Marvi, Ruby's here!

712 32 3
                                    

1.{Crazy Idea}

...


"KATANYA CINTA KU BERLEBIHANNNNN!!! CEMBURUKU TAAAKK BERALASANNN.. BAGAIKAN BURUNG DALAM SANGKAAR.. MAAFKANN AKU SAYANGGG!!!"

"RUBY BANGSATT.. BERISIK LU SETAN!!"

Orang yang dipanggil Ruby menolehkan wajahnya pada orang yang duduk tepat di bangku depan pojok tepat dekat meja guru.
Berhadap-hadapan.

Dengan wajah sok sangarnya, dia menatap sinis pada orang itu.

"Iri aja sih lo Rahen bangke!!" Balasnya.

"Suara buriq, sok nyanyi!!" Rahen.

Sedangkan penghuni kelas disana sudah menganggap hal biasa dengan kedua manusia seperti Ruby dan Rahen.

Dua R yang menyebalkan.

Mereka berdua besti, tapi mereka bukannya akur justru lebih sering bertengkar.

Itulah sebabnya Rahen dipindahkan duduk tepat di depan meja guru.

Sedang Ruby masih setia berada di bangku ke tiga dibarisan yang bersebrangan jauh dari barisan bangku Rahen.

Ya, itu satu-satunya cara memisahkan mereka. Setidaknya selama jam pelajaran berlangsung.

Mereka sangat berisik.

Tidak ada kedamaian selama mereka bersatu.

...




"Huhu.."

"Apasih,alay lu anying!"

Ruby bukannya menyingkir justru semakin bergelayut di lengan Rahen.
Membuat Rahen ingin sekali menguncalkan temannya itu ke dunia isekai.

"Ngapa lo! Ditolak Marvi lagi lu!!"

Ruby semakin mengencangkan suara tangis bohongannya.. "huaaaaaa !!!"

Rahen menggertakkan giginya marah.

Bukan,

Bukan karena mendengar tangisan pilu Ruby, melainkan ingus Ruby yang di sisihkan pada lengan bajunya.

"Ruby bangkee!!!! Nyingkir kagak lo!!! Baju gua lebih mahal timbang kisah cinta perhumuan lu!!" Kesalnya.

Ruby menurut, Rahen mengerutkan keningnya 'tumben' pikirnya.

"Gini banget jadi cowok manis kayak gua, di tolak mulu ma Marvi sanking gua terlalu gemesin kali ya gua.." katanya pede.

Rahen berdecih "pantesan Marvi kagak mau ma lu, orang jadi boty narsis banget"

"Gua ga boty anjirr, liat gua lakik banget malahan ini" Ruby menunjukkan otot-otot nya yang memang sedikit menonjol.

"Serah" Rahen menyerah, merasa jengah dengan tingkat keunikan yang dimiliki Ruby.

Ruby mendengus.. "huh.."

Rahen yang awalnya tidak peduli, tiba-tiba terlintas ide gila di pikiran nya.

"Gua ada ide" Rahen mengacungkan jari telunjuknya ke atas tepat di depan wajah Ruby.

"Paan!" Ruby.

"Dari pada cinta lu kena tolak mulu, gimana kalo lu pelet dia aja" Rahen menunjukkan wajah serius nya.

Ruby memicingkan matanya ragu.

"Wah wah.. lu ngajarin gua sesat!! Tapi dukun mana yang kira-kira hebat dalam perpeletan njirr" Ruby.

Rahen menyentil jidat Ruby kesal.

"Awh.. pedih kampret" sungut Ruby.

"Sok si paling sesat, tapi mau juga.. tai bet lo" protes Rahen.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

One Two Shoot [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang