8

411 29 5
                                    

*. : 。✿ * ゚ * .: 。 ✿ * ゚  * . : 。 ✿ *

Karena para bocah-bocah memilih tidur bersama Grandma dan Grandpa mereka di kamar utama, Haqila mengusulkan untuk para Ibu muda tidur bersama di depan televisi. Dengan kompak menolak kehadiran para suami, alhasil mereka para pria tidur di halaman belakang dengan modal tenda, layaknya mereka yang kemping di hutan.

Para wanita sebelum tidur melakukan rutinitas perempuan cuci muka bersama, sikat gigi bersama, maskeran dan bahkan melakukan hias kuku bersama, mereka semakin akrab mengingat dari muda sudah saling kenal.

Tawa mereka terdengar sampai kehalaman belakang, membuat pria menjadi pundung.

"Sudahlah, ayo kita tidur." ajak Matteo

"Ini semua salah Kakak ipar, aissh!" ucap tak rela Syazwan. Matteo seketika menatap tajam pada Syazwan karena menyebutkan istrinya, Haqila.

"Itu salahmu sendiri, tidak cukup ngangenin. Makanya istrimu juga mau-mau saja tidur bareng. Dan mengabaikanmu." ucap Matteo

"Tidak. Itu karena Bang Matt yang nggak kuat untuk bersama Kakak ipar." tolak Syazwan.

Theodore mengabaikan mereka masuk ke dalam tenda tampa banyak omongan, disusul Jigme yang ikut berbaring di samping Theodore.

Jigme yang mendapatkan tatapan dari Theodore menaikan satu alisnya.
"Tidak ada tempat lain lagi! Aku terlalu malas berdekatan dengan Saz," ucap Jigme yang sadar maksud tatapan Theodore.

Theodore melirik tempat yang lain, membuat Jigme kembali bersua.
"Aku juga tidak mau berdekatan dengan Bang Matt," ucap Jigme.

"Kenapa?!" ucap serempak Matteo dan Syazwan menatap nyalang pada Jigme.

"Hhah~"

"Jawab!" ucap Matteo dan Syazwan bersamaan.

"Kalian berisik!" ucap Jigme yang memunggungi Matteo, Syazwan dan Theodore.

"Ayo segera berbaring." ucap Matteo mengambil tempat dipaling ujung.

Setegah jam berlalu, Matteo terbangun merapikan tata letak selimut masing-masing adiknya, menarik selimut untuk menutupi tubuh Jigme, Theodore, dan Syazwan.

Namun begitu selesai dengan pekerjaannya, mata ketiga pria itu menatap Matteo.

Mengetahui dirinya yang tertangkap basah, membuat Matteo tersenyum canggung dan berdeham memperbaiki posisi baringannya dengan nyaman memejamkan matanya seakan tak terjadi apapun.

Syazwan langsung bangun lalu memamerkan lengan atasnya yang sudah berbentuk.

"Lihat.. Keren kan keren..?" ucap Syazwan

"Cih!" ucap Jigme meremehkan.

Theodore hanya menatap mereka dalam diam.

"Sudah hentikan," ucap Matteo yang memejamkan matanya.

Jigme menertawai Syazwan yang mendapatkan teguran, karena merasa kesal Syazwan melemparkan bantal pada Kakak keduanya itu, Jigme yang tidak Terima pun ikut membalas hingga keduanya saling berperang.

Theodore yang berada di tengah keduanya segera menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Gelutan masih berlanjut bahkan membuat tenda tergoyang beberapa kali.

"Ck!" decak kesal Theodore, sama halnya dengan Matteo.

"HENTIKAN!" ucap Matteo.

BUG! BUG!

Masing-masing mendapatkan geplakan kepala dari tangan si sulung, membuat kedua orang merusuh tersebut langsung terdiam.

"Liat, kalian tidak malu dengan Theo?! Kalian ini.." ucap Matteo

"Lebih bagus kalau si pendek Bibi ikut sih, pasti lebih enak menyiksanya," ucap Jigme, di angguki setuju oleh Syazwan.

Mendengar istrinya yang akan menjadi tumbal membuat Theodore langsung kesal dengan entengnya tangan Theodore memukul kepala belakang Jigme, dan Syazwan.

Membuat ketiga Kakak Biilaicca terkejut.

"THEO!" teriak serempak ketiga Kakak Biilaicca. Sementara Theodore langsung berlari menyelamatkan dirinya dari amukan katiga iparnya.













જ⁀➴Last..

🎉 Kamu telah selesai membaca 𝐋𝐚𝐬𝐭 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐜𝐞 ✔ 🎉
𝐋𝐚𝐬𝐭 𝐂𝐡𝐚𝐧𝐜𝐞 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang