Ruang Operasi

201 12 0
                                    

Tujuh panglima terjun ke jalanan sukses membuat kota kembang geger.

"MOHON PERHATIANNYA, KAMI MEMBLOKIR JALANAN MENUJU GEDUNG SATE UNTUK SATU JAM KE DEPAN"

Suara itu berasal dari pengeras suara di mobil lamborghini aventador yang berada di belakang yang juga di kawal oleh beberapa anggota kepolisian.

Lengan Haizar terangkat memberi kode pada pengendara lain untuk menyingkir dan berhenti

"SEKALI LAGI MOHON BANTUANNYA UNTUK BERHENTI SEJENAK DAN MEMUTAR BALIK ARAH, MOHON MAAF JIKA MENGANGGU KARENA JALANAN BRAGA HINGGA GEDUNG SATE AKAN KAMI BLOKIR"








"Mereka datang"

"Bagus"

"Rencana A kita putar ke rencana A+"

"Siap capt"



Denting logam saling beradu menjadi backvocal dari eranggan dan ringgisan puluhan pemuda berjaket Putih dan Merah, tak jauh dari sana puluhan motor sport berjejer memblokir jalanan

Tatapan tajam penuh dendam saling beradu dengan ganas di selingi dengan bogem mentah dan tendangan yang saling menghantam mencari titik fatal dari musuh.

"Bajingan"

Bugh

"Lo siapa anjing gue gak ada urusan sama bocah kayak lo"

Cakra menangkis serangan orang yang menjadi lawan tarungnya.

"Berhenti untuk saling menyakiti, sesungguhnya azab Allah jauh lebih pedih dari pukulan manusia"

"Berengsek"

Brakk

"Sialan"

Jeandra melayangkan bogem mentah saat wajah tampannya mendapat tinjuan mendadak dari seorang lelaki berwajah bocah.

Bugh

"Anjing"

"Jangan cari anjing kalo anjingnya ada di sifat bajingan lo itu"

Bugh

Natha terpental menabrak trotoar, pemuda itu mengusap sudut bibirnya yang robek

"Tindakan lo semua gak bisa di benarkan dalam alasan apapun, harusnya lo tau kalau kami sudah turun artinya kalian sudah melewati batas dengan menyebabkan terancamnya keamanan masyarakat"

Yang di nasehati tak terima dan menggelap hendak melayangkan pukulannya kembali.

"Mati lo anjing"

Bugh

Rendika lebih dulu melayangkan pukulan pada pemuda itu dan menolong Natha.


Sumpah serapah saling bersahutan dengan segala umpatan dan hinaan, Haizar mengelus dada melihat tawuran berskala besar yang berkemungkinan menewaskan beberapa orang, baru kali ini dia menangani tawuran yang jauh lebih gila dari tawuranya dulu di golden age.

"Bismillah"

Bugh...

Bugh.....

Bugh..

Dung....

Brakkk..

Tubuh seorang remaja menabrak pagar, wajah babak belur dengan tampilan acak acakan terduduk lemah karena tinjuan dan tendangan yang menghantamnya bertubi tubi.

Barudak Bandung ||Haechan X DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang