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam tapi entah mengapa dua roommate kamar satu masih betah membuka matanya.

"Zar" panggil Mahes

"Ya bang ??"

Haizar menduduk kan dirinya di kasur dan menyimpan ponselnya di nakas

"Kalo lo lagi ragu sama sesuatu lo harus gimana ??" pemuda tan itu tersenyum

"Cari di dalam diri lo apa yang lo raguin dan apa yang lo mau, hidup itu singkat jadi perbanyak amalan dan buat diri lo bahagia

Lakuin apa yang lo mau dan pastikan lo gak akan menyesal setelahnya, kalo gue sih biasanya lakuin apa yang gue raguin jadi gue bakal tau gue bener bisa di sana atau ngak, rugi atau ngak, sanggup atau ngak dan gue tau apa yang gue raguin selama ini."







Mahesa menyesap pod nya sembari menatap langit malam di balkon kamar .

Brummm

Deru khas motor Zx memancing atensi Mahes membuat pemuda itu mengeryit, setaunya yang punya Zx di gedung ini hanya Cakra, Natha, Reyza dan....

Aria (?)

"Masa iya dia pergi tengah malam gini, gak mungkin lah"

.
.
.
.

Minggu 17:30WIB.

Basecamp Seven Star Caffe yang pemiliknya yang tak lain adalah tujuh panglima Bandung kini di penuhi oleh sekelompok pemuda berjaket hitam dengan logo tengkorak.

"Kita cuma punya waktu setengah jam sebelum turun, jadi kita mulai saja rapatnya" Rey membuka suara dengan cukup lantang membuat semua atensi beralih pada tujuh panglima mereka yang berdiri di depan meja barista.

Seringai kecil muncul di bibir tipis seseorang yang duduk di balik meja ruang khusus pemilik.

"...intinya gak ada yang bawa senjata tajam kecuali mendesak. Paham ?"

Barudak Bandung ||Haechan X DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang